Happy Reading All
--------------------------------------
------------------
______Tepat saat jam istirahat, Aini bergegas ke kantin untuk makan siang sembari menenteng sebuah paper bag berwarna hitam, karena ia berencana akan menyerahkan jas milik Zain seusai dari kantin.
Sampai disana, Aini langsung memesan soto mie dan juga segelas teh tawar panas.
Kemudian, ia memilih duduk dipojokan bersama Rida salah satu suster yang bekerja disini."Kenapa mbak, mukanya ditekuk gitu?" tanya Aini pada Rida yang terlihat kusut.
"Tahu gak Ni, aku kesel banget!"
"Kesel kenapa mbak?"
"Barusan ada bayi sepuluh bulanan yang tersedak bakso, dari mulutnya udah keluar sedikit darah, karena itu bakso sudah menghalangi jalan napasnya, lihat kondisi bayi tadi yang sangat mengkhawatirkan mbak langsung inget anak mbak yang dirumah, kasian banget.
Untungnya dr Budi cepat ngasih tindakan, dan alhamdulillah tuh bakso bisa keluar. Gak habis pikir tuh sama orang tua bocah, anak kecil dikasih bakso," ucap Rida berapi-api."Makanya, sebagai orang tua, kita harus lebih hati-hati dalam memilah makanan apa saja yang bisa diberikan untuk anak, harus tepat sesuai usianya, dan juga memperhatikan kandungan gizinya, kerongkongan bayi dibawah satu tahun itu kecil, lagi pula kemampuannya menelannya gak sama kaya orang dewasa, mudah-mudahan kejadian ini jadi perhatian untuk kita semua agar lebih berhati-hati lagi memberikan makanan untuk anak."
"Mbak udah selesai Aini, mbak duluan ya," pamit Rida pada Aini sembari membawa piring bekas ia makan menuju kasir.
"Iya mbak."
Aini kembali melanjutkan makan siangnya selepas kepergian Rida, soto mie di kantin rumah sakit ini memang paling juara menurut lidah Aini karena rasanya sangat nikmat, ditambah dengan satu gelas tinggi teh tawar panas, membuat perut Aini yang dari tadi meronta untuk dikasih jatah langsung diam seketika.
"Alhamdulillahilladzii ath'amana wasaqana waja'alana minal muslimiin," do'a Aini selepas menghabiskan soto mie nya.
Setelah membayar makan siangnya Aini bergegas melalui lorong rumah sakit menuju ruangan pemilik rumah sakit ini. Tadinya Aini akan ke ruangan direktur baru itu sendiri, akan tetapi ia urungkan niatnya, dan lebih memilih menitipkan apa yang harus dikembalikannya pada OB rumah sakit ini.
Aini mengambil handphone di saku bajunya, kemudian mengetik sesuatu dan mengirimkannya pada Arvi. Setelah itu, Aini kembali ke ruangannya.
Tepat saat jam pergantian shift, Arvi sudah menunggu Aini di parkiran. Pria itu kemudian membukakan pintu mobil untuk Aini dan berputar menuju kemudinya. Arvi pun menuju tempat yang telah ditentukan oleh Aini, pada saat gadis itu memberikan pesan siang tadi.
Aini kini duduk dibangku taman, dengan Arvi yang berada dihadapannya.
"Bang, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Aini memberanikan dirinya menatap Arvi.
"Iya, tanyakan saja," Arvi menganggukan kepalanya.
"Apa alasan abang menerima perjodohan orang tua kita?" Arvi menautkan alisnya, ia tidak tahu kalau Aini akan menanyakan hal ini.
"Abang ingin orang tua kita bahagia, abang-" belum
sempat Arvi menyelesaikan kalimatnya, Aini lebih dahulu menyelanya.
"Aku mau jujur satu hal sama abang," ucap Aini dengan tegas.
"Maafkan aku bang, sebelumnya aku telah lama mencintai orang lain," meski Arvi sudah lama mengetahui hal itu, tetap saja mendengar secara langsung pengakuan Aini membuat hatinya merasa sakit sekaligus sesak. Arvi mengepal tangannya dengan kuat, wajahnya merah padam, ia marah, marah pada dirinya sendiri. Andai saja ia yang lebih dahulu ada dalam kehidupan Aini, apakah gadis itu akan menjadi miliknya? Kenapa takdir selalu mempermainkan dirinya seperti ini?
Dahulu Raina, sekarang Aini.
Apakah Aini akan pergi seperti Raina yang meninggalkannya ketika orang yang dicintainya datang kembali?
Apakah Aini akan menjauh dari hidupnya, padahal esok adalah malam pertunangan mereka?
TBC
Kali ini sengaja pendek banget, kalau vote sama komment banyak. Bab selanjutnya tinggal publish.
Selamat malam minggu MBLO
Babay
Publish
07 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halalku
SpiritualAini Fatimatuz Zahra, seorang asisten apoteker yang bekerja disalah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Hidupnya biasa-biasa saja datar tak bermakna, namun hidupnya berubah, saat tiba-tiba harus dijodohkan dengan pria pilihan abinya. Namun, saat ia...