19

22.3K 1.2K 70
                                    

Happy Reading All

_________________________
____________________
____

Hampir setiap hari, selepas kepulangan Aini dari Bogor kala itu, tak pernah ia tinggalkan istikharah disetiap qiyamul lailnya. Dan hari ini, ia sudah membulatkan keputusannya untuk memilih Arvi sebagai pendamping hidupnya. Aini bertekad untuk melupakan masa lalunya, dan mulai membuka hatinya untuk Arvi.

Awalnya Aini akan mengembalikan jas milik Zain itu sendiri, akan tetapi ia mengurungkan niatnya. Ia takut, jika bertemu dengan pria itu akan melemahkan dirinya. 

Bukan hanya jas yang Aini kembalikan, melainkan juga sehelai kain berwarna putih, dan juga selembar surat yang ia terima lima tahun lalu, yang Aini satukan kedalam satu paper bag berwarna hitam. Selepas menitipkan paper bag itu kepada Diman, salah satu karyawan rumah sakit ini, Aini mengambil handphone disaku kemeja kerjanya, kemudian mengirim pesan pada Arvi. Aini segera kembali keruangannya dan menyerahkan surat resignnya pada bu Nispi selaku Apoteker Instalasi Farmasi rumah sakit ini. Nispi hanya mengetahui, kalau alasan Aini mengundurkan diri karena akan melanjutkan studinya juga menikah dengan dokter Arvi, Apoteker itu hanya tidak menyangka kalau semuanya akan terjadi secepat ini.

"Maafin ibu ya Ni, kalau selama kamu kerja disini, ibu ada salah sama kamu."

"Ibu jangan bilang seperti itu, justru Aini yang minta maaf sama ibu, karena tidak menjadi asisten yang baik buat ibu, dan partner kerja yang baik buat temen-temen semuanya. Terimakasih ya bu Nispi, selama ini ibu sudah memberikan banyak ilmu buat Aini."

"Sama-sama."

Aini mengambil beberapa lembar undangan dari dalam tasnya.

"Besok malam ya Aini?" tanya Nispi saat melihat undangan yang ada ditangan Aini.

"Iya bu, jangan lupa untuk datang ya bu, Ainin sangat menunggu kedatangan ibu dan temen-temen," ucap Aini seraya menyerahkan undangan itu kepada Nispi, dan asisten apoteke yang lain.

"In sha Allah ibu datang Ni."

"Fir, aku nitip buat bu Leli sama nurse yang lainnya ya," ucap Aini saat menitipkan sisa undangan pada Syafiera.

"Siap Fa."

Tepat saat pergantian shift, Aini segera mengambil tasnya kemudian menuju parkiran, ia menemukan Arvi sedang bersandar disamping mobilnya.
Melihat Aini datang, Arvi membukakan pintu untuk Aini, kemudian mengitari mobilnya dan duduk mengambil kemudi, Arvi melajukan mobilnya ke tempat yang Aini pinta.

Rupanya Aini mengajak Arvi ke suatu taman yang tidak terlalu ramai orang, Aini duduk disalah satu bangku taman kemudian Arvi dudul dihadapan Aini.

Arvi dapat melihat kalau Aini gemetar, dilihat gadisnya itu yang mengambil napas berulang-ulang, ia terlihat gelisah dan seperti mencemaskan sesuatu.

A

ini berdeham,kemudian mencoba membuka suara.

"Bang, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Aini memberanikan dirinya menatap Arvi.

"Iya, tanyakan saja," Arvi menganggukan kepalanya.

"Apa alasan abang menerima perjodohan orang tua kita?" Arvi menautkan alisnya, ia tidak tahu kalau Aini akan menanyakan hal ini.

Kekasih HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang