Chapter 4: I won't a change

52 13 0
                                    

.....Paginya.....

" Dek, mau sarapan apa ?" Ucap mba Mirna.

" Oh mba, aku enggak sarapan dirumah ya, nanti aku usahain sarapan disekolah." Balasku.

" Yaudah, berangkatnya mau diantar?"

"Enggak mba, aku jalan aja."

Aku pun meninggalkan rumah, ada sesuatu yang menjanggal dihatiku, tapi entah apa itu.
.
.
.
.
.

Setibaya disekolah....

" Hey...." Suara entah dari mana.

Aku pun langsung menghentikan langkahku.

Kemudian....dihadapanku tiba-tiba ada sebuah sapu tangan yang menggantung didepan wajahku, dan aku yakin itu adalah sapu tanganku yang waktu itu terjatuh saat aku terjatuh dijalan.

Kemudian aku membalikkan badanku.

Dan.....

......deg.....

Tepat 10 cm, wajah dan badanku berdekatan dengan seorang cowok, dan tidak salah lagi dia adalah kak Risjan.

Bodohnya aku, kali ini wajahku tidak menunduk melainkan melihat keatas yaitu ke arah wajahnya yang tepat berada dekat denganku.

Hanya ketegangan yang bisa aku rasakan saat ini.

Kami saling menatap satu sama lain.

....Tapi mataku terus berkedip karena terhalang oleh poni.

" E.. e.. eh.... " Ucap kak Risjan sambil menjauh dari hadapanku.

" A...aku tak berniat mengagetkanmu, aku hanya ingin mengembalikan sapu tangan milikmu." Jelasnya terbata.

Aku tak bisa berbuat apa-apa, aku pun kembali menundukkan kepalaku.

Karena aku takut jika ada orang yang melihatku berdekatan dengan kak Risjan, aku pun langsung menarik sapu tangan yang masih digenggam olehnya dan berlari meninggalkannya.

" Sama-Sama." Ucap kak Risjan terheran-heran.

Risjan pov...

Bodoh....bodoh...bodoh banget aku.....

Kenapa aku?...

Perasaan aku selalu sama jika melihat Abiona.....

Sama anehnya .......

Tapi kenapa?......

Aku hanya ingin mengembalikkan sapu tangan miliknya, tapi kenapa harus seperti ini kejadiannya.

Aku masih terdiam kaku melihat Abiona meninggalkanku.

Rasanya sangat aneh... ketika dia terus berlari meninggalkanku.

" Hey...Ris....." teriak seseorang yang membuatku kaget.

" Kamu kenapa Ris? Kok raut wajahnya kaya yang ditinggal bidadari aja?" Ucap seseorang yang tak salah lagi itu adalah Boby sahabatku.

" E..e..eh.. apa? Bidadari?
Ya kali...bidadari....udahlah masuk kelas aja yuk." Ucapku memotong pembicaraan.

" Ah...kamu bisa aja..... abis ketemu siapa sih...?" Tanya Boby.

"Enggak kok, ngga ketemu siapa-siapa." Balasku.

" Ah kamu... yaudah yuk masuk." Ajak Boby sambil merangkul pundakku.

Sebenernya, aku ngga enak bohong sama Boby. Tapi apa boleh buat.... gimana kalau dia tahu kalau aku ketemu sama Abiona.....

Bisa-bisa dia marah sama aku.

still waiting youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang