Orang yang selalu ceria menyembunyikan kesedihan yang sangat besar.
Angel POV
Mimpi itu datang lagi ditengah kesunyian ini, mimpi yang membuat ku sulit untuk memejamkan mataku
"Maaaaa" aku merasakan kesenyapan yang membuat ku merasa sangat ketakutan "maa tolong Angel, mama jangan tinggalin angel sendiri hikss.. hiksss"
Terdengar dentuman pintu yang lumayan keras "ada apa sayang" dia mendekatiku "katakan ada apa?" Ujarnya disaat dia sampai diatas kasur yang aku tempati
"Pergiiilah" aku sangat takut padanya, kepribadiannya mudah berubah-ubah
"KATAKAN ADA APA" dia menarik rambutku dengan sangat kuat, ini sangat sakit, rambutku seperti akan terlepas dari kepala.
"Akku bbaik bbaik sajja, kkumohhon lleppaskkan iinni ssang..at ssakkit" aku meringis tapi dia sangat senang dengan apa yang dilakukannya.
"Kau baik-baik saja" dia menarik nya lagi "KATAKAN DENGAN JUJUR ATAU...".
"Ssakit Andreew, akku ttaddi mmimppi buurruk" aku memotong ucapannya sebelum dia melakukan hal yang lebih buruk lagi.
"Sayang, maafkan andreew" dia memelukku erat, dia akan berubah kalau aku memanggil namanya "tadi Andrew tidak sengaja, hiks" dia mulai terisak.
"Tidak papa Andrew aku memaafkan mu, tapi jangan lakukan itu lagi kumohon ini sangat menyakitiku".
"Maafkan Andrew, Andrew tadi tidak sadar" dia terlihat sangat sedih, aku melepaskan pelukannya dan melihat dia yang sudah berderai air mata.
"Aku ada banyak permen, kamu mau?" Ujarku sambil mengambil permen didalam toples.
"Andrew mau yang banyak" dia terlihat sangat senang.
Inilah pria ku, dia tidak bisa menahan emosinya dengan baik. Dia bisa terlihat sangat senang, sangat sedih, sangat marah dan sangat khawatir.
Kita menikah sejak dua tahun lalu, aku awalnya belum tau dengan berbagai macam emosi yang dia punya, awalnya kita menikah hanya dijodohkan tetapi semakin lama aku semakin merasa dia sangat memerlukan perlindungan ku apalagi saat aku tau kalau dia mempunyai kelainan Bipolar Disaster.
Aku selalu membawa nya ke psikolog tapi belum ada perubahan yang berarti bahkan menurutku dia lebih manja dan pemarah aku bahkan sering memanggilnya monster.
Aku hanya berharap suatu saat dia sembuh, dan menjalani hidupnya seperti orang pada umumnya.
------------------
Dipagi hari
"sayang" Andrew menciumi seluruh wajahku "bangunlah, aku belum sarapan"
"Andrew berhenti dulu atau aku tidak akan membuatkan sarapan"
"baiklah, but satu ciuman" dia bangkit dari tidur nya dan menunggu ciuman dari ku
"mmuuach" aku mencium nya di pipi, dam berlari keluar kamar "aku tidak mau di cium di pipi, kamu harus menciumnya dibibir" dia mengejarku yang berlari kearah dapur.
"hehehe, aku masak dulu supaya kamu bisa makan dan tidak lapar lagi" aku mengelus lembut kepalanya seperti kucing kecil
"aku akan menunggu mu, jangan sampai dirimu terluka" dia duduk di meja makan seperti anak kecil, aku sangat mencintai pria itu
Setelah 20 menit memasak, akhirnya masakan ku selesai, aku memasak makanan kesukaan Andrew, dia sangat pemilih makanan, dia tidak menyukai gula, dia sangat menyukai kopi.
"aku heran sama kamu, apa enak nya kopi tanpa gula?" tanyaku
"soalnya kamu udah manis, aku hanya perlu minum kopi ini sambil liatin kamu" aku merona dibuatnya
"kamu gombalin aku, ngga mempan gombalannya" dia terkekeh "tapi kamu merona"
"hari ini kamu ada jadwal ke psikiater kan? Mau aku antar atau kamu pergi sendiri"
"mood aku sudah baik pagi ini, jangan diperburuk lagi" dia menatap ku tajam, itu salah satu ketakutanku " aku pergi dulu" dan melangkah keluar tanpa berbalik arah.
----_-------
Yuuk yang mau dilanjutRose 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
P S I K O L O G I
RomanceSilahkan dibaca kalau minat! Boleh ditinggalkan jika tidak suka. Bisa dikoreksi jika ada bacaan yang salah. Tapi jangan dihujat cerita ini yaa. Makasih semua, yang masih baca cerita berlumut ini 🌹