Andrew menatap Angel lirih "Akhirnya kau meninggalkanku, aku tau tidak ada orang didunia ini yang akan tetap tinggal disampingku".
"Sayang, bisakah kau membuka mata. Aku akan merelakanmu". Andrew memegang erat tangan Angel
"Bangunlah, aku tidak akan menahanmu lagi disampingku"
----------------------
Andrew telah menyelesaikan terapi nya selama 3 tahun dan sudah selama itu pula Angel meninggalkannya. Perlahan emosinya sudah mulai bisa di kontrol.
Dia berjalan perlahan di dalam mall, lalu memasuki toko perhiasan.
Andrew melihat cincin yang sangat indah, seperti istrinya "bisa kah kau memberikan ku ini?"
"Bisa tuan, cincin ini sangat indah dan mungil", pelayan itu mengambil cincin yang di minta Andrew "kalau boleh tau cincin ini untuk siapa tuan? Pacarnya?"
"Untuk istri saya. Dia seindah cincin ini" Andrew memegang cincin itu.
"Tuan sangat romantis terhadap istri anda, apakah tuan mengetahui ukuran jari istri tuan?"
"Sepertinya cincin ini cocok dengan jari istri saya, berikan kalung dan juga gelang untuk istri saya" Andrew menunjuk sebuah kalung dan gelang.
Setelah keluar dari toko perhiasan Andrew menghampiri anak kecil yang kebingungan mencari ibunya.
Andrew menunduk untuk mensejajarkan tinggi badan mereka "kau mencari ibumu adik kecil?"
Anak kecil itu hanya diam
"Kenapa tidak menjawab pertanyaan paman". Andrew mengusap kepala anak kecil itu
"Ibu bilang kalau ada orang baru aku tidak boleh mengikutinya". Anak kecil menunduk karna takut
"Siapa namamu?" Andrew bertanya pada anak kecil itu.
"Tidak tau paman"
"Paman tidak jahat, nama paman Andrew". Dia menjulurkan tangannya
"Airin, Airin", Tiba-tiba ada yang memanggil anak kecil itu
"Airin di sini ibu". Anak kecil bernama Airin berlari mendekati seorang wanita dewasa.
"Ada apa anak cantik", wanita dewasa itu memeluk Airin
Airin membisikkan sesuatu di telinga ibunya "Airin takut sama paman itu", dan menunjuk Andrew yang sangat terkejut.
"Angel". Andrew menghampiri Angel yang masih membeku di tempatnya
-----------
Mereka berdua duduk di kafe yang terdapat didalam mall, meninggalkan Airin di tempat permainan anak.
"Siapa dia?"
"Jawab aku Angel". Andrew ingin teriak dihadapan nya tapi dia takut Angel akan takut lagi kepadanya.
"Bukan urusanmu" jawabnya
"Sejak kapan kau hamil?" Andrew tidak akan menyerah dengan berbagai pertanyaan di kepalanya
"Pergilah Ndrew, kau sudah berjanji tidak akan menggangguku lagi kan". Angel bersiap untuk pergi dari tempat itu.
"Ini akan jadi pertemuan terakhir kita jika kau menjawabnya".
"Aku mengangkat nya, dia yang menemaniku selama ini", Angel berbalik menatap Andrew "kau tidak mungkin berharap dia anakmu kan?" Tanyanya sinis
"Kenapa kau harus mengadopsinya?" Andrew bertanya dengan sangat hati hati.
"Karna kau telah membuangku, kau membuatku jatuh kepelukanmu, membuatku tidak bisa melepaskanmu, lalu dengan mudahnya kau membuangku". Perlahan air mata jatuh di kedua pipinya
"Kau yang menyuruhku untuk melepaskanmu, aku melakukan itu agar kau bahagia"
"Itu bullshit", Angel ingin sekali berteriak kencang tetapi dia masih sadar kalau mereka berada di tempat ramai "Jika aku menyuruhmu mati, kau akan melakukan itu?"
"Kau ngomong apa, aku melepaskanmu karna permintaanmu sendiri", Andrew frustasi dengan apa yang Angel ucapkan
"Itu berarti kau.jangan.pernah.muncul.lagi.dihadapanku" Angel berlalu pergi.
-----------
Ini ending yang baik atau buruk? Terlalu dipaksakan yaaa haha.
Butuh epilog di part Bipolar?Tolong dikoreksi jika ada salah
Rose🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
P S I K O L O G I
RomanceSilahkan dibaca kalau minat! Boleh ditinggalkan jika tidak suka. Bisa dikoreksi jika ada bacaan yang salah. Tapi jangan dihujat cerita ini yaa. Makasih semua, yang masih baca cerita berlumut ini 🌹