Episode Delapan

642 62 4
                                    

"jieun -sii tolong bersihkan meja didepan"ucap yongji. Aku segera ke meja depan membereskan sisa makanan. Ini akan menjadi rutinitas ku sehari-hari demi pengobatan eunji. bagaimana dengan sekolah ku? aku sudah memutuskan untuk keluar dari sekolah dan focus mencari uang. Memang jiyong dan jisoo selalu menawarkan pengobatan eunji namun aku menolak, aku tidak mau merepotkan mereka, aku hanya ingin seperti eunji dahulu rela kerja paruh waktu untuk membiayai sekolah. Hari sudah semakin larut aku bersiap berganti baju, ah rasanya badanku pegal semua.

Suara ponsel ku berbunyi "jiyong call".
"ada apa jiyong -sii ?"
"aku didepan café"
"aku segera kesana"

Aku melihat jiyong yang berdiri bersadar dimobilnya, dia tampan. Sudah sangat lama aku menyukainya dan aku beruntung saat kejadian lalu bisa dekat dengannya hanya dia satu-satunya teman dikelasku.
"jiyong-sii "panggilku, ia tersenyum. Aku dan jiyong pergi kerumah sakit untuk menemui euji disana. Sampainya disana aku melihat jisoo yang sedang duduk disamping tempat tidur eunji "kau datang lagi ?"ucap ku. jisoo sangat setia menunggu eunji dirumah sakit saat eunji mulai dengan traumanya jisoo yang memeluk eunji menenangkannya walaupun puluhan pukulan kuat eunji mengenai dirinya.
Jisoo hanya mengangguk, "kau boleh pulang jisoo ini sudah malam"ucap ku menaruh tas. "tidak aku akan disini lagi pula besok libur, sebaiknya kau istirahat dirumah jieun aku tau kau sangat lelah"ucap jisoo. "dirumah aku akan terus memikirkan eunji"ucapku menyenderkan punggungku disofa. "benar kata jisoo sebaiknya kau pulang, aku tidak mau kau ikutan sakit juga"ucap jiyong. Baiklah aku mengalah. "baiklah jisoo aku titip eunji ya, jika terjadi apa-apa langsung telfon aku"ucapku mengambil tas ku. aku diantar jiyong pulang tapi tunggu ini bukan jalan kerumah ku. "jiyong ini kan bukan jalan kerumah ku""memang siapa yang ingin memulangkan mu hahaha"ucap jiyong

"lalu kau mau bawa aku kemana???"
"hotel gangnam"
"apaaa? Hotel ?!! yak kau sudah gila?!!"
"memang kenapa ?"
hotel? Astaga tak ku sangka jiyong luar kuno dan pintar ternyata dia memiliki otak kotor. Bagaimana ini?!
"yak jangan pikir aku punya otak kotor!"
apa? Dia bisa membaca pikiran ku? dia ini manusia macam apa sih ?
"kau bisa membaca pikiran ku?"
"haishh dari wajah mu sudah terbaca"ucap jiyong, ia memarkirkan mobilnya di parkiran VIP "cepet keluar" aku menelan ludah ku. sunguh aku menyukai jiyong tapi kalau.....
"berhentilah memikirkan yang tidak-tidak!!"omelnya lagi, aku pun menuruti untuk turun dari mobil lalu masuk kedalam hotel. "selamat malam tuan kwon anda mau reservasi?"ucap staff hotel. "tidak aku kesini untuk refleksi dan spa"ucap jiyong. "silahkan lewat sini tuan"ucap staff lain.
"jiyong -sii "
"sudah jangan banyak bicara ikuti saja perintahku"
whooaa apa-apan ini seenaknya saja bicara. Menyebalkan!.
"aku tau kau sangat lelah bekerja seharian makanya aku mengajak mu kesini. Bagaimana ?apa jawaban ini sudah cukup"sambung jiyong kembali.
aku mengangguk, ada perasaan senang karena rasa pegal ini tak akan menyiksaku malam ini.
Selesainya aktivitas refleksi dan spa. Akhirnya semua pegal dan sakit ku menghilang begitu saja aku rasa malam ini aku akan tidur dengan sangat baik.
jiyong pun mengantarkan ku pulang,aku turun dari mobil jiyong pun ikut turun. "apa pantas perempuan pulang jam segini dengan laki-laki ?"suara itu aku mengenalinya aku menoleh kesumber suara. "ayah ?" aku terdiam ini sudah tahun keempat kami berpisah dan dia muncul kembali dihadapan ku.
"dia siapa??"bisik jiyong. "ayah ku"jawab ku datar. "Oo, hah? Annyeong ajhusii naneun kwon jiyong imnida"ucap jiyong. "untuk apa datang kesini ?apa ada barang mu yang tertinggal?"sebetulnya aku sedang malas untuk bicaranya.
"apa ibu mengajarkan mu seperti ini ?"ketusnya.
"jiyong -sii pulang lah"suruhku, aku tak mau memermalukan diriku didepan orang yang ku suka. Ia mengangguk lalu pergi.
Aku mengunci diriku dikamar, "jieun! Keluar dari kamar!! Apa aku ini bukan ayah mu lagi hah?!"teriak ayah dari luar. Ayah?apa pantas ia dipanggil ayah? Setelah dia menelantarkan ku dengan eunji unnie?aku tak habis pikir.
"jieun keluar!!!"teriaknya lagi. Emosi ku sudah dipuncaknya mendengar ia berteriak seperti dihutan!
aku membuka pintu kamar. "apa ?". "ayah mendapat telfon kau dan eunji mengundurkan diri dari sekolah?!! Apa maksud mu?!!"
"aku ingin focus bekerja itu saja"
"kau sekarang bekerja?!! Aishh kemana ibu mu hah?! Tak becus mengurus anaknya!!"
"dan ayah ku tak becus bertanggung jawab pada anaknya!"
"harus kah mulut mu ku jahit eoh!!"
"jika hanya ingin mengomel pulang lah, aku sangat lelah"
"aku kesini hanya ingin mendengar apa alasan kau dan eunji keluar dari sekolah!!"
"setelah kau mendapat alasan ku pergi dari rumah ini dan jangan muncul lagi!!"
"baiklah aku tak akan muncul lagi"
"aku harus bekerja untuk pemgobatan eunji unnie yang dirawat di rumah sakit jiwa gangnam. Kau puas ? silahkan keluar"aku berjalan kepintu membuka pintu rumah.
"eunji?"ucapnya entah wajahnya tiba-tiba berubah.
"tidak usah memasang wajah seola-olah sedih, kau sudah menelantarkan kami empat tahun kami mati pun kau tak akan peduli!! Silahkan keluar !!"bentakku, rasanya sedih bersikap seperti ini namun dalam hati ku banyak kemarahan,kesedihan merindukan semua bercampur aduk. Ia pun melangkahkan kakinya keluar rumah aku menutup pintu dan menguncinya.
tak terasa airmata ku jatuh tak terkendali, hati ku seperti dirobek kembali mengingat ayah ku.
***
Aku melihat beberapa siswa sedang belajar untuk ujian kelulusan nanti. Ah andai saja aku masih sekolah mungkin aku akan jadi guru privat eunji dirumah. Aku menarik nafas, baiklah jieun hanya kau yang bisa diandalkan! Jangan sedih jika eunji sudah sembuh pasti akan sekolah lagi semangat!ucapku dalam hati. Hari libur ku diisi menjaga eunji dirumah sakit, keadaanya sedikit meningkat tapi tak bisa dipastikan karena kondisi sikisnya berubah-ubah.
ku lihat eunji unnie sedang duduk dibangku taman, rambut pendeknya terurai menutupi wajahnya. Setelah masuk rumah sakit aku sengaja memotong rambut eunji unnie karena takut kejadian yang tak diinginkan.
aku mulai mendekatinya "apa kau sedang mencari udara sejuk?"
ia hanya mengangguk, "kau tak bekerja?"ucapnya. "aku libur"
kondisi seperti ini sangat jarang kebanyakan eunji hanya diam, terkadang bisa diajak komunikasi,
"dimana pria itu?"
"yang mana tinngi atau pendek?"
"tinggi"
" jisoo? Kau merindukannya?
ia mengangkat bahunya. "dia sedang sekolah dan mungkin akan jarang datang"
ia kembali diam. "kalau kau merindukannya, aku bisa saja menelfonnya"
"tidak perlu". Eunji hanya mengingat ku, ia kehilangan ingatannya tidak ingat jisoo atau pun jiyong apalagi ayah dan ibu.
drrtt 1 pesan masuk "jisoo"
kau sedang bersama eunji? kalau iya dia sedang apa? Aku tidak konsentrasi ingat eunji terus.
Aku hanya tersenyum lalu aku membacakan sms itu pada eunji, responnya ia hanya tersenyum kecil hampir bukan tersenyum.
dia sedang tersenyum. Balas ku

TWIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang