8

2.5K 244 30
                                    

Jadi, Jieun menarik Wonwoo untuk menghadapnya.

"Kau bisa jelaskan maksud ucapanmu itu?"

Wonwoo menatap ke dalam manik sang ibu. Tidak tersirat hal lain selain rasa terkejutnya.

"aku tidak tahu, awalnya aku berpikir bahwa aku menyukai Hyuna nuna. Tapi itu tidak benar, aku memikirkan ini beberapa hari dan Mingyu yang selalu muncul di pikiranku. Aku tidak suka saat dia menggoda Hyuna, aku tidak suka melihat Hyuna menyentuh Mingyu, aku bahkan tidak suka saat mereka berpandangan satu sama lain". Jelasnya.

Sebenarnya ia sedikit takut mengatakan itu. Tapi ia tidak mau berbohong dan ingin lebih membuka diri pada ibunya.

"maafkan aku Wonwoo, seharusnya aku menyadari kedekatan kalian dari awal"

Wonwoo membuang nafas pelan.

"ibu tidak perlu hawatir, aku tidak memiliki hubungan yang lebih dengan Mingyu. Bahkan kurasa sekarang kita tidak akan sedekat dulu" lirihnya.

Jieun menatap Wonwoo, keheningan terjadi beberapa saat.

Sejak kecil Wonwoo tidak punya teman dekat. Wonwoo yang terkadang egois dan manja membuatnya susah didekati. Tapi begitu ia besar dan berteman dengan Mingyu, Jieun merasa lega karena setidaknya Wonwoo punya satu orang yang bisa ia percayai.

"Wonwoo aku tidak akan menghalangi kebahagiaanmu lagi. Aku membiarkan ayahmu memilih jalannya dan aku akan melakukan itu juga padamu".

Wonwoo menatapnya tidak percaya. Jadi apa yang selama ini ia keluhkan tentang ibunya? ia benar-benar merasa bodoh karena tidak menyadari betapa baik dan besar hati Jieun untuk keluarganya.

Kemudian Wonwoo memeluknya lebih dulu.

"Aku menyayangimu bu, sangat"

...

Mingyu dan Hyuna tiba di flatnya. Sudah beberapa hari Mingyu tinggal di sini, ia masih berpikir untuk pulang ke rumahnya lagi atau tidak.

"aku akan mandi lebih dulu" ujar Hyuna.

Mingyu hanya mengangguk dan bersandar pada dinding. Ia duduk di lantai dan mengeluarkan sebatang rokok kemudian menyalakanya.

Selain keluarganya, Ia juga benar-benar merindukan Wonwoo. Mingyu ingin bercerita banyak pada pemuda itu.

Apa yang sedang Wonwoo lakukan sekarang? Apa dia pulang ke rumahnya? Lalu bagaimana hubunganya dengan Jaejoong?

Ia menghawatirkan si tuan muda ditengah permasalahan hidupnya yang sama rumit.

"Kau tidak mau mandi?" Hyuna menghampirinya dengan setelan piyama bunga-bunga.

Wonwoo kecil juga suka bunga kan?

Ia terkekeh pelan. Lagi-lagi ia teringat Wonwoo.

"Ada apa denganmu?" Hyuna mengernyitkan dahinya melihat sikap Mingyu.

"Nuna apa kau pernah jatuh cinta?" Tanyanya.

Hyuna sedikit bergetar dengan pertanyaan Mingyu.

sejak kejadian pagi itu, mereka sama sekali tidak membahas apa yang telah mereka lakukan.

"tentu, kau tau aku sering berkencan" jawabnya.

"menurutmu cinta itu bagaimana?" tanyanya lagi.

"menurutku.. cinta itu tidak rasional, sama sekali. Kau tidak bisa menalarnya dengan akal sehat. Tidak ada benar dan salah, yang kau tahu kau hanya ingin selalu bersamanya. cinta itu masalah hati, perasaanmu." Jelasnya.

Mingyu kembali menatapnya dan Hyuna sedikit salah tingkah dengan itu.

"Nuna, kalau begitu sepertinya aku.. mencintai Wonwoo".

"Apa?!"

...

Jadi siang ini Mingyu memutuskan menunggu Wonwoo di depan kampusnya. Ia akan memberikannya sedikit kejutan.

Setelah beberapa lama menunggu, ia melihat Wonwoo berjalan bersama seseorang keluar gerbang.

"Wonwoo" ia menarik wonwoo menjauhi pemuda itu.

Wonwoo menampakan keterkejutannya. Sementara pemuda yang bersama wonwoo menatapnya bingung.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya wonwoo setelah melepas tangan Mingyu.

"menjemputmu tentu saja" jawabnya.

"Jun aku rasa kita bisa pergi lain kali" ucap Wonwoo pada pemuda yang bersamanya.

pemuda itu tidak banyak bicara dan langsung meninggalkan keduanya.

"siapa dia?" tanya Mingyu ketika mereka sudah berjalan meninggalkan kampus.

"temanku" jawabnya.

Mingyu mengangguk dan tidak mengeluarkan suara lagi hingga mereka sampai di halte bus.

"kenapa kau tidak membawa mobilmu?" tanya Mingyu.

"aku sedang malas" jawab Wonwoo.

"Jeon, sepertinya kita perlu bicara" ujar Mingyu.

"bahkan kita sudah bicara sejak tadi" timpal Wonwoo.

benar juga, batin Mingyu.

"aku ingin minta maaf" ujar Mingyu akhirnya.

Ia melirik wonwoo di sampingnya. Sementara pemuda itu hanya menatap lurus jalan di depannya.

"soal hyuna nuna, kami-"

"tidak! Kau tidak perlu menjelaskannya Mingyu. Aku rasa aku juga tidak berhak mengatakanya waktu itu. maaf".

Saat ini wonwoo sudah menatapnya. Matanya bergerak sedikit gelisah bila Mingyu tidak salah.

"tapi aku rasa kau perlu tahu yang sebenarnya" balas Mingyu.

"apa yang perlu ku tahu? aku baik-baik saja, kau tak perlu khawatir".

"bagaimana kau bisa tahu kalau kau bahkan tak mengijinkanku menjelaskan yang sebenernya terjadi"

"karena aku merasa aku sudah tahu".

Wonwoo membuang wajahnya, ia tak mau lagi menatap Mingyu.
bukan tanpa alasan ia menolak Mingyu mejelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Ia hanya takut.. sakit hati?

bagaimana bila Mingyu dan Hyuna sudah resmi berkencan dan mereka memutuskan tinggal bersama.

"berhenti keras kepala tuan muda!" sergah Mingyu.

"apa?"

Kedua manik mereka kembali bertemu. Mingyu tersenyum sebelum mengatakan, "aku mencintaimu, Wonwoo".

"iya aku ta- a-apa?!"

































hehe
makasih banyak buat yg udah votment dan supportnya #eaa 🙆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mingyu dan WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang