Bab 5

3.2K 203 15
                                    

"Hah?"

Hinata melongo. Menatap Gaara bahwa yang didengarnya itu tidak salah.

"Matsuri sedang mengalami musibah, cobalah untuk mengerti"

Hinata menunduk kemudian mengangguk lesu. Dia menepis semua tentang Gaara sudah menerima kehadirannya. Dia menepis semua angan-angannya.

"Wakatta"

Hinata mempersilahkan Matsuri masuk sedangkan Gaara menyuruhnya membawa barang-barang Matsuri kekamarnya.

"Hinata, kau tidak makan?" Tanya Matsuri

Hinata menggeleng sembari tersenyum. Ia kemudian duduk diruang televisi sembari menonton. Meskipun matanya terfokus pada layar yang menampilkan warna warni itu, tetapi pikirannya tidak terfokus pada layar itu.

Tidak, kenapa perasaan sakit ini kembali ada, kenapa dia kembali hadir setelah kupikir Gaara mencintaiku. Aku... Aku merasa kembali dibuang.

"Kami sudah selesai" Ujar Gaara 

Hinata mencuci semua bekas makan Gaara dan Matsuri. Matsuri memilih untuk masuk ke kamar dan beristirahat dan begitu pula dengan Gaara. Hinata menghela nafas kemudian menguatkan hatinya. sepertinya dia akan kembali ke klinik besok, bagaimana pun juga, dia tidak bisa melepas tanggung jawabnya.

Hinata masuk ke kamar dan melihat Gaara yang memejamkan matanya diatas tempat tidur. Entah apa yang menguatkan keberanian Hinata, dia mendekati Gaara kemudian duduk disisi tempat tidur satunya.

"Sepertinya kau bahagia karena Matsuri disini" Ujar Hinata

Gaara hanya diam dan tak berniat menjawab atau membuka matanya. dia memilih untuk mengabaikan Hinata karena menurutnya perkataan Hinata itu memancing pertikaian.

"Kukira kau sudah bisa menerima kehadiranku atau bahkan perlahan membuka hatimu untukku. Tapi aku salah, dia kembali hadir dalam hidupmu. aku kembali dibuang, aku kembali dicampakkan. detik itu aku tahu, bahwa aku hanyalah seorang ya... Hinata. hanya Hinata yang seperti dulu memandang seorang Sabaku dan mendapat penolakan serta hal memalukan lainnya. Maafkan aku karena sudah berharap lebih. sesuai perkataanku tempo kemarin, aku tak akan meninggalkanmu. aku akan membiarkanmu bersama Matsuri. persetan akan perasaanku"

Gaara tertawa kencang sedangkan menurut Hinata itu bukanlah hal yang pantas untuk ditertawakan. Disaat serius seperti ini pun, Gaara masih sempatnya tertawa.

"Kau memang gadis sinting"

Hinata memilih untuk berbaring disebelah Gaara. Sedangkan Gaara langsung memunggunginya dan meletakkan guling diantara mereka.

"Terimakasih" Ucap Hinata

Gaara belum tidur. Dia mendengar ucapan Hinata. Tunggu, berterima kasih? Karena apa? Apa yang sudah Gaara lakukan?

"Terimakasih karena tetap bersamaku hingga detik ini" Ucap Hinata

Hinata mengerjapkan matanya membuat air mata yang ditahannya di pelupuk keluar mengalir menelusuri pipi dan lehernya. Sudah berapa banyak air mata yang dia keluarkan dengan sia-sia? Sudah berapa banyak pengorbanan yang ia lakukan untuk mengobati hatinya?

"Aku mencintaimu, Gaara. Demi Tuhan aku mencintaimu, sangat sangat mencintaimu. Apakah mencintai seseorang harus sesakit ini?"

Hinata mengatur nafasnya. Kemudian menopang kepalanya dan menatap langit-langit kamar mereka.

"Bukankah sudah kubilang sejak awal? Aku takkan pernah mencintaimu" Ucap Gaara dengan penekanan

Hinata terkekeh. Membiarkan air mata itu satu persatu turun meluapkan isi hatinya yang tidak bisa tersampaikan.

When love.... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang