Bab 7

3.6K 214 26
                                    

"N-naruto?"

Pria berambut pirang itu kemudian mendorong kursi roda Hinata sedikit menjauh dari tangga.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Naruto

Hinata mengangguk pelan. Dia tidak percaya bahwa yang menolongnya adalah sahabat suaminya sendiri. Padahal dia dulu tahu Naruto juga ikut dalam permainan Gaara.

"Kau ingin kemana malam-malam seperti ini? Akan kuantar kembali ke kamar. Apa Gaara ada dikamar?"

"Aku tidak tahu, bukan urusanku"

Naruto terdiam. Dia tidak mengerti dengan nada bicara Hinata yang terkesan dingin dan kurang bersahabat.

Naruto memilih mendorong kursi roda Hinata dan berjalan menuju kamarnya. Tadi, Naruto sudah berada dikamarnya namun kosong.

CKLEK

"Hinata? Naruto? Kenapa kalian–"

Hinata memilih membuang muka daripada menjawab pertanyaan Gaara. Dia memilih untuk meminta Naruto membantunya menaiki ranjang.

"Dia hampir terjatuh tadi, untung ada aku"

Gaara terlihat kesal. Seharusnya dialah yang berada didekat Hinata, bukan si kuning bodoh itu yang menjadi pahlawan didepan Hinata.

"Aku datang sesuai permintaanmu, Sabaku" Ujar Naruto

"Bagaimana? Kau sudah temukan pelakunya?"

Naruto menghela nafas dan membanting tubuhnya di sofa hijau tak jauh dari ranjang Hinata. Dia memijat pelipisnya sejenak menandakan bahwa ia cukup letih.

"Tidak ada saksi mata pada malam itu. Kuyakin, Hinata melihat sesuatu pada mobil itu yang bisa kita jadikan petunjuk" Ujar Naruto sedikit pelan

Gaara melirik Hinata sekilas. Hinata memilih untuk menyembunyikan tubuhnya dalam balutan selimut.

"Untuk saat ini, belum bisa. Dia berusaha menjauhiku" Ujar Gaara pelan

Naruto terkekeh. Dia segera bangkit dari 'istirahat sejenak'nya kemudian menepuk pelan pundak Gaara.

"Semua karena ulahmu sendiri"

"Heh, kemarin bukannya kau mendukungku?"

"Salahmu sendiri percaya padaku"

Gaara mendorong Naruto keluar dari kamar Hinata. Naruto tertawa dan menurut saja dengan dorongan kasar Gaara.

Setelah pintu tertutup, Gaara memandang Hinata. Dia ingin sekali memeluk tubuh mungil itu, membiarkan kepalanya yang masih dibalut perban bersandar didadanya.

"Hinata, kau sudah tidur?" Tanya Gaara

Hinata memilih diam. Dia diam karena memang dia sudah tertidur. Dia terlalu lelah karena belum pulih namun sudah aktif.

Gaara berjalan mendekati Hinata. Menyibak sedikit selimut yang menutupi Hinata. Hinata tertidur dengan wajah polosnya. Gaara terhanyut dalam pemandangan didepannya, sejenak ia mencium kening Hinata dan mulai menyelimutinya sampai bahu. Kemudian dia berjalan menuju saklar dan mematikan lampu dan tidur disofa

****

"Aku ingin mengambil hak asuh Hinata dari wanita ular itu" Ujar Mikoto

"Mikoto, apa kau sudah gila? Dia itu ibu kandungnya!" Seru Fugaku marah
Fugaku marah karena Mikoto terlalu berpikir dengan cepat tanpa memikirkan konsekuensi yang akan diterimanya. Fugaku pun juga marah karena Mikoto berusaha mengambil Hinata secara paksa.

When love.... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang