Chapter 8

220 20 0
                                    

Di sekolah, Sehun masih memikirkan bayangan Sena. Entah kenapa ia sering memikirkannya. Ia terkejut setelah mendapat tepukan di bahunya.
“Kau melamun?” tanya Kai yang langsung duduk di sebelah Sehun.
“A-ani,” Sehun langsung mengerjakan hukumannya. Kai mengambil beberapa lembar kertas dan mengambil bolpoin di saku blezernya.
“Kau punya contohnya?” tanya Kai. Sehun memberikan contoh surat hukuman Sehun.
“Kudengar orangtuamu besok harus datang ke sekolah,”
“Hm…Lee Seonsengnim masih belum puas memberiku hukuman,” Kai menepuk bahu Sehun.
“Sabarlah…jalani saja hukuman Lee Saem daripada kau membersihkan seluruh kamar mandi,” nasehat Kai.
“Kau benar juga,” ujar Sehun.
“Ya sudahlah, lanjutkan pekerjaanmu,” Kai pun melanjutkan pekerjaannya kembali. Begitu juga dengan Sehun. Sehun pun kembali fokus mengerjakan surat hukumannya. Bayangkan saja ia harus menulis 20 kali surat permintaan maaf hanya karena ia tak hadir selama 5 bulan. Sehun sudah menjelaskan kepada Lee Saem tentang yang sebenarnya terjadi, malah Lee Saem tak percaya kepadanya.

Esok harinya, kedua orangtua Sehun datang ke sekolah. Mereka pun dipersilakan masuk oleh wali kelasnya.
“Begini Tuan Oh…saya meminta Anda untuk ke sekolah kami karena saya ingin membicarakan tentang putra Anda, Oh Sehun,” ujar Guru Lee.
“Iya. Saya tahu, Pak. Saya sudah diberitahu oleh Sehun mengenai absennya selama 5 bulan,” ujar Tuan Oh.
“Benar sekali, Tuan Oh. Saya ingin tahu, apa benar Sehun mengalami amnesia?”
“Iya. Putra saya mengalami amnesia, sejak ia berusia kisaran 4 tahunan,” jelas Tuan Oh.
“Lalu…apa yang dilakukannya selama lima bulan absen dari sekolah?” tanya Guru Lee.
“Dia pergi ke negara aslinya untuk memulihkan ingatannya,”
“Jadi…Oh Sehun hanya putra angkat Anda?”
“Benar. Sehun memang putra angkat saya, tapi saya menganggap seperti putra sendiri,” Guru Lee tersenyum.
“Mungkin itu cukup jelas Tuan Oh. Terima kasih Anda sudah meluangkan waktu untuk datang ke sekolah,” Guru Lee memberikan hormat kepada Tuan Oh. Tuan Oh pun langsung pergi.
Tuan Oh berjalan sebentar mengelilingi sekolah Sehun. Matanya tertuju pada dua orang siswa yang sepertinya sibuk menulis. Tuan Oh hafal dengan salah satu di antara kedua siswa itu. Tuan Oh pun menghampiri mereka.
“Sehun-ah,” ujar Tuan Oh. Yang dipanggil menoleh dan tersenyum setelah melihat ayahnya di sekolahnya. Senyuman itu berganti sedih.
“Apa abeoji sudah menemuiku wali kelasku?” tanya Sehun. Tuan Oh mengangguk.
“Dia sudah percaya dengan ceritamu, nak. Appa tahu kau bukanlah orang yang suka berbohong,” ujar Tuan Oh. Sehun pun tersenyum.
“Ah ne appa…dia sahabatku…Kai,” Sehun memperkenalkan Kai kepada Tuan Oh.
“Annyeonghaseo Oh Ajhussi, nan Kim Kai imnida,” ujar Kai dengan memberi hormat kepada Tuan Oh.
“Kelihatannya kau anak yang baik, Kai-ah,”
“Haha…ajhussi bisa saja,” malu Kai.
“Baik-baik di sekolah ne. Appa kembali ke kantor,”
“Ne abeoji,” ujar Sehun.
Kepergiannya Tuan Oh, Kai langsung menepuk bahu Sehun.
“Yak~ayah angkatmu sungguh baik kepadamu. Aku iri dengannya,”
“Aku tahu kau iri. Kedua orangtuamu selalu sibuk bisnisnya dan aku tahu kau ingin memiliki ayah seperti ayahku,”
“Yak!! Mereka bekerja untuk biaya pendidikanku. Kau tahu, ‘kan?”
“Terserah. Sudah selesai. Saatnya kukumpulkan ke Lee Saem. Gomawo ne Kai. Akan kutraktir lagi nanti di luar,”
“Haha…gomawo Sehun-ah. Kau memang baik,”
“Kau mengataiku baik hanya saat kutraktir. Dasar!!” desis Sehun.
“Haha…kau tahu itu ‘kan Tuan Oh?”
“Yang benar saja,” Sehun pun mulai berjalan menuju ruang guru dan menyerahkan surat hukumannya kepada wali kelasnya.

“Kau sudah melaksanakan hukumanmu dengan baik,”
“Gamsahamnida, Seonsengnim,” ujar Sehun.
“Sering-seringlah melanggar. Kau akan menjadi siswa terkenal…dengan pelanggaranmu,” Sehun bergidik ngeri setelah mendengar ‘pelanggaran’. Jelas ia tidak mau, apalagi ia harus menulis surat permintaan maaf. Dalam hati ia mencoba bersabar dari Guru Lee.
“Joesonghabnida,” lirih Sehun.
“Beritahu pada teman-temanmu akan ada pelajaran tambahan dariku,”
“Ne,” lirih Sehun. Sehun langsung pergi dari kantor guru dan berlari menuju kelasnya untuk memberitahu kepada teman sekelasnya bahwa akan ada pelajaran tambahan dari Guru Lee.

I'm Different With My Family (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang