Chapter 7

284 25 0
                                    

3 bulan kemudian…

“Sena, makan makananmu,” tegur Nyonya Oh. Sena tetap diam. Sehan yang melihat itu langsung meraih piring Sena dan menyendokkan makanan untuk adiknya.
“Sena-ah…makan ne…jangan seperti ini. Sehun hyung pasti akan kembali,” ujar Sehan. Sena menatap Sehan.
“Sudah tiga bulan Sehun oppa tidak ada di rumah…dan kau memastikan dia cepat kembali?” gelisah Sena. Sena beranjak dari kursinya dan pergi ke kamar. Ia gebrak pintunya dengan keras. Sena berjalan menuju ranjangnya dan langsung tengkurap. Ia ambil bantal kesayangannya sebagai tumpu badannya.
Ia begitu merindukan sosok Oh Sehun. Setelah ia menyadari Sehun bukan kakak kandungnya, ada perasaan suka pada sosok itu. Sena memukul kepalanya.
“Pabbo pabbo…tidak mungkin aku menyukai oppaku sendiri. Dia selisih 2 tahun denganku. Aku tidak mungkin menyukainya. Asih…jjinja…” Sena menggusar rambutnya. Ia tatap langit-langit kamar. Ia melihat bayangan Sehun yang tersenyum kepadanya.
“Oppa…” gumam Sena. Sena mengedipkan matanya. Ternyata hanya ilusinya. Ia merasakan jantungnya berdebar kencang. Ia menyentuh dadanya.
“Oh ayolah…bukan saatnya kau berdetak,” ujarnya kepada jantungnya. Sena memejamkan matanya.
Mungkin ada perasaan lain, tapi bukan ikatan saudara…

Beijing, China
Seminggu kemudian…

Tembok China raksasa yang tak pernah sepi dengan banyaknya pengunjung. Sebuah keluarga tengah berlibur ke tempat ini, di mana tempat ini yang digunakan sebagai tempat perlindungan warga China dari serangan nuklir. Mereka menikmati bersama, kecuali namja yang satu ini. Namja bermarga Xi ini berdiri di dinding tembok dan menikmati indahnya pemandangan di area itu. Laki-laki yang akrab di panggil Luo Chen sedang memikirkan sesuatu. Sesuatu yang sangat ia rindukan. Ia merindukan Negeri Gingseng, keluarga angkatnya, dan…sahabatnya. Sebuah senyuman terukir di wajah namja ini.
Eomma…appa…Sehan…Sena…Kai…bogoshipo, batin Luo Chen.
“Luo Chen!!” panggil seseorang membuatnya memperbaiki alat bantu dengarnya dan membalikkan badannya.
“Shén me, Mā ma (Apa, Ibu)?” jawabnya.
“Kenapa kau di sini? Ayo, kita berkeliling,” ajak Nyonya Xi. Luo Chen menganggukkan kepalanya dan pergi dengan keluarganya.

Di taman, Luo Chen tengah menuliskan perasaannya pada sebuah diary. Dengan udara yang menerpanya halus membuatnya semakin semangat memaparkan perasaannya. Tangan yang lincah menulis setiap kata membuat seulas senyuman terukir di wajah manisnya. Ia tak menyadari seseorang sudah berada di sebelahnya dengan membawa es krim di kedua tangannya.
“Luo Chen,” panggil orang itu, Lu Han.
“Oh Gē ge…shén me (Apa)?”
“Apa yang sedang kau lakukan?”
“Oh…” Luo Chen segera menyembunyikan diarynya dari kakaknya.
“Tidak…tidak ada,” ujar Luo Chen. Lu Han mengulurkan es krim ke adiknya.
“Makanlah,”
“Xìe xie, Gē ge (Terima kasih, kakak),” ujar Luo Chen dengan menyantap es krim pemberian kakaknya.
“Gē ge,” panggil Luo Chen.
“Hm?” tanya Lu Han.
“Aku rasa…aku ingin melanjutkan sekolahku di Korea,” ujar Luo Chen.
“Hm…kenapa?” tanya Lu Han.
“Aku merindukan keluarga lamaku,”
“Jika itu alasanmu…tidak ada larangan bagimu untuk pergi ke sana,”
“Apa ibu akan memperbolehkanku?”
“Pasti Luo Chen…ibu tidak akan melarangmu jika itu berkaitan dengan keluarga angkatmu,”
“Hyung…” lirih Luo Chen.
“Hm?”
“Aku hanya mencoba aksen Korea,” ujar Luo Chen.
“Kajja kita berbicara bahasa Korea setiap kita bersama,” ajak Luo Chen dan mendapat anggukan dari Lu Han.
“Hyung…apa kau pernah menyukai seseorang?”
“Hm…pernah…dan setelah itu…dia sudah dimiliki orang lain,”
“Apa dia tahu kau menyukainya, hyung?”
“Ani…dia tidak tahu aku menyukainya. Wae? Apa kau menyukai seseorang?”
“Ani…”
“Lalu?”
“Hanya saja…”

Incheon Airport, Seoul

Hari pun senja. Pesawat lepas landas di bandara. Para penumpang berhamburan keluar dan melakukan check out. Seorang namja dengan kacamata hitamnya turun dari pesawat sambil memperbaiki alat bantu pendengaran. Namja bernama Luo Chen segera melakukan check out dan mengeluarkan passportnya untuk dicek kembali. Selesai.
Luo Chen menarik kopernya dan berjalan menuju luar bandara. Seulas senyum terpancar pada wajah Luo Chen.
Selamat datang di Korea, Sehun-ah…

I'm Different With My Family (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang