Chapter 04

300 28 1
                                    

Mulmed :beliel

Lucifer menatap tangan nya yang dialiri darah bekas air matanya yang terjatuh ditangan putih nya, tubuh Luci kembali bergetar.

Selalu begini, Luci yang benci akan darah terkutuknya akan mulai kehilangan kesadaran nya perlahan, telinga nya berdenging pandangan nya mengabur, ini lah alasan kenapa dia mudah dikalahkan Levier waktu itu, dia lemah terhadap darahnya sendiri.

Satu hal yang dia syukuri, hanya dia yang mengetahui kelemahan bodoh ini, musuhnya tidak akan menyangka jatuhnya Lucifer karena melihat darah terkutuknya sendiri.

Lucifer menumpukan salah satu tangan nya kedinding, mengeleng pelan berusaha tetap mempertahankan kesadaran nya.

"Tidak..aku harus sadar, aku yakin Satan disana menghadang Baliel, aku harus menyusulnya "

Luci mengusap kasar air matanya yang masih menempel dipipi mulusnya, kembali bergetar hebat melihat darah di tangan nya .

"Brengsek!"

Luci membentangkan sayap nya dengan berani atau ceroboh langsung terbang keluar jendela, Lucifer terjatuh keras ketanah , dia mengeleng kuat menghilangkan pusingnya, kembali mengepak sayapnya Lucifer kembali terbang berusaha tetap mempertahankan kesadaranya.

.

.

'Whoosh whooshh'

Dua anak panah seketika melesat dari arah belakang Satan dan menancap pada masing masing bahu Baliel dan tertanam di dinding belakang Baliel.

"Tch! Pak tua, kau mau mengganggu waktu mainku?!" Sarkas Satan pada Azazel. Iya, panah tersebut berasal dari Azazel.

"Satan, kau dengar apa katanya? Berpikirlah lagi jika kau memang ingin mengakhirinya disini."

"Haah.. baiklah." Satan kembali mengendurkan tangannya yang tadi menghunus pedang ke arah Baliel. "Jadi benar, Levier meminta Luci untuk membebaskan Villein, dan sekarang Luci memintamu untuk membebaskannya? Hh, alur yang rumit sekali."

Satan menghela napas.

"Kau bilang Luci ingin kau kembali dalam keadaan hidup kan? Dan kau ingin itu karena kau tak mau melihat luci menangis? Hh yang benar saja. Kalau begitu kau ku beri satu kesempatan lagi, kembalilah pada Luci dan bilang hanya Levier yang boleh membebaskannya."

"Aku tak akan kembali tanpa Villein." Baliel tetap pada pendapatnya.

"Tch! Keras kepala sekali kau!! Kalau begitu, kau akan bernasib sama dengan Villein. Kau tak akan kemanapun sampai Luci yang kau bilang tak mau kehilanganmu itu datang menjemputmu."

Satan memberikan kode pada Mammon untuk membuka satu sel lain yang berbeda dengan Villein. Satan berjalan menuju Baliel yang masih terpaku di dinding. Ia melepaskan pedang Baliel dari tangannya kemudian mencengkram kedua tangannya. Satan mencabut dua anak panah yang menancap di bahu Baliel, kemudian menyeret Baliel menuju sel tersebut dan mengurungnya.

"Kita lihat, apa yang akan terjadi setelah ini." Satan berujar, kembali pada meja dan duduk di atasnya.

'Apa sebenarnya yang kau inginkan Luci?'

.

.

Baliel tersenyum dibalik sel nya menghadap Vallien yang menatap nya datar dari balik sel nya yang memang hanya berbatasan jeruji

"Kau tidak sehebat yang kukira" Villiein berkata sinis pada Baliel yang menatapnya dengan tatapan menyelidik.

Baliel kembali tersenyum "kadang kau juga butuh otak untuk bertarung Villiein, lihat dan belajarlah dengan apa yang kau lihat nanti."

The DemonsWhere stories live. Discover now