Pulang

291 21 0
                                    

Aku menatap kaca disebelahku dengan tatapan jauh. Mengingat masa dimana aku berada diantara hangatnya kasih sayang.

Papa, Mama dan Axel. Aku merindukan kalian semua. Bagaimana keadaan kalian saat ini? Aku harap kalian baik.

Seandainya papa tidak berusaha menjodohkanku dengan anak temannya yang rese. Pastilah aku sekarang masih bergelung dengan kasih sayang keluargaku.

Huuuhh.. aku menghela nafas berat. Dan memandang minumanku tanpa minat.

Apa yang akan kulakukan sekarang. Setelah proses resign. Aku tak punya pekerjaan sekarang. Huuhh.. lagi-lagi aku menghela nafas.

Ponselku berdering, aku merogoh kedalam tas dan melihat siapa sipenelpon.

Dimas calling...

Hadeh males banget. Aku meletakkan hpku diatas meja tanpa niat mengangatnya.

"Kenapa ga diangkat teleponnya?" Tanya seorang lelaki kearahku.

Aku mengadah dan menatap mata miliknya.

Degh.

"Alex?" Cicitku.

Silelaki itu memandangku heran.

"Bagaimana anda bisa mengenalku?" Sahutnya

Aku mendesah pasrah.. axel tak mengenalku

"Ah ya.. mungkin karena saya mengenal anda" jawabku.

"Benarkah??" Tanyanya sembari duduk dihadapanku.

Loh.loh siapa yang nyuruh dia duduk. Waduh.. ternyata semua laki-laki yang kukenal itu tak punya malu. Menyebalkan.

"Mungkin?" Jawabku ragu.

Dia hanya mengangkat alisnya dan memandangku lalu dia mengalihkan pandanganya ke arah layar handphone di tangannnya.

"Anda sendiri?" Tanyanya. Aku mengangguk.

"Berarti tempat ini kosong. Jadi aku boleh duduk disini kan??" Lah kok baru nanya sekarang.. telat kale bang..

Aku hanya mengangguk.
"Ga kerja?" To the point. Aku menggeleng.

"Apakah anda sakit tenggorakan?" Aku menggeleng.
"Kenapa anda tak menjawab pertanyaan yang saya ucapkan?"
"Haruskah" jawabku.

"Akh.. akhirnya anda bicara juga.."

Pintu caffe berdenting.

Alex melambaikan tangannya kepada pengunjung baru itu. Aku malas membalikkan badan. Jadi aku hanya nenunduk memainkan minumanku.

Tiba-tiba aku dipeluk seseorang.. kaget. Aku menoleh sipemilik. Dan. Astaghfirullah.

Mama..

Tanpa sadar aku menangis. Aku memeluk mama erat dan menangis bersama dengan mama..

Aku melihat papa dan axel yang mengkhawatirkanku.

Sial. Jadi axel sebenarnya tahu kalo itu aku.. awas kau axel.

.....
Aku berada didalam mobil bersama kelurgaku.. mobilku aku tinggal di parkiran caffe..

Papa dan mama memintaku untuk pulang. Dan papa menyesal telah menjodohkanku dengan anak temannya yang rese abis itu.

Dan akhirnya aku tinggal di rumah orang tuaku dan bekerja di perusahaan papa sebagai sekertaris alex. Yah inilah hidup.

Hariku sebagai sekertaris alex sangat menyenangkan. Saat jam makan siang berlangsung.

Aq menghubungi anggi sahabat tercintaku. Dan memintanya bertemu. Aq uda kngn abis.

*****

"Anggii."ucapku keras seraya memeluknya.

Anggi membalas pekukanku tak kalah erat.

Kami bersahabat ketika kami sama-sama diterima di divisi keuangan.

Huh. Mengingat dulu. Rasanya kangen.

"Gimana kabar lo?"tanya anggi

"Ya gini nih.. lo sendiri?"

"Bosen kalee.. dikantor ga da elo. Ga da yang gue ajak ngegosipin"

"Alah.. gaya lo."

"Hahahaa.." kami tertawa bersama

"Eh. Btw.. semenjak lo resign.. si bos kayaknya badmood terus lo..kayaknya kangen abis sama lo. Hahhaaa"

Dias memutar matanya malas.
"Terus gue harus bilang we o we gitoh."

"Ya gak gitu.. gue rasa aja si bos beda banget.. pas lo masih kerja disana si boskan suka tuh ngerjain lo. Yang ini lah yang itulah. Sering senyum senyum ga jelas. Lha waktu lo resign. Dia jadi pendiem abis. Sana kita kita aja kayak ada jarak gimana gitu"
Jelas anggi

"Hah."hawabku jengah.

"Eh. Eh ada gosip baru.. semua divisi keuangan  patah hati lo."ucap anggi menaikkan alisnya

"Kenapa?"

"Ternyata si bos uda punya tunangan.. bok cwantik banget.. minder gue kalo deket deket dia.
"

"Oh."

"Hadeh.. males gue kalo lo jawabnya pelit amat."

"Lha terus gue harus jawab apa. Eh. Kok si bos uda punya tunangan sih..trus hati aku mau dikemanain..."

"Wow.. saya kaget. Ternyata kamu ada rasa sama saya."ucap laki-laki di belakang dias.

Hening.

Dias menoleh ke belakang. Anggi melirik ke ke belakang tubuh dias.

Sial.

Si kunyuk di belakang. Astaga dia pasti denger yang gak.gak. waduh.. malunya itu loh

"Eh.. ada bapak. Bapak makan juga ya" tanya anggi.

"Iya. Dan ga nyangka aja. Ternyata ada curhatan cewek yang.."

"Apa. Lo mau bilang apa.. hah!!"jawab  dias galak.

"Idih.. bilang aja lo suka sama gue.. gue tau kok lo suka gue.. buktinya lo bilang. Mau dikemeanain hati ini."ucap bosnya menirukan suata dias

Astaga.

"Gue balik duli ya ngii.. stres gue disini."

"Oke. Bye dias.. kapan-kapan ketemu lagi ya"

"Ya." Memeluk anggi.

"Loh.saya ga dipeluk."

"Iuhh.. najis. Ngarep banget si lo." Ucap dias meninggalakan anggi dan mantan bosnya.

Tbc.

Terima kasih ya buat kalian yang uda mau nyempatin baca cerita ini.

Eh.  Saya mau promosi cerita baru saya donk.. judulnya ich liebe dich.

Untuk CIBYW. Kurang beberpa part lagi akhirnya selesai. Hore..  hahhaaa..

Udah dulu ya.

Makasih.

Peluk cium :*
Fathaneralda

Highheels Proposal (Hs#1)‖complete‖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang