(4)

737 70 1
                                    

Darah keluar dari mulut namja yang dipanggil Park Jimin tersebut tatkala kepalan tangan Taehyung meninju dengan keras perutnya. Jimin masih menyeringai. Wajahnya lebam. Matanya bengkak. Darahnya yang mengalir di hidung dan menghiasi sekitar bibirnya. Taehyung berhenti memukuli Jimin. Jimin memandang tajam ke arah Taehyung.

🐇🐇🐇🐇🐇🐇

"Kim ugh- kau akan segera hancur, tidak ada lagi Kim Taehyung yang akan menjadi pahlawan. Membela orang yang tertindas katanya, cih," Jimin meludahi air liurnya yang bercampur darah ke wajah Taehyung. Jimin tertawa bagai penyihir yang berhasil menyihir musuhnya, "Bodoh! Camkan kalimatku Jungkook! Hoseok sudah selangkah didepanmu. Dia akan segera menikahimu. Dan aku ada disini untuk menyingkirkanmu! Kau memang sialan!" pekik Jimim susah payah.

Taehyung melepaskan cekikannya dan membiarkan Jimin bebas. Jimin segera terjatuh sambil memegangi perutnya. Taehyung hanya menatapnya dengan tatapan kosong sambil memegangi hidungnya yang tadi mengeluarkan darah dan sudut bibirnya yang terluka. Ini semua tidak sebanding dengan apa yang kemungkinan terjadi antara dirinya dan Jungkook.

Taehyung tidak akan pernah membiarkan Jungkook disentuh oleh siapapun. Atau tersakiti oleh satu orang pun. Jungkooknya terlalu berharga. Jungkook adalah cintanya. Jungkook adalah hadiah terbesar dalam hidup Taehyung. Taehyung akan melakukan apa saja untuk menjaga Jungkook. Ia akan tetap mempertahankan Jungkook.

Jika Jungkook tidak ada. Mungkin Taehyung tidak akan pernah mempunyai alasan untuk mengerjakan tugas dari dosen dengan maksimal atau berhenti menghajar orang yang menindas yang lemah. Jika Taehyung hidup sebagai monster, maka Jungkook hidup sebagai penenang monster. Hanya bersama Jungkook, semuanya terasa lebih ringan. Hanya bersama Jungkook, dirinya sadar apa itu cinta. Hanya bersama Jungkook amarahnya teredam. Hanya bersamanya.. Ya.. Hanya bersamanya..

Taehyung mengambil ponselnya dan mengirim sebuah pesan pada Jungkook. Rasa rindu tiba-tiba menjalari tubuh Taehyung. Rindu~

Padahal mereka baru saja bertemu lima jam yang lalu.

Apakah itu rasanya cinta?

To: Baby Bunny

Baby where are you? I miss you. Let's meet

I love you babe

Taehyung terjatuh bersama ponselnya karena Jimin tiba-tiba saja memukul pergelangan kaki Taehyung dengan tomgkat bisbol menciptakan suara BUGH! Lalu Jimin pergi meninggalkan Taehyung. Taehyung dengan susah payah mencoba untuk berdiri dan berjalan menuju motor Ducatinya.

Ducatinya melaju dengan kecepatan medium menuju kediaman Jungkook. Angin sore memainkan jaket kulitnya dengan lihai. Taehyung hanya memikirkan Jungkook. Tak peduli apapun. Dia harus memastikan nahwa Jungkook tidak akan pernah disentuh sedikitpun oleh Hoseok.

***

Jung Hoseok, pria paling mesum dan memanjakan otak bejatnya dengan sex-toys yang berjajar rapi di lemarinya. Jika Jungkook menikah dengan Hoseok, otomatis benda-benda biadab itu akan menancap ke dalam tubuh Jungkook dan menyiksanya.

'ANDWAE! Jungkook-ku harus selamat' gumam Taehyung dalam hati.

Setelah Taehyung sampai di kediaman Jungkook dan kakaknya, ia memarkirkan motor Ducati merahnya di depan gerbang dan segera masuk. Jin dan Taehyung berpapasan di depan pintu. Jin menatap Taehyung dengan heran. Wajah Taehyung yang lebam dan bercak-bercak darah di sekitar wajahnya.

'Cih, bocah ini masih hidup juga?' gumam Jin dalam hati sambil memamerkan senyum palsunya, "Kau tak tahu ini jam berapa? Tidakkah kau bisa menahan dirimu anak muda? Apakah harus seharian bersama dengan adikku?" sergah Jin sambil menatapnya dengan tajam.

Taehyung tersenyum simpul, "Tapi Jungkook yang memintanya, lihat ini," Taehyung memperlihatkan layar ponselnya. Disana terdapat pesan singkat kepada Taehyung dari Jungkook untuk menemaninya karena Jin akan meninggalkannya sendirian di rumah. Taehyung tersenyum penuh kemenangan.

Jin hanya menatapnya dengan santai sambil menyeringai dan berjalan meninggalkan Taehyung yang berjalan masuk ke rumah mereka yang besar. 'Kau akan segera hancur Kim Taehyung, yang Jimin lakukan barulah permulaan.' gumamnya dalam hati. Jin menancapkan gasnya dan segera meninggalkan tempat itu. Ia menghisap sepuntung rokok sepanjang perjalanan dan tersenyum misterius.

Sementara Taehyung berjalan memasuki kamar Jungkook. Ia mengetuk pelan pintu kamar Jungkook yang di desain dengan gaya Eropa abad ke-19 dengan warna klasik dan pernak-pernik yang klasik pula menghiasi rumah tersebut. Taehyung menunggu jawaban, tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana. Taehyung mengetuk kembali pintu kamar Jungkook.

"Aku ada disini Taehyung,"

.

.







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tbc---

As Long As You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang