Ara meremas seprei yang meyelimuti kasur empuknya. Keringat bercucuran membasahi wajahnya. Matanya indahnya masih terpejam. Bayangan masa lalu muncul begitu saja di dalam mimpinya. Dengan sentakan yang kuat, gadis itu bangkit dan terbangun dari mimpi buruknya. Mimpi itu selalu datang menghantui Ara. Mimpi itu selalu membuat Ara ketakutan. Mimpi yang sangat Ara benci.
"Mimpi itu datang lagi" ucap Ara pelan. Gadis itu melirik jam wekernya, sudah pukul 7. Apa? Pukul Tujuh? Itu artinya Ara terlambat.
Ara bergegas mengambil seragam sekolahnya tanpa mandi, dia hanya membasuh mukannya dan menggosok gigi. Dia tidak menyangka akan bangun kesiangan. Ara mempercepat langkahnya, tanpa sarapan dia masuk ke dalam mobil. Pak Joko langsung menyetir di bangku kemudi, mengerti jika majikannya sudah terlambat.
Bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, Ara benar-benar terlambat hari ini. Pintu gerbang sudah tertutup, dia tidak mungkin menunggu pintu itu sampai terbuka kan? Entah sampai kapan pintu itu akan tertutup.
"Woy!" Teriak seseorang dari seberang, Ara menoleh dengan wajah datarnya
"Loe telat ya, mau masuk?" Tanya laki-laki itu lagi, Ara hanya diam menatap laki-laki itu, menunggu penjelasannya.
"Gue bisa bawa loe masuk, lewat gerbang belakang" ucap laki-laki itu lagi
"Ayo" ucap laki-laki itu berjalan mendahului, tapi tak ada gerakan apapun dari Ara.
"Loe gak mau absensi loe kosong kan?" Tanya laki-laki itu yang tak lain dan tak bukan adalah Bintang, pria most wanted di sekolahnya dan merupakan troublemaker juga.
"Ayo" ucap Bintang menarik tangan Ara, dan gadis itu hanya mengikuti Bintang.
"10 menit lagi pak Arif stand by di sini, loe harus masuk sebelum dia datang" ucap Bintang tegas, Ara hanya mengangguk
"Loe gak masuk?" Tanya Ara datar
"Gue di skors" ucap Bintang tersenyum
"Terima kasih" ucap Ara pelan, lalu pergi meninggalkan Bintang. Wajah gadis itu tetap sama, datar.
Tapi satu hal yang Bintang ketahui dari sosok Ara, dia akan menghargai pertolongan seseorang dan mengucapkan terima kasih. Gadis itu ternyata sangat sopan.
"Bunga Sakura!" Teriak Bintang menghentikan langkah Ara, gadis itu hanya berhenti, tanpa menoleh.
"Kalau lagi di ajak ngobrol, liat orangnya" ucap Bintang sedikit kesal, gadis itu menoleh cepat
"Apa?" Tanya Ara datar, justru ekspresinya tidak mengartikan jika gadis itu sedang bertanya.
Bintang tersenyum dan menatap Ara lembut. "Loe cantik" ucap Bintang tersenyum, lalu pergi dari hadapan Ara.
Gadis itu hanya menatap kepergian Bintang dengan wajah datarnya. Lalu gadis itu berjalan cepat menuju ke kelasnya, XII IPA 1.
-oOo-
"Loe tau gosip kalau kak Bintang di skors?" tanya seorang gadis saat Mega duduk di bangkunya. Mereka semua sedang bergosip.
"Kok bisa kak Bintang di skors si?" Tanya mereka penasaran
"Kak Bintang berantem sama kak Aga, dia mukulin kak Aga sampai masuk ke rumah sakit" ucap salah satu dari mereka.
Mega yang awalnya malas menggosip jadi kepo. Dia hanya heran kenapa sepupunya itu bisa memukul Aga. Dia tau jika Bintang tidak akan memukul seseorang jika tidak ada alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG
Teen FictionBintang, pria yang sangat populer karena keburukannya. Dia hanya pria kesepian yang butuh kasih sayang. Perilaku yang dia tunjukan hanya bentuk pencarian perhatian. Dia sangat membenci Ayahnya yang tidak pernah perduli dengannya. Segalanya berubah k...