Unexpected Surprise [Son Shownu]

654 54 9
                                    

Cairan merah itu terus menerus mengalir dari botol yang besar ke gelas yang lebih kecil. Entah sudah berapa banyak botol wine yang perempuan itu habiskan malam ini dan ia sendiri pun tidak peduli apabila ia akan mabuk di sini. Sepertinya ia begitu yakin bahwa seseorang akan dapat mengantarkannya pulang nanti jika ia mabuk. Namun pertanyaannya adalah, siapa orang yang akan mengantarnya pulang? Dengusan kecil keluar begitu saja dari mulut perempuan itu seraya mengaduk perlahan gelas wine yang ada dalam genggamannya. Ia merasa nasibnya begitu malang, begitu kesepian, begitu merana, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melepaskan penatnya itu dengan minum-minum hingga puas. Untung saja salah satu sahabatnya adalah seorang bartender di sebuah bar ternama di daerah Gangnam. Apakah sahabatnya ini bisa mengantarnya pulang? Setelah ia meneguk isi gelas itu sampai habis, ia bertanya pada temannya yang sedang mengelap tumpukan gelas yang baru saja dibersihkan.

"Changkyun-ah, aku mabuk. Tolong antarkan aku pulang, ne?"

Yang disebut namanya hanya dapat menghela napas pasrah. Ia berhenti mengelap sebentar dan melirik perempuan di hadapannya. "Mina Noona, apakah kau sedang ada masalah? Tidak biasanya kau mabuk seperti ini."

Perempuan yang ternyata bernama Mina itu menggelengkan kepalanya dengan cepat, pandangan pada matanya sudah tidak terlalu fokus dan sayu, menandakan ia sudah mulai mabuk. "Tidak, tidak, tidak. Aku...baik-baik saja."

"Noona, kau tahu tidak bisa berbohong padaku. Aku sudah mengenalmu sejak 6 tahun lalu."

"Changkyun-ah, untuk kali ini saja, biarkan aku mabuk dan melupakan semuanya hanya untuk sesaat. Hanya untuk....malam ini saja." Saat ia mengatakan kalimat terakhir itu, matanya penuh dengan pancaran kesedihan. Genggamannya pada gelas wine semakin mengeras, membuat buku-buku tangannya memutih.

"Sudah kuduga kau tidak akan menceritakannya padaku. Baiklah. Silahkan minum sampai puas, Tuan Putri. Waktumu tersisa satu jam lagi kalau ingin kuantar pulang."

Mina tersenyum lemah. "Terima kasih, Changkyun-ah. Kau memang yang terbaik."

Changkyun memang tidak ingin memaksa apabila Mina tidak mau cerita karena sepertinya ia tahu apa permasalahannya. Mungkin ada saatnya nanti dimana Mina akan memberanikan diri untuk menceritakan semuanya pada Changkyun. Maka dari itu, ia kembali meneruskan kegiatannya mengelap gelas-gelas, berharap ia dapat segera mengerjakan kerjaannya yang lain dan pulang ke rumah. Tentu saja tidak lupa mengantar Mina pulang terlebih dulu. Keadaan bar malam ini tidak terlalu ramai yang mana sedikit menguntungkan agar Changkyun dapat memperhatikan dan menjaga Mina dalam jarak yang dekat. Baru saja ia mengelap beberapa gelas, ponsel dalam saku celananya berdering menandakan ada seseorang yang menelepon. Diraihnya ponsel itu dan sedikit membelalakkan kedua matanya saat melihat nama yang tertera di sana. Sekilas ia melihat Mina, mengecek apakah ia sedang memperhatikannya atau tidak. Mina sedang terlihat fokus pada cairan merah dalam gelasnya dengan kedua tatapan kosong. Changkyun merasa ini waktu yang tepat untuk menjawab panggilan tersebut, waktu dimana Mina sedang tidak sepenuhnya sadar dan tidak akan curiga ia sedang berbicara dengan siapa. Perlahan, dengan ponsel berada dalam genggamannya, ia berjalan mundur mengendap menuju gudang, meninggalkan Mina yang masih menatap kosong gelas miliknya.

***

Mina's POV

Aku tahu seharusnya aku berhenti minum dari tadi, karena aku memang bukan tipe orang yang kuat akan pengaruh alkohol. Sekarang, kepalaku terasa sangat berat, pandanganku sudah buram, dan aku tidak dapat mengontrol lagi kata-kata yang keluar dari mulutku. Dan juga rasanya seakan ada sesuatu yang akan meledak dalam perutku sebentar lagi. Walaupun begitu, aku merasa bahagia, perasaan yang sudah tidak pernah kurasakan lagi sejak tepatnya dua bulan yang lalu. Aku...akhirnya aku dapat merasa senang lagi.

Cerita Cinta Monsta XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang