Bagian I

6.7K 372 8
                                    

Pagi yang cerah, kini dunia terlihat sangat damai dan tenteram dibandingkan dengan saat-saat sebelum perang diputuskan, juga tidak terlepas dari kesibukan ninja medis di masing-masing Desa bahkan Negara yang tengah memulihkan dirinya sendiri dan para korban yang terluka pun cedera akibat perang. Dan tidak sedikit warga maupun shinobi –terutama anak-anak yang masih trauma dengan perang kemarin.

***

Klik

Pintu dibuka oleh seseorang.

"Sakura-chan!?" pekik seorang pemuda berambut kuning yang sedang terbaring di salah satu kamar di Rumah Sakit Konoha.

"Ohayou Naruto, Sasuke-kun. Bagaimana keadaan kalian? Sudah baikan?" sapa seorang gadis berambut merah muda pendek yang merupakan ninja medis muda yang sama hebatnya dengan Tsunade, dan ya... Sasuke juga berada di kamar yang sama di mana ranjangnya bersebelahan dengan ranjang Naruto. Sakura hendak memeriksa keadaan dua temannya.

"Aah, sekarang aku sudah mulai baikan-ttebayo!" jawab Naruto dengan penuh semangat. Sementara Sasuke yang tengah terbaring di sebelah ranjang Naruto hanya membalas sapaan Sakura dengan anggukan kecil disertai senyuman yang sangat tipis.

"Syukurlah kalau begitu, aku akan memeriksa kalian."

"Hmm, benar yang kau katakan, Naruto. Sekarang keadaan kalian sudah sangat membaik. Hanya saja, kalian jangan dulu banyak bergerak, ya!" ujar Sakura kepada kedua temannya itu. Sebenarnya hanya Naruto yang keadaannya sangat membaik karena pemuda kuning itu memiliki kemampuan pemulihan yang sangat cepat. Lihat, buktinya ia sudah bisa berteriak. Lain halnya dengan Sasuke, pemuda itu memang sudah lebih baik tetapi dia belum sepulih Naruto. Ia masih terlihat sangat lemas dan mungkin untuk bergerak sedikit saja masih terasa sakit pada luka-lukanya, terutama pada setengah tangan kirinya.

"Ya sudah, aku permisi dulu, ya" lanjutnya.

"Yaah Sakura... mengapa hanya sebentar? Mengapa tidak lama-lama saja agar kita bisa mengobrol bersama di sini. Etto... sambil menyuapiku apel, misalnya. Karena jujur saja, saat ini aku sangat lapar. Yaa yaaa? Kumohon..." pinta Naruto dengan mata berbinar penuh harap.

"Maaf Naruto, bukannya tidak mau, tapi saat ini aku sangat sibuk. Aku harus mengobati pasien-pasien lainnya. Mungkin nanti malam. Kalau kau lapar, sekarang akan kupanggilkan perawat untuk menyuapimu." jawab Sakura dengan wajah menyesal.

"Hmm, baiklah. Tapi itu tidak perlu, terima kasih."

"Ya sudah, aku permisi dulu ya" pamit Sakura kedua kalinya.

"Hm." Jawab Naruto dan Sasuke hampir bersamaan sambil memperhatikan Sakura hingga sosoknya lenyap di balik pintu.

***

Hari ini Sakura benar-benar kelelahan karena sibuk kesana kemari untuk memeriksa dan mengobati pasien-pasien yang harus ditangani. Bahkan hari ini Sakura sudah melakukan 3 kali operasi berat. Oleh karena itu, di sore hari pun Tsunade sudah mengijinkan Sakura untuk beristirahat di rumahnya –rumah Tsunade. Omong-omong, sebab rumah Sakura terbilang cukup jauh dari rumah sakit jadilah untuk sementara Sakura tinggal di rumah Tsunade yang berada dekat dengan rumah sakit. Jadi jika sewaktu-waktu di rumah sakit terjadi hal yang darurat maka Sakura bisa dengan mudah dan cepat datang untuk menangani. Tapi tidak dulu untuk malam ini, pikirnya. Ia menginginkan istirahat di suatu tempat. Dan tentu saja Tsunade yang sudah menganggap Sakura sebagai anaknya sendiri mengijinkannya istirahat di mana pun ia mau.

Klik

"Maaf ya, Naruto kau menunggu lama. Tadi aku membeli dulu makanan un- tuk..." bicaranya terhenti karena melihat orang yang sedang diajaknya bicara sudah tertidur pulas.

"Oh, sudah tidur ternyata." lanjutnya. Lalu sepasang emerald-nya bersitatap dengan onyx-rinnegan yang terlihat sayu karena baru terbangun dari tidurnya.

"Ah, maaf Sasuke-kun kau jadi terbangun karenaku." ujar Sakura yang tersenyum kikuk sambil menggaruk-garuk rambut merah mudanya yang tidak gatal.

"Tidak apa..." jawab Sasuke sekenanya. "Naruto sudah makan tadi, dibantu Hinata saat ia menjenguk kami ke sini." lanjutnya dengan suara khasnya.

"Syukulah kalau begitu." ujar Sakura dengan ekspresi lega, dan sekali lagi melihat teman kuningnya.

"Umm, dan kau Sasuke-kun, apa kau sudah makan?" tanya Sakura, yang dijawab gelengan kecil dari Sasuke.

"Apa sekarang kau lapar?" tanya Sakura.

"Sedikit." jawab Sasuke. Sakura tersenyum mendengarnya.

"Aku membawakan bento untuk kalian berdua. Tapi, karena Naruto sudah makan, jadi untuk Sasuke-kun saja," ujar Sakura. Dan, Sakura menyadari sesuatu. Ia pikir Sasuke tidak bisa makan sendiri dengan keadaannya saat ini.

"Ano, Sasuke-kun. M-mau aku suapi?" Lihatlah, Sakura berusaha keras untuk menahan kegugupannya karena takut tawarannya di tolak mentah-mentah oleh Sasuke, walaupun ia tahu kalau sekarang Sasuke tidak akan melakukan itu kepadanya seperti dulu, mungkin. Dan ternyata...

-to be continue-

A/N:

Sekian, terima kasih. Sampai jumpa di part berikutnya!

An EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang