Writer P.O.V"Here we go Europe!" pekik Alara dalam hati betapa tidak , akhirnya setelah sekian lama terkurung di dorm Universitas Brown dia mendapatkan libur panjangnya sebelum final judging semester akhir yaitu pagelaran design di salah satu fashion show dunia "New York Fashion Week" ini gila pikir Alara tapi dia ingin rehat sebentar ingin menarik napas dan menikmati liburnya kali ini bersama keluarganya tercinta di seberang benua, Spanyol.
Gadis itu berjalan penuh semangat ke terminal guna menitipkan bagasi dan mengecheck segala persiapan, semangatnya menghambur ketika suara wanita bandara terdengar di michrophone
"All the Europe flight will be delay for at least 4 hour due to storm, we like to say sorry for the inconvenience, we'll try our best"
"What the hell" pikir Alara, dia rindu rumah, dia rindu Ayah dan Ibunya, bahkan Andrew adiknya yang tengil itu, dan sekarang hanya tinggal beberapa menit dan semuanya berubah, jika tidak memikirkan orang ramai di JFK airport ini ingin saja Alara berteriak dan menangis sesegukan untunglah niatnya itu diurungkan jika tidak orang-orang akan mengira bahwa badai yang melanda penerbangan sudah sampai di bandara.
Setelah menenangkan pikiran Alara mengambil handphonennya dan berniat untuk meneplon sang Ayah, sebelum sempat ia menelpon lelaki kesayangannya itu, layar handphone Alara sudah berkedip-kedip dengan nama "My Old Man" menandakan Ayahnya sudah menang start menelponnya duluan.
"Hey Dad" sahut Alara tak bersemangat
"Hey sweetheart, I heard about the storm, I guess your flight have been delayed?" tanya Ayahnya menebak
"hmmm" jawabnya makin tak bersemangat rasanya Alara ingin menangis
"Heii sayang, tak apa, semuanya akan baik-baik saja, sebaiknya kau beristirahat Daddy akan menelpon om Carlos untuk menyiapkan kamar di Fairfield inn JFK kau harus menunggu penerbangan disana agar kau tidak kelelahan." Tutur ayahnya dengan suara seorang ayah yang sedang mengkhawatirkan putri semata wayangnya ini
"Dad, ini hanya 4 jam aku bisa menunggu di starbucks tak perlu memesan kamar" protes Alara, itu sama saja membuang-buang uang pikirnya
"Mungkin itu lebih dari 4 jam sweetheart, aku tidak mau melihat putri kesayangannku menunggu pesawat seperti gelandangan." Candanya sedikit
"Daddy, oke aku akan menunggu 3 jam jika ini lebih dari 3 jam, aku akan ke Fairfield." Alara menyerah
"That's my girl, I love y- *prak
Tiba-tiba seorang pria menubruk Alara mengakibatkan tubuhnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh bahkan handphone yang didalam genggamannya ikut terpanting, apa tidak cukup pikir Alara setelah semua kesialan yang dialaminya kenapa masih saja ada kesialan lain yang mengikutinnya.
"Hey!!" kali ini alara tak bisa menahan untuk tidak menjerit kearah penabraknya itu
"Kau! Jalan pakai mata!!!" cerca Alara, yang dicerca baru bangkit karna terjatuh juga dan merasa tidak terima, siapa suruh dia berdiri di tempat yang seharusnya digunakan untuk berjalan.
"Pertama, aku berlari bukan berjalan, kedua, siapa suruh kau berdiri disitu, dan ketiga yang aku tahu berjalan itu pakai kaki." Jawab lelaki yang menabraknya itu alara merasa seperti ditampar setelah apa yang dilakukannya bisa-bisannya dia menjawab seperti itu, sepertinya laki-laki ini gila.
"Selain tidak punya mata sepertinya kau juga tidak punya otak!" umpat Alara tak biasanya gadis ini mengumpat di depan umum
"Kau tidak tahu ada sebuah kata yang disebut "maaf" kata itu digunakan setelah kau melakukan kesalahan!" lanjut Alara lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Slipstream ( Marc Marquez Fan Fiction)
FanfictionMusim Panas 2014 Alara Torres Guocinni , gadis keturunan Inggris-Spanyol ini merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, buah hati Franco Torres pemilik saham terbesar Brand Sport Alpinestars gadis berambut brunette ini sedang berkuliah di salah satu...