Alara's POV
Awalnya aku ingin membuat alasan agar tidak ikut makan malam dengan keluarga Marc hari ini, tapi setelah mendapatkan strategi untuk melawan bocah itu rasanya malam ini adalah waktu yang tepat untuk memulai serangan dari seorang Alara Torres, it's a Game On.
Perjalanan menuju rumah Marc tidak terlalu lama, cukup memakan waktu 30 menit, ini yang aku sukai dari Cervera: jalannya yang lengang, pemandangan desa yang masih asri serta warganya yang ramah membuat kehangatan tersendiri yang selalu aku rindukan.
Kami disambut oleh seseorang yang aku yakini adalah Julia Marquez wajahnya sangat mirip dengan Marc namun tentu dengan versi yang lebih tua dan lebih baik, tidak seperti wajah anaknya yang tengil itu.
"Selamat datang, mari masuk yang lain sudah menunggu di dalam" sambut Julia setelah menjabat tangan Daddy, lalu kami segera masuk menuju ruang makan.
Rumah Marc cukup sederhana untuk keluarga yang anaknya telah menjadi fenomena MotoGP—tentu aku sudah melakukan Research terhadapnya!—namun terasa sangat nyaman, di Dapur Roser dengan seorang laki-laki jangkung—yang wajahnya juga mirip dengan Marc—tengah menyiapkan meja sedangkan Marc belum terlihat batang hidungnya.
Roser mempersilahkan kami semua untuk duduk, aku duduk di samping Andrew yang berhadapan dengan Alex ternyata Alex seperti dugaanku adalah Marquez number 3, yang belakangan ini menjadi sahabat adikku.
"Aku seperti pernah melihatmu sebelumnya?" tanya Alex kepadaku.
"Maaf?" jawabku bingung dengan arah pertanyaannya.
"Aku lupa dimana tapi wajahmu tidak asing." Alex mencoba mengingat.
"Wajahnya memang sedikit pasaran" celetuk Andrew seperti biasa selalu menjengkelkan.
Sambil menunggu Marc Kami saling berbincang, orangtua ku dengan orangtuanya sedangkan aku bergabung dengan Alex dan Andrew tidak seperti kakaknya, Alex lebih menyenangkan. Sekitar sepuluh menit asik bercerita Marc pun akhirnya muncul menggeret sebuah kursi roda.
"Maaf kami sedikit terlambat, kakek sedikit malas untuk bergerak hari ini" ucap Marc sedikit bercanda dengan kakeknya
"Tak masalah Marc, Ramon terlihat semakin sehat" Daddy membalas lalu marc duduk dihadapanku dengan Kakeknya tepat disamping.
Kakeknya terlihat tenang, dan tidak banyak bicara tapi aku selalu suka melihat orang-orang tua terutama seorang kakek, ada rasa nyaman yang mereka hadirkan.
Saat makan malam semuanya hikmat menyantap makanan yang dihidangkan hanya sesekali baik orang tua Marc ataupun Orangtua ku bertukar pertanyaan kepadaku ataupun Marc yang umumnya mengenai sekolah ataupun karir balapan untuk Marc, setelah makan malam hampir selesai Marc pamit untuk mengantarkan kakeknya kembali beristirahat dan kembali 5 menit kemudian, malam ini dia tidak terlihat seperti Marc Marquez yang aku kenal—sangat berbeda.
"Kapan kalian akan berangkat menuju sachsenring?" tanya Daddy
"Kami akan berangkat hari Rabu dengan penerbangan pagi" jawab Marc "Alara bilang padaku bahwa dia sangat ingin ikut, bukankah begitu Al?" ini adalah Marc yang ku kenal—Marc yang kehilangan kewarasannya, baiklah Marc jika ini yang kau inginkan kau harus bersiap!
"Aku belum beri tahu daddy ataupun Mom, tapi kalau diijinkan aku ingin melihat balapan MotoGP seri ini" jawabku manis—dan Marc terlihat sedikit terkejut atas jawabanku.
Marc V.O.P
Apa aku tidak salah mendengar jawaban dari Alara? Apa mama telah mencampurkan sesuatu kedalam makanannya tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Slipstream ( Marc Marquez Fan Fiction)
FanfictionMusim Panas 2014 Alara Torres Guocinni , gadis keturunan Inggris-Spanyol ini merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, buah hati Franco Torres pemilik saham terbesar Brand Sport Alpinestars gadis berambut brunette ini sedang berkuliah di salah satu...