6

48 7 0
                                    

*****

Aku berjalan ke halaman rumah sebelah dan berlahan membuka pintu pagar yang tidak terkunci. Sampai didepan pintu aku menekan bel beberapa kali hingga terdengar suara laki-laki paruh baya dari balik pintu.

"iya sebentar". Krek pintu terbuka, aku memperlihat kan senyum.

"celine, cari michelle ya"

"oh iya om, michelle nya ada?.

"ah ada-ada mari silahkan masuk, dia lagi dikamarnya". Aku mengukutinya dari belakang menuju tempat michelle berada.

Tok..tok..tok,!!!!

perlahan aku mengotok pintu kamarnya seraya memanggilnya.

"michelle, ini aku celine"

Ceklek, pintu terbuka dan terliihat gadis itu muncul dengan celana jeans selutut dengan kaos biru yang membuat dia terlihat sedikit boys.

"gimana jadi rencananya".sambil duduk di ranjangnya tanpa dipersilahkan. Dia terlihat mengacak-acak isi dari lacinya.

"tadaaa.."

dia memperlihat kan secarik kertas kecil yang mirip memo tapi yang ini lebih terlihat menarik dengan lukisan gambar donald duck, dan dengan lipatan di tengahnya.

"apa ini"
seraya membolak balikkan kertas tersebut.

"kamu bilang kan kamu ngak berani buat ngomong langsung, jadi ini solusi terbaiknya. Gue yakin dia akan lebih suka dengan yang begini".

Sembari menyerahkan sebuah pulpen warna kepada ku.

"lo tulis permintaan maaf lo di sini, terus besok lo tarok di bawah lacinya, jangan lupa coklatnya juga"

"coklat? Tapi andy kurang suka coklat"

"udah ngak papa yang pentig usaha lo dia akan sangat menghargai itu"

" dari mana lo tau, gue aja adeknya ngak yakin dia suka"

"kebanyakan ngomong lo ah, lo mau di bantu ngak sih"

"oke-oke selow aja non ini juga gue tulis." Segera aku mencoret kertas tersebut dengan beberapa kalimat pendek permintaan maaf ku.

"le aku nginap di sini bolehya".

Ucap ku setelah selesai menulis surat pendek tersebut. Tapi gadis itu hanya menatap heran sejenak sebelum kemudian ia mengangguk mantap tanda setuju . kami pun berbaring bersama sambil menatap langit-langit kamar dan disertai canda-canda kecil yang membuat aku terkekeh geli.

Sementara itu andy sibuk mencari keberadaan ku dirumah, berulang kali ia membuka pintu kamar ku sembil berharap aku berada di sana. Sesekali ia turun ke ruang tengah untuk memastikan keberadaan ku. Menunggu di depan pintu dia terlihat begitu cemas karena setiap kali ia menghubungi ku, selalu tidak aktif. Sempat ia menelpon ke michelle tapi aku menyuruhnya berbohong. Dan sukses sudah dia semakin gelisah ketika mama pulang aku juga tidak bersamanya.

"mama heiden mana? Kok ngak ada dirumah."

Mama hanya menggelang sambil tersenyum. Sementara andy mengacak-acak rambutmya sambil mengepalkan tangannnya memukul-mukul angin.

"udah tenang barang kali ia kerumah temannya."

"tapi ma, teman yang mana di rumah michelle dia ngak ada, sementara dia Cuma punya satu sahabat doang."

"udah masuk aja sana besok juga pulang, adek kamu itu bukan orang yang bodoh, jadi ngak perlu hawatir."
Tanpa disadari aku dan michelle terkikih geli melihat kecemasan dari kakak ku itu Dari balik tirai kamar.

*****

Sekolah masih terlihat sepi belum ada riuh rame. Hanya beberapa siswi yang berjalan kearah kelasnya masing masing. Hembusan lembut sang angin terasa begitu sejuk,ditambah dinginnya kotak kotak keramik yang menyelimuti lantai koridor berharap dihangatkan.

Anak laki laki itu terus berjalan menyusuri setiap lorong sekolah. Ia melihat kelasnya masih belum ada seorangpun penghuni. Ia mencoba berbalik namun langkahnya terhenti saat mendapati sesuatu diatas mejanya.

"Hallo ka.. Maafin Heiden ya..
Heiden tau sikap heiden terlalu kekanakan... Tapi sebenarnya itu karna heiden merasa kesal aja.. Dan asal kakak tau kangen deh dijahilin kakak. (kurang lebih isinya seperti itu)

Senyumnya terukir saat melihat nama pengirimnya. Segera ia berlari mencari sosok dibalik surat tersebut. Pandangannya terus menyusuri setiap sudut sekolah, dan berhenti saat mendapati seorang gadis duduk di bangku taman dekat lapangan basket. saat yang dicari didapatinya Ia kembali mengulum senyum.Segera Dia menghampiri sosok tersebut.

"Kamu sengaja ya ngasih aku coklat biar bisa aku kasih balik ke kamu?."

Gadis yang dimaksud mendongak kan kepalanya sambil menarik bibirnya kearah yang berlawanan hingga sebuah senyuman ter ukir indah di wajahnya.

Tanpa menunggu perintah, anak laki laki tersebut langsung menempatkan posisinya disamping gadis tersebut.

"Bagus tuh dikuncir.. Lebih dewasa"
Sambil mengusap kepala adiknya. Ya gadis itu adalah adiknya.

"Haiden kangen ka. Maaf kalo surat heiden agak kekanak kanakan" gadis itu mulai membuka suaranya. Sambil kemudian merebahkan kepalanya di pundak sang kakak.

"Makanya kalau marah itu jangan lama lama. Uring-uringan sendiri kan jadinya" andy pun merangkul adiknya kedalam pelukannya. Celine membalas pelukan sang kakak penuh rasa rindu.

Tanpa disadari sekelompok remaja di ujung koridor mencibir masam kearah mareka.

"Awas aja tuh cewek berani beraninya deket-deket gebetan gue"

Gadis itu menghentakkan kakinya dan belalu dengan muka masam.

"khemmmm"

Nampak seorang gadis dengan anggunnya bersekedap dada di belakang mereka berdua.

"Eh, kalo mau mesra mesraan liat liat tempat woi.."
Sergah gadis itu sambil ukir duduk di sebelah celine.

"Apaan sih biasa aja lagi, toh inikan kakak gue"

"Ia kakak. Tapi mata mereka yang liatin kalian kagak tau."

"Eh, ngomong ngomong pajaknya jangan lupa ya"

"Pajak apaan nih maksudnya" andy memiringkan badannya menghadap michelle.

"Ia pajak karna wa udah bantuin baikannya. Jadi boleh lah di traktir"

"Weee dasar ngak iklas lu" sambung celine sambil menggeplak pelan kepala temannya itu"

Mareka pun tertawa bersamaan.

"Teeeetttttt"
Bel kelas berbunyi nyaring menandakan jam masuk telah tiba.

Update lagi...
Sorry lama ya..
Silahkan di komen dan vote nya...

Agak pendek.. Lg ngak sempat nulis.. Sibuk kuliah soalnya.

HEIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang