7

43 5 0
                                    

Jam istirahat telah tiba, di mana saat ini kantin akan mulai dipenuhi oleh sesak lautan manusia. Heiden sedikit mendecak saat melihat tidak ada tempat satupun kosong yang bisa ditempati. Ditambah suhu udara yang terasa labih panas, gadis itu meraih jas nya untuk dibuka. Melihat hal itu andy meraih tangan adiknya itu  untuk meninggalkan tempat tersebut.

Andy menghentikan langkahnya di bangku taman dekat lapangan basket, dan menghempaskan tubuhnya pada sandaran bangku dengan kasar. Heiden mengikutinya mensejajarkan duduknya.

"Nih minum" andy menyodorkan sebotol minuman untuk adiknya.
Heiden mengambilnya dan menegak setengah isi dari botol tersebut.

"Lu haus ato doyan."
Heiden hanya nyegir menampakkan gigi ratanya.

Drrrtttt drtttt drttt

Heiden meraih ponselnya dan melihat nama si penelpon.

"Halo sam"

"......."

"di taman, kenapa ?"

"......"

"Oke oke aku kesana sekarang."

Heiden menutup teleponnya dan memasukkan kembali kedalam jas nya .

"Kak aku tinggal bentar ya, ada rapat mendadak"

Andy hanya mengangguk pelan sambil membenarkan duduknya menatap kepergian sang adik.

          *****

"Kamu serius sam ? Ko bisa " kaget heiden saat tau apa yang mareka bahas.

"Tadi pagi saat di perjalanan ke sekolah, doni sama 2 anak yang laen mobil mareka kecelakaan."
Jelas samy menjawab rasa penasaran heiden.

"Dan parahnya doni sebagai kapten mengalami keretakan tulang di lengannya". Sambung michelle.

"Jadi gimana dong ini, pertandingan basket tingal 2 hari lagi". Sahut salah seorang lainnya.
Tak ada yang memberi jawaban karena semua dalam keadaan panik.

"Sementara kita kehilangan 3 pemain inti " sambung samy kemudian.

"Apa kita adain seleksi mendadak aja?" Michelle mencoba memberi saran.

"Udah ngak mungkin lagi, waktu kita mepet, belum lagi harus persiapan buat acara." Sahut gadis dengan name tag cindy.

Brakk

Heiden yang dari tadi terlihat mondar mandir tiba tiba menggebrak meja.

"Lo kenapa sih orang lagi serius juga" protes michelle yang terkejut dibuatnya.

"Gue tau siapa yang bisa ganti tiga orang itu, tunggu gue di lapangan indoor."

Heiden segera berlari keluar ruangan tersebut dan membawa langkahnya ke arah taman tempat ia duduk tadi.  Ini satu satunya harapan terakhir. Seketika dia menghentikan larinya saat melihat bangku yang ia duduki tadi dipenuhi oleh anak anak perempuan.

"Elah, ini cewek cewek pada kenapa sih, ngak bisa liat cowok ganteng nganggur bentar apa"

Kesalnya saat melihat kakaknya disemuti oleh hampir sekelas anak perempuan sekolahnya.

"Ngak bosen apa, orang udah hampir seminggu juga, dasar."
Heiden menghampiri kerumunan itu mencari kemungkinan celah yang bisa ia lalui.

"Eh... Misi-misi orang penting mau lewat" segera ia meraih tangan kakaknya dengan senyum kemenangan.

"Udah ya temen temen , sekarang giliran gue. Bye."
Tanpa memperdulikan cibiran para gadis tersebut heiden lansung menarik kakaknya keluar dari kerumunan tersebut. Sementara andy hanya menampakkan seringai luchu tanpa dosa.

"Kamu ngak bosen apa and tiap hari di semutin mulu" tanya heiden saat mereka berhasil menjauh dari kerumunan tersebut.

"Bosen sih.. Risih malah, tp kamu tetap senang kan tiap hari dapat coklat gratis dari aku" candanya sambil menyodorkan sekantong coklat berbagai brand.

"Ia sih.. tapi aku ngak rela kakak aku ditoel toel." Sergah heiden dengan wajah dibuat sedatar mungkin.

"Cieeeee cemburu nih ya.."
Goda andy sambil terus mengikuti langkah cindy.

"Bodo"

"Ngomong ngomong mau kemana nih, ko buru-buru banget kayaknya."

"Udah ngak udah banyak ngomong ikutin aja" 

Andy pun menuruti tanpa berniat membantah sama sekali.

"Kenapa kamu bawa aku ke sini ?" Tanya andy bingung saat mereka berada di depan pintu lapangan indoor.

"Kakak akan tau saat kakak di dalam, oke sekarang ikut aku"

"Maaf ya agak lama, tadi harus berjuang melawan nafsu dunia dulu" sapa heiden saat sudah berada di lapangan. Terlihat teman temannya menunggu akan kedatangannya.

" gaya lo celine. Eh andy kenapa ada disini?

"Tadi aku bilang tau siapa yang bisa gantiin posisi doni kan. Nah ini orangnya" sambil menarik tangan kakaknya untuk mendekat.

"Kamu yakin celine" kali ini samy bertanya dengan tatapan sinisnya.

"Yakin, dia itu dulu mantan kapten basket di sekolahnya, makanya aku nyuruh kalian nunggu di sini. Biar bisa di buktiin."

Samy masih terlihat ragu dengan pernyataan heiden.

"Yakin" samy masih berusaha mencari kelemahan andy dengan terus menerus membrondoli heiden pertanyaan.

"Tau dari mana"

Michelle yang mulai kesal dengan perilaku si ketua OSIS angkat bicara.
" ya iya lah yakin orang andy itu..."

"Andy sendiri yang cerita ke aku kalau dia mantan kapten basket di sekolah nya yang dulu"
Potong celine saat tau kemana arah omongan michelle. Sembari matanya menatap tajam terhadap sahabatnya itu.

"Ya udah buktiin kalau gitu"

Tantang samy sambil melempar sebuah bola basket kearah andy. Andy menangkapnya dengan sigap sambil senyum terukir di bibirnya.
Sebelum andy memulainya tangannya terlebih dahulu ditarik oleh heiden, kemudian membisikkan sesuatu tepat di telingan sang kakak

"Kak, bantuin celine kakak satu satunya harapan terakhir kami"

Andy mengangguk kan kepala tanda mengerti. Dan mulai dribble si bundar berwarna orange itu menggiring nya menuju ring.

                        *****

Sorak sorai para siswa siswi terdengar riuh memenuhi ruang olahraga. Mareka terlihat antusias menyambut pertandingan sahabat antara SMA unggul favorit dan SMA BINA HARAPAN. Terdengar para siswi Histeris dari arah bangku penonton menyorakkan nama andy saat tim basket putra masuk kedalam lapangan. Sementara orang yang disoraki hanya melambaikan tangan sambil melempar senyum tipis.

"aaaaaa.... !!!!Gila. Keren banget mau dah wa jadi kacung nya." Pekik seorang siswi saat melihat senyum  andy.

Heiden dan beberapa anggota OSIS lainnya, berdiri disamping lapangan memberi semangat sembari mengontrol jalannya acara.

"Wah kita punya idola baru nih celine" bisik michelle saat melihat kesungguhan dari para gadis sekolahnya.

"Tau ah" celine hanya menanggapi sepele. Karena memang sejak andy masuk di sekolahnya jadi sangat populer.

Priitttttttt!!!
Suara peluit panjang berbunyi nyaring menandakan pertandingan sudah dimulai. Permainan berlangsung meriah, dan sesekali terdengar gemuruh tepuk tangan saat jagoan sekolah mereka berhasil mencetak angka.

Pertandingan telah usai di menangkan oleh SMA Unggul Favorit. Para siswapun sudah berhamburan keluar dari menuju tujuan masing masing, kantin kelas perpustakaan, dan ada yang cuma bermalas-malasan di bangku taman dan atap sekolah.

"Ternyata kamu lebih cantik dari  yang aku kira, Heiden"

-------TBC------

Hai Hai hai... Gimana² nyambung ga?  Sengaja ngak buat full fantasi biar rame aja gitu.. Dan selamat menunggu update selanjutnya...

HEIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang