Dengan rasa penasaran yang sangat kuat, gadis kecil itu mengambil salah satu surat yang diakuinya sebagai surat pertama dari kumpulan beberapa tumpukkan surat yang diterimanya saat ini.
Diejanya dengan pelan isi surat tersebut,
"Selamat-ulang tahun, Naruto-sayang. . Malaikat-kecilku..."
Bibirnya tersenyum, semakin penasaran ingin melanjutkan membaca surat tersebut. Bukan hanya satu buah surat, tapi kalau bisa ia akan membaca semua surat yang ada didalam kotak kadonya tersebut.
****
"Selamat ulang tahun, Naruto sayang... Malaikat kecilku...
Selamat ulang tahun yang ke-7 tahun!!!
Aku harap kau tidak terbangun ditengah malam begini, dan aku juga berharap jika kau bangun, ayahmu tidak akan membiarkanmu untuk terjaga ditengah malam ini. Jika sampai ia membiarkanmu terjaga, maka aku akan bangkit dari tidurku yang panjang untuk menghantuinya, dan menganggu kehidupannya.!!"
Gadis bersurai merah jambu yang diketahui bernama Naruto tersebut hanya tertawa terkikik. Memandang kedepan, seolah berharap ia menemukan sosok yang saat ini menuliskan sebuah surat untuknya. Seolah menyesali dan meminta maaf atas kesalahannya kali ini.
"Baiklah aku akan menceritakan kisahku, ayahmu, dan wanita yang sangat kami berdua cintai. Namikaze Naruto.
Apa kau sudah melihat photonya? Bukankah ia terlihat cantik? Apa kau menyukainya sayang? Aku harap kau menyukainya, seperti aku menyukainya. Dan seperti ayahmu, yang sangat mencintainya."
Naruto memiringkan kepalanya kekiri, sambil melirik mencuri pandang pada sebuah photo seorang wanita bersurai pirang keemasan sedang tersenyum bahagia. Seolah senyuman tersebut dapat menularkan kebahagian padanya juga, membuat bibir mungilnyapun ikut tersenyum.
"Naruto dan ayahmu adalah sahabat baik. Mereka berteman sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Atas, sampai mereka berdua kuliah dan mengambil jurusan yang sama.
Siapa yang tidak mengenal akan sosok mereka? Seluruh pelosok negeri Hokaido sangat mengenali mereka berdua. Mereka berdua adalah, pria dan wanita pembuat onar. Orang yang disegani. Namun disukai oleh banyak orang.
Mereka berdua sangat pandai bermain bola basket. Bahkan ayahmu beserta Naruto merupakan tim inti pada kelompok pemain bola basket baik disekolahnya maupun dikampus.
Naruto adalah seorang wanita. Tapi semua orang tidak menganggapnya sebagai seorang wanita. Dan itu tidak menjadi masalah baginya. Karena sifatnya, tidak terlalu memperdulikan orang-orang disekitarnya. Terserah pada mereka mau membicarakan tentangnya negatif atau positif, ia tidak memperdulikannya. Seolah itu hanyalah sebuah angin lalu baginya.
Mereka berdua sama-sama sering terjebak dalam jeruji besi. Karena kelompok mereka merupakan kelompok berandalan yang sangat terkenal di Hokaido.
Suka berkelahi. Balapan motor liar. Dan setiap balapan tersebut selalu saja dimenangkan baik oleh Naruto maupun ayahmu, Sasuke.
Dan mereka berdua menganggap itu adalah memang sudah seharunya dialami mereka berdua. Karena mereka berdua adalah orang terkuat dan ditakuti oleh semua para remaja Hokaido.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARUTO . . .
ФанфикUchiha Naruto mencari ibunya. Sosok ibu yang akan mengganti posisi ibunya. Posisi wanita yang telah lama menghilang dari hati sang ayah, Uchiha Sasuke.