Malam ini Naruto tidak bisa tidur. Karena ini adalah pengalaman pertamanya tidur ditempat daerah yang berbeda. Apalagi didalam sebuah tenda kecil, berhimpitan dengan sang nenek, membuat ia gerah kepanasan. Ini semakin membuat tidak nyaman pada tubuhnya. Dengan pelan, Naruto menegakkan tubuh kecilnya untuk keluar dari dalam tenda.
.
.Tidak terasa waktu sudah berjalan begitu lama, membuat Naruto tanpa sadar terbangun dari tidurnya tepat pukul 01.00 dini hari.
Mencoba memperbaiki posisi tidurnya kembali, Naruto mencoba memejamkan matanya lagi.
Satu menit . . .
Dua menit . . .
Tiga menit . . .
Empat menit . . .
Hingga sampai ke sepuluh menit lamanya, Naruto bangkit sambil mendesah panjang. Mengacak rambut pirangnya dengan frustasi. Ia tidak bisa tidur lagi! Gerutunya dalam hati.
Naruto turun dari atas kursi yang menjadi kasur selama ia tidur seharian penuh, salah satu tangannya mengambil baju hangatnya yang sudah tergantung dileher kursi. Mengenakkan dengan hati-hati, sambil membuka pintu luar keluar dari dalam ruangan.
Matanya sudah disugukan oleh pemandangan beberapa tenda yang sudah didirikan dipandang rumput yang luas. Ia merasa menyesal, tidak bisa membantu teman-temannya dalam mendirikan tenda untuk anak-anak yang saat ini sudah terlelap tidur.
Naruto melangkahkan kakinya kembali, pada sebuah perapian yang terdapat di bagian ujung tenda. Dan saat itulah matanya menyipit tertuju pada sebuah kepala kecil bersurai merah jambu yang duduk bersemendekat menghangatkan tubuhnya diperapian.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Suara Naruto membuat punggung gadis kecil tersebut bergetar. Gadis kecil itu masih belum melihat kebelakang. Mungkin ia ketakutan mendengar suara yang asing? Atau apalah itu istilahnya.
Naruto menghela nafas lelah. Melangkahkan kakinya semakin mendekati gadis kecil bersurai merah jambu yang masih diam kaku membelakangi tubuhnya.
"Tidak apa-apa. Ini aku.." ungkap Naruto kemudian. Setelah itu barulah gadis kecil bersurai merah jambu memberanikan dirinya melihat kesamping. Mata kelamnya yang sekelam malam bertemu dengan mata saphire Naruto secerah mentari. Tiba-tiba gadis kecil ini tersenyum, membuat Naruto mengernyit seolah membayangkan apakah gadis kecil ini baik-baik saja? Tanyanya resah.
Naruto berdeham. Menundukkan dirinya disamping gadis kecil bersurai merah jambu, yang sore tadi diketahuinya bernama Naruto. Nama yang sama dengan namanya. Membuat ia bingung memanggil gadis ini seperti apa? Apakah memanggil namanya juga, seperti orang-orang memanggilnya?
"Jadi, kenapa kau belum tidur juga?" Naruto melontarkan pertanyaannya. Membuat si gadis kecil menundukkan kepalanya sedih, sambil mempererat sebuah figura photo didadanya.
"Aku merindukan ayah...." ungkapnya dengan bibir yang sudah bergetar menahan tangis.
'Anak ayah rupanya.' Ungkap Naruto didalam hati sambik berdengus geli. Seolah mengingatkannya akan sosok ayahnya yang sudah meninggal. Melihat Naruto mengingatkannya kembali akan dirinya diwaktu kecil. Juga menangis, merindukan ayahnya.
"Kau hanya merindukan ayahmu? Lalu bagaimana dengan ibumu? Kau tidak merindukannya?"
Pertanyaan Naruto membuat Naruto kecil semakin menundukkan wajahnya kebawah, dan mengeratkan pelukkannya pada figura photo.
"Ibu, -Ibuku sudah meninggal.."
Suara lirih si gadis kecil membuat Naruto mengutukkan dirinya sendiri. Sungguh ia tidak bermaksud untuk semakin melukai perasaan Naruto kecil, tapi itu semua diluar kendalinya. Salahkanlah mulutnya yang selalu bertindak tidak sesuai keinginanya!
KAMU SEDANG MEMBACA
NARUTO . . .
FanfictionUchiha Naruto mencari ibunya. Sosok ibu yang akan mengganti posisi ibunya. Posisi wanita yang telah lama menghilang dari hati sang ayah, Uchiha Sasuke.