Chapter 7

5.1K 370 69
                                    

"Sayang! Ayah pulang!" Sasuke memasuki kediaman orang tuanya, membuka pintu dengan suka cita. Berharap saat ia mengijaki rumah, putri kecilnya berlari dengan senyum cerahnya menuju kearahnya, memeluknya dengan erat. Namun, harapan Sasuke hanyalah sebuah harapan yang tidak berhujung dengan ekspetasinya. Kedua tangan yang sudah ia rentangkan sedari tadi tiba-tiba terulur kaku kebawah, senyuman yang tidak biasanya ia lakukan luntur seketika membuatnya terdiam dalam kehinangan yang menyambuti kedatangannya.

Sasuke menampilkan wajah khawatir, dengan cepat Sasuke melangkahkan kakinya mengeledah semua ruangan, mencari sesosok putri kecilnya beserta keluarganya yang lain. Diruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamarnya beserta dengan kamar Naruto, dan sampai ia berada di taman belakang. Sasuke tidak menemukan Naruto. Kemana perginya Naruto? Gumam Sasuke dalam hati.

Sasuke mendobrak pintu ruang baca ayahnya, beharap bahwa ia menemukan seseorang didalam rumah ini. Harapannya akhirnya membuahkan hasil. Sasuke menemukan sosok ayahnya yang saat ini sedang membaca sebuah koran. Sasuke menggerutu didalam hati, apakah ayahnya tidak mendengar suara kedatangannya tadi?

Fugaku masih menatap Sasuke bingung dengan kaca matanya yang sudah turun kebawah batang hidungnya. Melihat penampilan Sasuke saat ini membuat Fugaku mengerutkan keningnya. Nafas Sasuke tidak teratur, penampilan yang terlihat kacau tak terurus dengan kedua lengan kemeja yang sudah naik keatas siku, serta dasi  berwarna dongker sudah melonggar dibawah kerah bajunya.

"Dimana Naruto dan ibu?" Sasuke menatap ayahnya dengan tatapan tajam. Dari suaranya terdengar bahwa Sasuke saat ini sedang menahan amarah yang sudah berada di ubun-ubun puncak kepalanya.

Fugaku menutup koran, dan melepaskan kaca matanya di atas meja. Menatap Sasuke bingung. Bukankah Sasuke sudah tau bahwa Naruto dan Mikoto berada di Konoha?

"Dimana Naruto dan Ibu?" Sekali lagi Sasuke melontarkan pertanyaan kepada sang kepala keluarga Uchiha.

"Mereka berada di Konoha. Bukankah kau sudah tau-"

"Sial!" Umpat Sasuke memutuskan ucapan ayahnya. "Mengapa mereka pergi kesana? Bukankah aku sudah mengatakan pada meraka untuk tidak pergi kesana?!" Kekesalan Sasuke semakin memuncak.

"Bukankah kau mengatakannya sendiri bahwa kau mengizinkan Naruto untuk pergi kesana kemarin?"

Sasuke mengernyitkan keningnya. Apa maksud ayahnya? Ia tidak mengatakan bahwa ia mengizinkan Naruto untuk pergi kesana?

"Aku tidak mengatakannya? Ditelpon aku juga mengatakan agar Naruto tetap diam dirumah."

"Tapi yang kami dengar sewaktu Naruto menghubungimu, kau mengizinkannya." Ungkap Fugaku dengan ucapan yang ambigu. Bingung apakah pernyataannya betul atau salah.

Sasuke mengayunkan tangannya keudara dengan gigi yang sudah menggeratak didalam mulutnya. Ia baru teringat akan panggilan telpon dari Naruto beberala hari yang lalu. Pasti ia berbicara pada orang yang salah. Setelah ingatannya melintas sesosok pemuda berambut hitam berkulit pucat yang selalu tersenyum sepanjang mereka melakukan pertemuan beberapa hari kemarin di Suna.

"Kau mau kemana?" Tanya Fugaku sambil mengikuti langkah kaki Sasuke menuju kamar pemuda tersebut.

Sasuke mengambil pakaiannya asal, memasukinya kembali didalam koper yang ia bawa beberapa puluh menit yang lalu. "Tentu saja untuk menyusul mereka!" Ungkap Sasuke sibuk dengan perlengkapannya. Sasuke tidak perlu mengganti pakaiannya. Pakaiannya saat ini cukup untuk penampilannya kali ini.

Fugaku terus mengikuti langkah kaki Sasuke yang sudah berada di pintu keluar. Sasuke memang tidak main-main dengan ucapannya. "Kau ingin menyupir ke Konoha seorang diri?" Fugaku bertanya dengan suara yang cukup khawatir melihat sikap putra bungsunya yang keras kepala.

NARUTO . . .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang