Setelah merasa tidurnya yang sangat panjang malam tadi, Sasuke merasakan pagi ini ia benar-benar hidup. Saat membuka kedua kelopak mata kelamnya, orang yang berada dihadapannya, dan sangat ia cintai saat ini tersenyum mengecup bibir kerasnya dengan lembut.
Seketika itu pulalah, bibir Sasuke tertarik untuk tersenyum. Membawa gadis kecil bersurai merah jambu masuk kedalam selimutnya. Dikecupnya seluruh bagian tubuh gadis kecilnya dengan pelan dan mesra. Membuat gadis kecil itu tertawa cekikikan, menyukai apa yang dilakukan ayahnya padanya saat ini.
Sasuke sudah berada diatas malaikat kecilnya, kemudian mencium bibirnya sekali lagi dengan lembut.
"Selamat ulang tahun sayang. Apa kau sudah menerima hadiah dari ibumu?"
Pertanyaan Sasuke hanya dijawab oleh anggukkan Naruto. Setelah menyadari bahwa putri kecilnya saat ini sudah rapi, sangat rapi sekali. Tapi kerapiannya tersebut luntur, akibat ulahnya yang mencium dan mengacak surai merah jambu milik malaikat kecilnya.
"Kau mau kemana pagi-pagi begini?" Tanya Sasuke lagi, kemudian mengecup perut kecil nan buncit milik Naruto. Naruto terkikik kembali, merasa geli akibat sentuhan dagu ayahnya yang sudah dihiasi oleh rambut-rambut halus.
"Ayah geli..." akunya sambil tertawa melepaskan diri.
Sasuke tidak memperdulikan permintaan Naruto, terus mengecup perut Naruto, sambil menyembunyikan suara-suara melalui mulutnya diperut buncit gadis kecilnya.
"Ayah. Hentikan!" Seketika Sasuke menghentikan tindakannya, ia sedikit tidak mempercayai dengan apa yang didengarnya. Putri kecilnya. Malaikat kecilnya. Wanita yang ia cintai saat ini membentaknya. Menunjukkan wajah tidak sukanya dengan apa yang telah ia lakukan.
"Kenapa tiba-tiba kau membentak ayahmu sayang?" Ungkap Sasuke dengan anda memelas dan sedih. Seketika itu pulalah, Naruto juga merubah raut wajahnya menyesal dengan apa yang telah dilakukannya.
Dikecupnya bibir ayahnya sebentar. "Maafkan aku ayah.." Bisiknya sambil memeluk Sasuke dengan tangan mungilnya.
Melihat sikap Naruto, membuat Sasuke kembali tersenyum. Menuntun Naruto untuk duduk menyender pada senderan kepala ranjang besarnya.
"Jadi, mau kemana kau pagi-pagi begini?" Tanya Sasuke, setelah ia rasa bahwa Naruto sudah duduk nyaman dengan posisinya sekarang, begitu pula dengan duduknya, menyilangkan kakinya dan bersedekap kedua tangan pada dadanya dihadapan gadis kecilnya. Seolah menunjukkan pada Naruto, bahwa saat ini mereka sedang membicarakan hal yang sangat serius. Amat-sangat-serius.
"Aku ingin mengunjungi nenek Mebuki di Hokaido. Boleh ya?" Pinta Naruto dengan raut wajah memohon.
Sasuke mengerutkan keningnya. Tidak biasanya Naruto ingin mengunjungi kedua orang tua Sakura.
Setelah Sakura meninggal dunia, Naruto sudah menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya beberapa kali mengunjungi kedua orang tua Sakura, itupun jika Naruto pergi bersama dengannya. Kali ini Naruto sendiri yang meminta untuk pergi menemui kedua orang tua Sakura. Membuat Sasuke memancarkan kecurigaan. Sebenarnya rahasia apa yang disimpan oleh gadis kecilnya kali ini.
Sedikit mengentahui apa yang difikirkan oleh ayahnya. Naruto tersenyum kemudian menangkup wajah Sasuke kedalam telapak tangannya yang kecil.
"Aku hanya merindukan kakek dan nenekku di Hokaido. Boleh ya ayah? Aku dan nenek akan pergi di antar oleh paman Yamato." Permohonan Naruto, dengan wajahnya yang memelas, membuat Sasuke menuruti keinginan gadis kecilnya.
"Baiklah. Aku tidak bisa menemanimu kali ini. Karena pekerjaan yang menumpuk di Suna. Jadi, hadiah apa yang kau inginkan di hari ulang tahunmu sekarang sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NARUTO . . .
FanfictionUchiha Naruto mencari ibunya. Sosok ibu yang akan mengganti posisi ibunya. Posisi wanita yang telah lama menghilang dari hati sang ayah, Uchiha Sasuke.