1 - Their Memories

62 3 8
                                    

....
Note :
Nama Alie dibaca Eli aja ya :)

2006 10 16 -Internasional Elementary School, Jakarta-

Dalam ruangan kelas 2-B yang ramai karena teriakan anak-anak kecil yang berkeliaran. Kelas seni budaya yang membuat mereka memekik senang karena hal inilah yang sangat mereka sukai. Banyak yang berkeliaran hanya untuk menghampiri temannya, meminjam penghapus, pensil warna, apapun itu. Namun, di suasana yang ramai, seorang gadis kecil tertunduk melihat hasil gambar yang hampir ia selesaikan. Tercetak senyum puas di wajahnya.

Ia sangat tak memperdulikan suasana ramai saat ini. Ralat, baginya itu keributan yang tak ada gunanya. Lumayan mengganggu.

"Baiklah anak-anak. Apa kalian sudah menyelesaikan gambaran kalian ?" Guru seni budaya bertanya.

"Belum bu/sudah bu" jawab mereka masing-masing. Terkecuali anak itu.

"Yes sudah!" Pekiknya senang.

"Wah gambarmu cantik sekali Al" puji teman sebangkunya. Padahal gambar alie hanya sebatas gunung dan sungai, tapi karena dia bisa memadukan warna. Jadilah, maha karya dari seorang anak yang bernama Alie.

"Jelaslah. Alie gitu" balasnya bangga.

"Bu, aku sudah. Boleh aku kumpulkan ?"tanyanya hati-hati.

"Oh. Silahkan, sini ibu mau lihat." Kata ibu Fitri-guru seni budaya-

Sembari berjalan ke arah meja guru. Senyum Alie tak pudar untuk melihat karyanya sendiri. Tidak buruk kok, batinnya.

Di letakkannya di atas meja. Dan mengucapkan terimakasih kepada ibu Fitri.

Tok..tok..tok

"Permisi bu. Maaf mengganggu sebentar" ucap pak kepsek minta izin.

Alie juga sudah kembali ke tempat duduknya. Sekejap suasana kelas menjadi hening, karena kedatangan pak kepsek yang tiba-tiba.

"Tidak apa-apa pak. Silahkan saja masuk" ucap ibu Fitri sopan.

Pak kepsek mengangguk dan berjalan ke depan kelas. "Anak-anak, kalian akan kedatangan murid baru. Dia pindahan. Untuk selebihnya. Silahkan masuk Rian" ucap pak kepsek mempersilahkan anak yang bernama 'Rian' tadi masuk.

Kesan pertama, tampan. Itu kata Alie. Astaga, anak masih belia sepertiku kenapa bisa berfikiran yang mana tampan yang mana tidak. Batin alie aneh.

"Hai, teman-teman. Nama aku Arianello Ge Lezandra. Aku murid pindahan dari bandung. Semoga kita bisa berteman baik. Terimakasih." ucap Rian dengan suara agak cempreng kas anak-anak.

Tidak terlalu buruk. Batin Alie lagi. Lalu ia melanjutkan 'mari membaca buku'nya kembali.

"Baiklah Rian. Saya akan kembali ke ruangan. Dan kamu selamat datang" ucap pak kepsek lalu melangkah pergi.

"Rian, kamu duduk di kursi kosong sana ya. Di belakang Alie" ucap bu Fitri sambil menujukkan tempat duduknya.

Merasa namanya disebut Alie lantas mendongakkan kepalanya, "iyaa bu ada apa manggil Alie?" Tanyanya.

"Tidak apa-apa. Ibu hanya memberi tahu Rian kalau tempat duduknya di belakang kamu." balas bu Fitri memberi penjelasan. Alie hanya mengangguk paham.

Baru saja Rian mendaratkan pantat kecilnya ke kursi. Ia langsung di sunguhi pemandangan yang membuatnya terjekut. Ya, Alie sedang menopang wajahnya dengan satu tangan sambil menelisik ke arah Rian.

Love On The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang