9 - Feeling

11 2 0
                                    

Typo typo bertebarannn~🎶🎶🎶
....
Di balkon kamar, Rian duduk di kursi dengan pikiran yang masih teringat bagaimana perlakuan memalukan namun manis yang di lakukannya. Ia tersenyum sambil mengingat-ingat dia sudah kembali menemukan cintanya.

Setelah bertemu dengan Alie di kantin tak lama setelah itu bel masuk kelas berbunyi, memaksakan Rian harus berpisah sebentar dengan Rainanya.

Masih membekas bagaimana Alie tersenyum ketika Rian tak ingin masuk kelasnya sendiri, ia malah ingin sekelas dengan Alie.

"Ah iya. Kenapa gue minta nomernya. Golbok sia!" Racau Rian sendirian.

Setelahnya Rian senyum-senyum kaya orang kesambet.

"Ya Allah Rai..bisa gila gue kalo gini terus..HAAAHH." Erang Rian frustasi.

Pasalnya ajakan pulang sekolah Rian di tolak Alie, di karenakan Alie yang sudah minta jemput duluan. Jadi, Rian hanya mengangguk pasrah dan menemani Alie di pos satpam menunggui jemputan sang princessnya datang.

Rian kembali mengingat bagaimana Alie masih memakai gelang pemberiannya yang sudah usang termakan usia. Apalagi cincin pemberian Rian yang di jadikan Alie bandul kalungnya.

"Kamu masih aja make itu." Tunjuk Rian ke leher Alie sembari duduk di samping Alie, menemaninya yang masih menunggu jemputan.

Alie menoleh, "Yaiyalah, kalo ga make ga mungkin aku ketemu kamu lagi." Jawabnya lalu terkekeh pelan.

"Kok kamu bisa ngenalin aku pas di kantin?" Tanya Alie ke Rian.

Rian menatap Alie dengan lembut "Aku tau mata itu.." ucapnya menggantung.

Alie menyerit bingung, "Maksudnya?"

"Cuma mata kamu yang bikin aku hangat saat melihatnya. Kamu itu orang yang terpenting setelah mama sama papa aku." Sambungnya dari jeda setelah Alie bertanya.

Alie tersenyum penuh arti, "I hope you prove it, Yan." Balasnya.

"I will." Balas Rian mantap.

Obrolan singkat Rian dan Alie yang sangat-sangat di nantikan oleh Rian sendiri.

Rian benar-benar berjanji akan menepatinya. 10 tahun penantiannya di pastikan tidak akan sia-sia. Rian sebenarnya sangat mudah jika ingin tahu keberadaan Alie dimana. Ia punya akses yang luas untuk masalah itu, apalagi hanya untuk mencari Alie, itu perkara mudah. Tapi Rian mengurungkan niatnya. Kalaupun Tuhan berkehendak pasti akan di pertemukan.

Dan itu terbukti. Rainanya kembali.

Rian terhanyut dalam pikirannya sampai hapenya pun bergetar. Rian melirik siapa yang sudah mengirim pesan Line untuknya.

[Line]

RaisaD. : yan
RaisaD. : yan
RaisaD. : ??

Rian menyerit bingung.

Dapet Line gue dari mana ni anak?

RaisaD. : read duang. Sip bgt
RaisaD. : add back bege
RaisaD. : sombong sumpah!
RaisaD. : utg temen.

RianLezandra : apa Sa?
RianLezandra : gue baru ngeh kalo lo yg len gue
RianLezandra : ada apa?

Rian menjawab dengan ogah-ogahan pasalnya ia sedang tak ingin membagi kebahagiaan dengan yang lain dulu. Rian kembali meletakkan hapenya di kursi, tidak memperdulikan meskipun hapenya kembali bergetar.

Namun, konsentrasi Rian kembali di buyarkan dengan suara telpon masuk. Rian tau siapa yang menelpon dengan nada dering suara babi angry bird.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love On The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang