6 - Pindah ?

20 1 0
                                    

Maaf kalau cp ini agak panjang, tapi semoga kalian suka :)

....
-GM Hospital. Sydney,Australia-

Sebuah rumah sakit besar yang Alie sukai. Tempat yang nyaman dan aman untuk semua yang berkunjung bahkan untuk semua pasien di rumah sakit ini. Asri, itu yang menonjolkan rumah sakit ini berbeda dari rumah sakit yang lainnya.

Namun, satu hal yang Alie tidak sukai, yaitu duduk di kursi tunggu rumah sakit..membosankan. Tau kenapa? Karena banyak orang yang berlalu lalang membuat pusing kepala. Itu lah yang di rasakan Alie saat ini..Hasan? Alie masih sangat ingat kalau ia sedang marah dengan Hasan. Orang tua Alie juga sibuk dengan urusan masing-masing.

"Mom, apa check up-nya bisa di lakukan nanti? Aku bisa mati kebosanan kalau menunggu lebih lama lagi disini." rengek Alie di sebelah Popy yang sedang sibuk dengan handphonenya.

"Mommy..." Alie mendengus kesal karena panggilannya di reject oleh sang ibu.

"Alie Raina." Panggil seorang perawat dengan senyumnya.

"Ahh,finally. Mom, ayoo!" ajak Alie pada Popy, sedangkan Arsen akan menunggu di kursi tunggu saja.

Di dalam ruangan Alie hanya akan di periksa sewajarnya pasien. Hanya saja, Alie akan di beri obat yang berbeda, selain dari itu kurang lebih sama. Kalau vitamin, itu sudah pasti. Tak pernah lepas dari seorang Alie.

"Bagaimana minggu ini Al? Apa sudah jarang kambuh lagi?" Tanya dokter Joe-dokter yang selalu menangani Alie dari pertama Alie masuk rumah sakit-.

Alie tersenyum menyiratkan sesuatu "iya dok. Sudah jarang, tapi kalau sekedar pusing, lalu mimisan. Kadang itu hanya sesekali, apalagi kalau sudah olahraga. Aku jarang masuk. Tapi selebihnya aku sehat." tutur Alie sedikit ragu dengan jawabannya. Namun,binar matanya berubah meyakinkan ketika mengakatan sehat. Dokter yang sedari tadi mengamati Alie hanya memberi tanggapan yang seperlunya. Dan akan menuliskan resep obat yang akan di tebus setelah ini.

"Mom,Alie ingin ke toilet sebentar. Boleh ?" ijin Alie.

"Hmm..Jangan lama-lama." Pesan Popy dan di angguki oleh Alie.

Melihat Alie lari terbirit-birit dari ruangan membuat Arsen menyerit bingung dengan tingkah anaknya. Lalu ia langsung menghampiri Popy untuk bertanya kenapa Alie seperti itu.

"Dia ke toilet." ucap Popy.

"Jadi, saya akan to the point saja. Alie, saya tau dia tadi berbohong tentang kesehatannya.." Dokter Joe mulai menjelaskan. Popy sudah menggenggam erat tangan Arsen.

"Sebenarnya dia merasa kesakitan dengan keadaannya saat beberapa hari belakangan. Dia seharusnya menjaga kesehatan,tapi sepertinya dia bisa lupa untuk sekedar meminum obat atau paling tidak vitaminnya lah untuk menjaga keseimbangan tubuhnya.."

"Saya tau, kalian sibuk. Tapi saya harap kalian bisa menjaga Alie. Dan pesan saya, carilah pendonor yang benar-benar cocok untuk Alie. Karena kinerja organ baru di tubuhnya saat ini masih sulit untuk beradaptasi. Dan itu akan sangat berdampak." Penuturan Dokter pada kalimat terakhirnya, membuat Popy menumpahkan tangis yang sudah tak bisa di bendung lagi.

Baginya ini sungguh mimpi buruk yang tak ingin ia dengar. Mimpi terliarnya pun pasti tak ingin memunculkan itu.

"Sudahlah. Kita bisa melewati ini semua." Bujuk Arsen

"Tap--"

"Hapus air matamu. Aku tak ingin Alie khawatir." Ujar Arsen lagi. Mau tidak mau Popy menuruti kemauan Arsen. Sebenarnya hati Arsen saat ini sama sakitnya dengan Popy, ia sangat ingin menangis. Tapi masih bisa ia tahan, karena saat ini yang penting Alie membutuhkan dukungan dari mereka. Dan Arsen tidak ingin Alie melihat kedua orang tuanya mengangis, tanpa ingin memberitahukan alasan apa yang membuat mereka seperti ini.

Love On The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang