chap 7

25 4 0
                                    

Train yourself to let go of everything you fear to lose.
============================

Jadi Andrew itu mengajak ku pergi ke mall untuk memilihkan hadiah yang bagus untuk keponakannya yang kebetulan adalah perempuan, dan katanya keponakannya selalu protes karena Andrew membelikan benda yang aneh- aneh, seperti boneka buaya, tidak ada lucunya sama sekali untuk anak kecil.

Setelah membeli hadiah untuk keponakannya itu, dia mengajakku untuk makan malam dulu, dan kebetulan sejak pulang sekolah aku memang belum makan. Setelah memesan Andrew menceritakan hal-hal yang dapat membuatku tersenyum, bahkan tertawa. Dia tidak seburuk itu ternyata, mengingat awal pertemuan kami yang sangat tidak menyenangkan.

Setelah itu dia mengajak ku pergi ke pesta ulang tahun keponakannya itu. Awalnya aku menolak karena merasa canggung bertemu dengan orang yang belum ku kenal, karena aku bukan orang yang mudah menerima orang baru. Karena Andrew mengatasnamakan ganti rugi, mau tidak mau aku harus ikut dengannya.

********

Mobil Andrew kini berhenti di sebuah rumah yang besar. Halamannya saja sangat luas.

Andrew memutari mobilnya dan membukakan pintu mobil untukku, setelah itu kami memasuki rumah itu dengan beriringan. Sebenarnya aku yang memintanya untuk tidak meninggalkanku, karena aku takut kalau terjebak sendirian di antara orang- orang yang belum ku kenal di rumah besar seperti ini.

Di dalam ramai dengan anak- anak dan orang tuanya. Seorang anak perempuan berlari ke arah kami, ke arah Andrew lebih tepatnya. Anak yang lucu dan manis dengan gaun kecil yang sangat cocok untuknya.

Anak kecil itu berhambur ke pelukan Andrew, dan Andrew menggendongnya.

"Happy birthday sayang. Nih kadonya" ucap Andrew sambil memberikan kado yang tadi kami beli.

Gadis kecil itu tersenyum lebar dan menerima kado yang diberikan Andrew.

"Isinya bukan boneka buaya kan om? Soalnya aku takut kalo liat boneka yang om kasih itu, aku mikilin kalo bonekanya mau gigit aku." Tanya gadis kecil itu kepada Andrew yang hanya ditanggapi oleh gelengan.

Aku tersenyum mendengar pertanyaan gadis kecil itu, sangat polos. Aku sangat menyukai anak kecil. Bagiku , anak kecil itu sebagai penghibur, disaat sedih pun aku sering datang ke taman hanya untuk melihat anak kecil bermain bersama.

Andrew mengenalkanku kepada gadis kecil itu. Ternyata namanya Vanilla, dia anak dari kakak sepupunya Andrew. Dan mereka itu sangat dekat dari sejak Vanilla lahir. Dan sekarang Vanilla sudah berumur 4 tahun.

"Andrew" panggil seseorang yang sudah berdiri didepan kami -aku,andrew,vanilla-,

"Hai tante" sapa Andrew kepada wanita itu.
"Kenalin tante, ini Amanda,temen aku" sambungnya.

"Oh ya, hai Amanda, saya tante nya Andrew. Kamu temannya Andrew?" Tanya wanita itu.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Setelah itu kami berbincang ringan, dan aku hanya menjawab jika ditanya.

Setelah acaranya selesai, Andrew dan aku pamit pulang. Andrew mengantarkan ku kembali ke apartemenku.

Setelah tiba di apartemen, aku segera turun karena sudah sangat lelah. Aku merasa hari ini adalah hari paling melelahkan, karena dari tadi pagi aku sudah sangat sering menangis.

Setibanya di apartemenku, aku segera pergi ke kamar mandi untuk berendam air hangat. Jujur saja, mimpiku tadi siang masih setia berada di pikiranku. Ketika ia -orang yang sangat aku sayang- mengucapkan kata 'goodbye' dan secara kebahasaan itu adalah perpisahan bukan?

Dia ingin kita berpisah karena dia memang sudah menemukan seseorang yang baru, atau karena dia itu sudah.. tidak, kemungkinan itu tidak mungkin.

Otak dan hatiku sangat tidak sinkron sekarang. Otakku berkata bahwa itu hanya mimpi, sedangkan hatiku terus memikirkan ini.

*********
Aku terbangun ketika cahaya matahari memaksa masuk melalui celah jendela kamarku. Hari ini hari minggu dan aku tidak akan pergi ke sekolah. Aku bangkit dari tempat tidur dan dengan langkah malas aku berjalan menuju ke kamar mandi untuk bersiap- siap.

Selesai mandi aku bersiap- siap, aku hanya memakai baju santai, pilihanku jatuh kepada kaos biasa dan celana selututku.

Tidak ada kegiatan yang akan aku lakukan hari ini. Dan aku memutuskan untuk pergi ke taman dekat apartemenku ini. Setelah memastikan pintu apartemenku sudah terkunci, aku melangkah menuju taman itu.

Di taman aku hanya duduk di sebuah kursi taman, sambil menikmati udara dan pemandangan disini. Beberapa pasangan duduk di kursi taman seperti yang aku duduki ini. Mereka bercakap- cakap sambil sesekali tertawa. Aku hanya dapat tersenyum pahit.

Pasti akan menyenangkan menghabiskan akhir pekan bersama pasanganmu bukan? Duduk ditaman, mengobrol, tertawa bersama, menikmati pemandangan taman yang sejuk, siapa yang tidak mau? Aku ingin, sangat. Namun dia sudah tidak ada.

Apa yang ada dipikiranmu jika kamu ditinggal seseorang yang kamu sayangi? Would you stay or leave? People thought I have to move on and find someone else. But I don't, I still here, wait. Hingga kadang aku berpikir, bisakah aku selalu menunggu? Maksudku, ya menunggu pun ada waktunya. Namun aku akan tetap menunggu hingga waktu yang tidak bisa aku tentukan.

Aku mengalihkan pandanganku pada beberapa anak kecil yang sedang bermain. Tanpa sadar aku tersenyum.

**********

Setelah dari taman, akhirnya aku memutuskan pergi sebentar ke kedai es krim di dekat taman untuk membeli es krim. Setelah memesan, aku mengambil tempat duduk di pojok dekat jendela dan memainkan handphone ku. Disaat aku sedang mengecek socmed ku,terdengar suara seorang anak perempuan memanggil namaku.

"Kak Mandaaa" panggilnya dengan suara cempreng anak- anak yang khas.

Aku menoleh dan melihat yang memanggil ku. Ternyata itu Vanilla. Aku hanya tersenyum tipis menanggapinya. Dia berlari ke arahku. Dengan seseorang yang mengikutinya, ternyata Andrew.

"Kakak beli es klim ya?"tanya nilla dengan suara cadelnya.

"Iya, kamu udah pesen?" Aku bertanya padanya.

"Belom, tuh kakak lama banget jalannya.". Cerocos nilla sambil menunjuk Andrew yang sekarang sudah berada di belakangnya.

Aku hanya tertawa ringan, Andrew tiba di sebelah Nilla dan mengangkat sebelah alisnya.

"kalian ngomongin kak Drew ya? " tanya Andrew dengan Pede-nya.
"Gak sih kak, tadi aku sama kak Amanda ngomongin es krim yang enak, iya kan kak? " tanya Nilla kepadaku sambil mengedipkan sebelah matanya.

Aku tertawa sambil mengangguk seperti boneka hokben.

Pandangan Andrew yang tadinya menatap Nilla kini menatap aku, ehm tepatnya tatapan menilai. Dan jujur, ehm wajahnya tampan walau dengan tatapan intimidasinya itu. Oke fokus Manda.

"Lo baru slesai jogging?" tanyanya.

Udah liat aku pake baju jogging gini ya pasti aku baru slesai jogging lah, gak mungkin abis mandi, pertanyaan dia suka apaan banget.

"Ya gitu deh, seperti yang lo liat, gue pake baju jogging." jawabku dengan nada yang datar, tak terpengaruh wajah tampannya, Bagus lah aktingku haha.

"Owh oke lah" pandangannya beralih ke Nilla. "Nilla disini dulu ya sama kak Amanda, kakak beliin es krim dulu ya?" lanjutnya dan diangguki oleh Nilla.

Setelah Andrew pergi untuk memesan es krim untuk Nilla, Nilla duduk dan tangannya dilipat di meja tapi pandangannya menatapku.

"Kenapa Nill?" tanyaku bingung karena pandangannya itu.

"Ehm kakak cantik ya, cocok sama kak Andrew yang ganteng hehe" katanya, membuatku terbelalak, tapi langsung ku pasang lagi tatapan normalku.

Oke, sampai kapanpun aku dan dia takkan bersatu, aku sudah punya 'seseorang' yang notabenenya adalah pacarku. Ya dia masih pacarku kan? Selama belum pernah ada kata putus yang terucap dari kami berdua.

Aku hanya merespon ucapannya dengan tertawa ringan.

Try to Be TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang