Chapter 5: Nerve

2K 314 24
                                    

Nerve (n):
Feelings of nervousness

***

"Iya. Lagu yang tadi kau mainkan. Aku ingin meminjamnya untuk kompetisi menari 6 hari lagi," balas Soonyoung dengan nada kelewat antusias.

Mungkin sekarang saatnya lagu itu harus keluar dari ruang musik itu

"Bagaimana?"

Jihoon mengangguk setuju, "Boleh."

Akhirnya Soonyoung dapat bernafas lega. Lupakan kasetnya yang hilang! Ia mendapatkan lagu baru. Hanya perlu lembur semalam untuk memikirkan koreografinya dan semuanya siap.

"Terima kasih," serunya tanpa sadar melingkarkan tangannya di tubuh Jihoon.

Jihoon bergeming, memasang tampang terkejut.

***

"Lee, Woozi Lee," tambah sosok itu cepat, "Aku buru-buru, cepat lepaskan tanganku!"

Soonyoung melepas tangannya perlahan. Woozi langsung melesat pergi meninggalkan kafe, meninggalkan Soonyoung berdiri di ambang pintu.

"Kwon Soonyoung," panggil Vernon di belakangnya.

Panggilan Vernon terdengar samar di telinganya. Dengan sebuah hentakan, ia membuka pintu kafe dan berlari keluar, berharap orang itu belum pergi jauh.

Vernon berniat untuk menyusul Soonyoung, namun niat itu urung mengingat Seungkwan masih menunggunya di dalam.

***

Apa hari ini memang hari sialnya? Harusnya ia tidak mengambil jadwal tampil yang mepet dengan acara peringatan. Ditambah seseorang yang tak dikenalnya datang mengulur waktunya. Sekarang ia lupa membeli bunga untuk acara itu.

Woozi memandang ke langit. Saat ini kesialannya bertambah lagi.

Hujan turun.

"Kau beruntung."

Woozi menoleh. Si pengulur waktunya di kafe tadi sekarang berdiri di sampingnya.

"Aku bawa payung."

***

Jihoon melongok ke dalam ruang latihan menari sekolah. Ini kali pertama dalam hidupnya, ia menginjakkan kaki ke dalamnya. Sebenarnya ia hanya iseng, mengecek apa yang dilakukan orang itu dengan lagunya. Di dalam Soonyoung sedang melakukan pemanasan sebelum latihannya.

"Ah, kebetulan. Aku sudah menerima softcopynya. Terima kasih," seru Soonyoung menyadari kedatangan Jihoon.

"Kau ikut kompetisi sendirian?"

"Ah, ada Vernon dan yang lain. Aku harus mengetes koreoku dengan lagunya terlebih dahulu."

"Oh, oke. Maaf mengganggu waktumu," ujar Jihoon menutup kembali pintu ruang latihan dan berjalan pergi.

"Tunggu. Aku sudah selesai latihan. Bagaimana kalau kita pulang bersama?"

Jihoon terdiam lagi. Ia belum pernah pulang bersama orang lain selain mendiang ibunya. Itu pun saat dirinya masih sangat kecil. Ia dilepas berangkat sendirian mulai sekolah dasar.

"Bagaimana?"

Jihoon mengangguk menyanggupi.

"Tunggu sebentar!" Soonyoung kembali masuk ke dalam ruang latihan untuk membereskan barang-barangnya.

[√] Until we meet again... | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang