JIEUN POV
"Lee Jieun?, Lee Jieun?! Apa kau sudah sadar?" Aku dapat mendengar suara seorang wanita. Aku pun membuka mataku. "Huh? Sandara unnie?" Kataku. Sandara unnie ialah seseorang yang sangat berharga buatku, aku menganggapnya sebagai kakak perempuanku sendiri. Dia baik dan perhatian. Dia selalu membantuku. "Ya, ini aku Ji" katanya. "Katakan, bagaimana kau bisa di sini? Bukankah kau berjanji kau akan baik - baik saja. Tapi sekarang kau lihatlah. Aku tahu kau ada masalah, ceritalah pada unnie." Lanjutnya. "Memangnya aku kenapa?" Kataku santai. "Anak ini benar - benar. Apa kau tidak sadar apa yang kau lakukan semalam? Apa kau tidak tahu kau pingsan di club malam semalam kerana kau meminum alkohol dengan sangat banyak. Bahkan, ketahuilah sekarang kau di Hospital." Kata Dara unnie dengan panjang lebarnya.
"Oh ia aku di Hospital, bisakah unnie memanggilkan doktornya untukku?" Kataku. "Kenapa? Apa kau sakit di mana - mana? Sebentarku panggilkan" katanya lagi. Dia pun beranjak dan pergi memangil doktornya. Setelah beberapa menit, pintu ruang kamar tempatku di rawat terbuka. Aku dapat melihat seorang pria berjas doktor. Dan di belakangnya ada Dara unnie. "Apa kau sudah sadar? Apa ada masalah?" Katanya.
Aku melihat nametag yang berada di jasnya. Doktor DinDin? Apa - apaan namanya, astaga. Ya sudah abaikan saja Jieun. "Hmm, apa.. apa di sini ada ubat.. ubat sakit hati?" Tanyaku dengan tampang tak berdosa. Aku dapat melihat unnie melongo mendengar kata - kataku barusan. "Apa kau baik - baik saja? Apa saat pingsan semalam kepalamu terbentur begitu kuat? Maaf doktor, kerana membuang waktumu. Kau ini benar - benar Lee Jieun" kata Dara sambil membungkukkan badannya pada doktor itu. "Tidak apa - apa, sepertinya keadaan dia sudah semakin baik. Kalau begitu aku pergi dahulu" kata doktor itu sambil tersenyum manis. Setelah itu dia pun berlalu pergi.
"yah! Kau memalukan" kata Dara unnie terhadapku. Aku hanya terdiam sambil memandang ke depan. "Aku tahu kau punya masalah, sudah beberapa hari ini kau ijin dari masuk ke kantor. Ceritalah padaku bila kau sudah bersedia. Kau tahu, ku rasa besok kau harus masuk ke kantor. Kita mempunyai boss yang baru" kata Dara unnie. "Dan dia dari Amerika" lanjutnya lagi. Aku hanya menanggapinya dengan anggukan. Ya sepertinya aku harus masuk. "kau tahu, ku dengar dari perawat yang merawatmu, saat kau pingsan kau di bantu oleh seorang pria. Mereka kata orangnya terlihat tampan" katanya lagi. Aku pun melihatnya sekilas. Tampan? Pria? Bantu? "Hmm, apa dia Soo Hyun oppa?" Kataku akhirnya membuka suara.
"Ku kira juga Soo Hyun, tapi kata perawatnya pria itu berambut blonde. Sejak kapan Soo Hyun mu itu berambut blonde" katanya sambil tertawa. "Kau benar" kataku sendu. Kau benar, mana mungkin dia yang membantuku. Bahkan dia tidak lagi peduli tentangku, batinku.
"Malam ini kau sudah bisa pulang, tadi aku sempat bertanya pada doktor manis itu" katanya sambil mengupaskanku buah. "Manis? Hahahaha namanya aneh unnie" kataku sambil tertawa. "Memangnya, siapa namanya?" Katanya sambil melirik ku sekilas. "Dindin" kataku sambil menahan tawa. "Apa - apaan namanya? Apa hospital ini mengizinkan doktornya mempunyai nama stage juga" katanya sambil tertawa. Aku pun ikut tertawa.
"Akhirnya kau bisa tertawa juga" katanya menatapku penuh arti. "Ya" jawabku singkat sambil tersenyum ke arahnya. "Ku yakin jika kau mendengarkan ini kau pasti tertawa, aku melihat Soo Hyun bersama seorang wanita. Mereka terlihat mesra. Hahahaha ku rasa mataku benar - benar bermasalah. Bagaimana aku bisa salah lihat seperti itu" kata Dara unnie sambil tertawa. Aku pun tersenyum lalu "apa yang kau lihat memang benar unnie" kataku. "Hahahaha, kau ini becanda saja" katanya tertawa lagi tapi kerana mendapati aku tidak tertawa bersamanya dan aku menatapnya serius dia pun menghentikan kegiatannya. "Apa maksudmu?" Katanya menantikan jawapan dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pure Star
FanficMengenai seorang wanita bernama Lee Jieun dan kisah percintaannya. Dia harus membuat pilihan? memaafkan atau memulai semula. Siapakah yang akan mendapatkan gadis ini? siapa pun dia, ketahuilah kau menakluki bintang yang terindah. Dalam bahasa Indone...