MinV
Park Jimin
Kim Taehyung_________________95z__________________
"Taehyung-ah, maafkan hyung." Yoongi menatap sedih Hoseok yang bersujud dihadapan Taehyung, Namjoon dan Seokjin ikut menghakimi Hoseok karena membuat adik kesayangan mereka harus sedih seperti itu.
Tidak sedih, sih.
Hanya saja Taehyung jadi pendiam, dan dingin. Tatapan manisnya jadi datar dan gelap. Hoseok sendiri rasanya ingin menggantung dirinya sendiri karena merubah adik kesayangannya jadi seperti itu.
"Jungkook bantu aku, ini juga kau yang-"
"Jungkook?" Tanya Namjoon dengan nada menyudutkan, Seokjin ikut menajamkan matanya pada maknae itu. Jungkook memutar bola matanya dan bergumam betapa sialannya mulut Hoseok, Hoseok masa bodoh, mana mau dia disudutkan sendirian?
"Apa salahnya menyuruh Jimin-hyung menemani Dawon nunna jalan-jalan?"
Pertanyaan bodoh.
Jelas-jelas salah! Maknae mesum.
Taehyung kali ini menatap Jungkook. Jungkook diam saja meski aslinya dia gemetaran, siapa yang tidak takut? Taehyung seolah menjadi vampire yang siap menghisap darahnya jika dia mengulang kalimatnya tadi.Dawon sangat menyukai Jimin, dia pernah bilang itu pada Hoseok, meski Dawon juga menyukai Jungkook- sebagai adik.
Tapi tetap saja, kalau jalan-jalan berdua nanti malah dari kakak-adik zone malah kemana-kemana, kan Taehyung juga yang repot juga nanti.
"Taehyung-ah, dari pada memarahi dua anak ini, lebih baik kau hubungi Jimin, dia pasti langsung lari pulang jika kamu yang menyuruhnya."
Oh hello? Dia? Yang harus menghubungi duluan? Please, bitch, is not even funny, don't being ugly.
"Untuk? Dia bahkan tidak menghubungiku. Dia tidak ijin padaku, dan wah? Ini sudah sore loh! Tebak jam berapa tadi dia pergi?"
Glek
Semua orang diam. Hingga suara nyaring Jimin akhirnya menghancurkan suasana.
"Yuhuuuuu! Aku pulanggg! Bangtan? Taehyung sayangggg!" Taehyung berdiri dari tempatnya.
Bukan, bukannya dia senang, dan ingin segera berlari memeluk Jimin karena kangen.Dia kaget, sumpah, suara Jimin jelek sekali kalau berteriak begitu. Dia kira sesuatu rubuh dan siap-siap lari jika itu gemuruh gempa bumi.
Taehyung, tega sekali sih.
Dan Dawon tersenyum dari belakang Jimin, semua member makin membatu saat mereka merasa ada bayangan hitam tak kasat mata dibalik tubuh Taehyung yang langsing-coret.
"Taehyung sayanggg."
"Tae-loh?" Tidak biasanya Taehyung mengabaikan Dawon, sedang Dawon melihat adiknya yang terkapar di lantai.
"Kalian kenapa? Taehyung kenapa? Loh, Jimin kemana?" Jungkook menunjuk arah kamar VMinHope dengan malas, karena saat Taehyung melengos pergi Jimin langsung secepat kilat menyusul.
_________________95z__________________
"Sayang? Eh? Kangen taukkk!" Taehyung mendorong jidat Jimin yang lebih pendek darinya, membuat Jimin manyun tidak bisa memeluk pinggang langsing-coret itu.
"Apa itu?" Sekitar sepuluh bungkus yang entah apa itu ada ditangan Jimin, membuat lelaki kekar itu kewalahan tapi masih mau memeluk Taehyung, rindu sekali mungkin.
"Oh ini? Es krim untukmu, kue untukmu, snack, baju, sepatu, topi, dan apa yah? Pokoknya ini semua untukmu! Aku membelikanmu banyaak sekali, Dawon-nunna sangat baik mau ikut dan bahkan ada yang dia juga yang membelikan!"
Demi apa? Seorang lelaki dan perempuan jalan tapi si lelaki malah sibuk membelikan kekasih- Jimin! Taehyung sangat mencintaimu!
"Taruh." Perintah Taehyung berusaha datar meski hatinya sangat tersentuh. Jimin menutut saja dan tiba-tiba tersentak saat Taehyung langsung memeluknya erat, sangat erat.
"Kau kenapa?"
"Kau yang kenapa? Bagaimana bisa kamu membelikan ini semua saat menemani orang lain jalan-jalan?!"
"Ya bagaimana lagi? Aku selalu saja memikirkanmu di sepanjang jalan, rasanya rindu sekali." Suaranya melembut, Oh Tuhan bolehkah Taehyung menangis seperti seorang anak perawan?
"Aku mencintaimu."
"Eh? Aku lebih mencintaimu." Taehyung melepas pelukannya dan tersenyum manis, Jimin sampai mematung.
"Malam ini 10 ronde." Bisik Taehyung genit sambil mengerling. Jimin shock. Woah, inikah rasanya menang lotre?
"Ap-apa? Katakan lagi?"
"Tidak mau? Ya sudah!"
"Ya ya! Ya mau lah!"
______________________________________
END