[END] Kang Hyena tidak tahu siapa itu Chittaphon, Chitta, atau Ten-entah siapa namanya. Ia hanya sering mendengar dari sahabatnya jika ada tetangga kelas yang begitu mahir menari, menyanyi, juga memiliki wajah tampan. Ya semua itu memang benar, tapi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayamrusa's storyline . . . . . . .
Soyeon tak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya hingga Kang Hyena mendadak berpindah tempat duduk pagi ini. Ketika ditanya, Hyena hanya menjawab jika matanya mungkin mulai minus dan menolak untuk duduk di belakang karena akan tertinggal pelajaran.
Seingat Soyeon, Hyena dan Ten juga baik-baik saja. Tak ada hal yang patut dikhawatirkan karena gadis peringkat satu itu juga berkata bahwa ia tak akan pindah ke luar negeri—yang membuat Soyeon memekik senang.
Mengabaikan rasa khawatirnya, mungkin memang benar Hyena takut tertinggal pelajaran.
“Hyena-ya, bagian ini bagaimana?” Hyena melirik salah seorang yang datang—kemudian ia mengajarinya dengan telaten.
Putri sematawayang Park Sunwoo itu tersenyum. Sepertinya kekhawatiran Soyeon hanya perasaannya.
--
“Kau ikut pesta dansa?” Hyena mengangguk. Ia melirik isi dompetnya, tak terlalu banyak jika untuk dihabiskan ke salon. “Soyeon-a, apa kau bisa mendandaniku?”
Soyeon mengangguk. “Kenapa kau baru bilang sekarang? Aku bisa mempersiapkan gaunmu jika kau mau.”
Hyena tersenyum kecut—namun di mata Soyeon itu nampak seperti senyuman segan. “Aku sudah punya gaun dan sepatuku sendiri.” Ia kemudian mengeluarkan kotak besar dari dalam tasnya.
Sedetik kemudian, Soyeon tercengang. Dibanding seluruh koleksi gaunnya, gaun yang dibawa Hyena adalah yang paling indah. Dari mana gadis itu mendapatkannya?
“Seperti tokoh dongeng, kan?” Hyena nampak bangga. “Aku bahkan juga punya sepatu kacanya.” Ia mengeluarkan sepatu kaca berhak sembilan sentimeter.
“Hyena-ya,” Soyeon masih tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya. “Kau akan jadi ratu besok malam.”
Hyena tertawa, “Tentu saja.”
Ratu pertama dan terakhir kali, Soyeon-a.
--
“Ten-a!”
Ten tahu jika ia tidak sedang berhalusinasi atau berada dalam mimpi. Namun Kang Hyena yang berjalan menghampiri bangkunya adalah sebuah keajaiban terbaru. Gadis itu bahkan akan langsung mengumpat setelah memanggil Ten dengan panggilan mesra.
“Duh, pasangan baru.” Doyoung berujar sinis, tetapi pandangan matanya masih tak beralih dari tugas Sejarah Ten—hasil dari pekerjaan Kang Hyena tentunya.
“Oh, hai Doyoung.” Doyoung melambaikan sebelah tangannya dengan mata yang tak lepas dari buku catatan Ten.
“AW!” Doyoung melempar bolpoinnya kesal. “Aku sedang menulis, bodoh!”