[END] Kang Hyena tidak tahu siapa itu Chittaphon, Chitta, atau Ten-entah siapa namanya. Ia hanya sering mendengar dari sahabatnya jika ada tetangga kelas yang begitu mahir menari, menyanyi, juga memiliki wajah tampan. Ya semua itu memang benar, tapi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayamrusa's storyline . . . . .
Kang Hyena nyaris menjatuhkan kepalanya saat pelajaran Kim saem -guru paling horror di Saemun- tadi berlangsung. Sepanjang hidupnya, baru kali ini ia tidak tidur sama sekali. Siapa lagi penyebabnya jika bukan si Chitta-chittaphon?
Untung saja, Kim saem memaafkan Hyena dengan dalih Hyena terlalu lelah. Sebagai tambahan, kehorroran guru tak akan berlaku jika kau menjadi si peringkat satu.
Ah, beruntungnya, Kang Hyena.
Saat bel pertama menyelamatkan kantung mata Hyena, sebuah malapetaka kembali datang.
"Sayang!".
Kali ini, pemuda kelas tetangga itu justru memanggil Hyena dari depan kelas.
Sungguh, Hyena tidak tahu kalimat kebun binatang mana yang belum ia sebutkan semenjak seminggu lalu.
"Hei, hei, bukankah itu Ten-sunbae?"
"Siapa yang Ten-sunbae gandeng?"
"Wah, tidak kusangka Kang Hyena tahu mana pemuda tampan. Kupikir dia hanya tahu tentang pelajaran."
"Kalau mereka menikah, anak mereka jadi apa, ya? Ten-sunbae tampan, Hyena-sunbae pintar."
Oke, Hyena tidak apa-apa dicibir-ia sudah biasa. Tetapi hei, apa-apaan dua kalimat terakhir itu?
"Kang Hyena?" Hyena menatap Ten yang tengah menyumpal telinganya dengan headset. "Apa?"
"Tidak, hanya memanggil."
Hyena mencibir, namun Ten malah tertawa. "Aku tidak pernah membayangkan dekat denganmu sebelumnya."
Gadis cantik itu mengangguk, "Aku juga." Niatnya yang ingin tidur di perpustakaan langsung sirna. "Kau tahu, sampai sekarang aku tak mengerti kenapa kau menjadikanku pacar pura-puramu."
Haruskah Ten memberitahu Hyena sekarang?
Pemuda dengan beberapa tindik di telinganya itu pura-pura sibuk dengan lagunya-padahal dengan headset yang Ten kenakan tidak berfungsi.
"Kau mungkin akan marah jika tahu."
"Aku sudah marah sejak kau ganggu malah."
Lagi-lagi Ten tersenyum. "Sebenarnya...temanku membuat taruhan." Jelaga hitamnya menata lurus manik coklat Hyena.
