Realize

10.6K 578 19
                                    

Realize

'Kami baru saja bertemu dengan kepala sekolah mu hari ini. Ini bukanlah tanda tangan kami, Baekhyun.'

'Saya benar-benar kecewa dengan sikap anda yang seperti, Baekhyun-ssi. Kau adalah salah satu murid yang kami banggakan.'

'Aku tidak tau apakah kau akan bisa melanjutkan mengikuti pertunjukkan ini atau tidak. Jika kau tidak punya izin kami tidak bisa membantu mu. Tapi jika kau berhenti ditengah-tengah seperti ini kurasa kau menghancurkan semua nya.'

'Bisakah kita bicara, Baekhyun?'

Suara-suara itu terus terngiang di kepala Baekhyun. Suara-suara yang membuat nya terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Suara-suara yang sangat ingin Baekhyun musnahkan tapi... ia tidak bisa.

"Baekhyun?"

Bahkan suara Luhan yang memanggil nya sedaritadi pun tak ia hiraukan. Luhan yang menyadari Baekhyun dalam mood buruk pun mendekati nya dengan pandangan khawatir.

"Apa yang kau lakukan di perpustakaan?" tanya Luhan yang akhirnya membuat Baekhyun tersadar dan melirik sekilas ke arah nya. Dengan malas Baekhyun mengetuk-ngetukan pensil nya pada satu buku yang langsung Luhan lihat, seperti nya tugas lain nya. "Aku kemari memberikan mu tugas lain nya, seperti teman yang baik."

"Ah ya... sungguh baik sekali." Baekhyun tersenyum sarkastik dan mengambil tugas baru nya dari Luhan. "Jadi bagaimana dengan latihannya?"

"Semua nya baik-baik saja, hanya saja kekurangan satu anggota rasa nya ada yang tidak pas. Semua orang memang ingin fokus ujian dan aku tau orang tua mu memaksa mu belajar sampai kau tidak bisa ikut pertunjukkan ini. Tapi bukan itu masalah nya sekarang..." Luhan menghela nafas nya dan menatap Baekhyun dengan lekat. "Ada masalah apa dengan Chanyeol?"

Baekhyun yang semula fokus dengan tugas-tugas nya akhirnya menengadahkan kepala nya menatap tak senang ke arah Luhan. "Kau pasti sudah berbicara dengan nya?"

"Memang nya kenapa? Aku tak boleh berbicara dengan Chanyeol?"

"Jangan bicara sesuatu di belakang ku." Baekhyun menekankan semua kata-kata nya dengan penuh emosi, membuat Luhan yang sedaritadi mendengarkan nya hanya bisa menghela nafas. Ia tak boleh ikut terbawa emosi jika ia ingin membantu Chanyeol.

"Kau tidak perlu membawa nya pada masalah mu, untuk yang satu ini kau keterlaluan."

"Oh ayolah... jangan bersikap seperti dia adalah boneka yang mudah hancur." Baekhyun memain-mainkan pensil di tangan nya dan mengalihkan pandangan nya.

"Aku kira kau tau rasa nya disakiti karena egoisme seseorang." Baekhyun membulatkan mata nya, rasa nya ia tau seseorang yang baru saja Luhan singgung. Baekhyun mengangkat tangan nya, meremas pelan rambut nya karena tiba-tiba saja ia merasakan pusing pada kepala nya.

"Luhan.... aku tak bisa membahas ini sekarang." Luhan berdiri sembari menggebrak meja di depan nya, membuat orang-orang yang sedang fokus membaca melihat ke arah mereka berdua. Baekhyun yang melihat sikap Luhan seperti itu pun ikut terkejut.

"Baiklah, aku menyerah. Ambil ini." Baekhyun menaikan sebelah alis nya, dua buah tiket pertunjukkan yang ia berikan pada Chanyeol kembali muncul di mata nya.

"Apa kau memberitahu nya aku tidak akan bermain?"

"Aku tidak bilang apa-apa." jawab Luhan dingin kemudian berjalan pergi dari dalam perpustakaan itu. Baekhyun menghela nafas nya, ia tak bisa kembali fokus pada tugas-tugas nya dengan semua mata yang memandang ke arah nya. Dan dengan terburu-buru Baekhyun pun membereskan semua barang-barang nya dan keluar dari perpustakaan.

[ChanBaek] Sexually FrustratedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang