Chapter 1

210 11 4
                                    

Maaf jika banyak typo. Ini cerita pertamaku semoga kalian suka.

Tik tok tik tok ...
Pemecah sunyinya ruang kedap suara. Pagi itu seorang wanita setinggi 165cm berambut long curly light brown yang diikat seperti kuncir kuda mengenakan kaos panjang berkerah bewarna abu-abu muda duduk disebuah studio sambil menunggu detik, menit dan jam menyatu menunjukkan pukul 6 pagi.

Aliana menarik napas dalam-dalam sambil merasakan wangi baby collage yang menusuk hidung sampai ke kepala. Aliana hapal betul itu wangi siapa. Seorang laki-laki dengan tinggi 172cm berkulit putih gading muncul dari balik pintu studio dengan melempar senyum ala pasti gigi. Bibirnya yang merah seperti tomat, giginya seputih karang membuat perhatian aliana teralihkan ditambah kedua lengkungan indah karya Tuhan yang sedari tadi mengukir diwajahnya seiring dengan senyuman mautnya, membuat Aliana diam seketika seakan sang waktu berhenti. Lelaki blasteran Indonesia-New Zealand itu bernama Kendal. Kendal Pattern.

---

Kendal (Ken) dan Aliana berteman sejak dibangku SMA. Kendal merupakan kakak kelas Aliana. Mereka berteman secara tidak sengaja seakan takdir yang menentukan. Saat pemilihan anggota Osis, Aliana terpilih menjadi sekretaris sedangkan Ken menjadi ketua Osis. Secara tidak langsung jabatan mereka mendekatkan mereka berdua. Hari demi hari semasa SMA mereka lalui bedua. Ken dan Aliana ibarat nada dan irama yang menyatu dalam alunan lagu. Ibarat dimana Ken berada pasti disampingnya ada Aliana menemani

Seperti waktu yang berputar, begitu pula sang waktu yang mempertemukan dan memisahkan. Setelah lulus SMA Ken melajutkan ke tingkat perkuliahan. Ken dan Aliana mulai menjauh. Ken mulai sibuk dengan kegiatan perkuliahan sedangkan Aliana harus berjuang untuk melepaskan seragam abu-abunya itu.

Seiring berjalannya waktu Ken mulai tenggelam dalam dunia barunya. Perlahan sosok itu semakin menjauh sehingga yang terlihat hanyalah bayangan. Aliana hanya tenggelam dalam bayangan Ken. Ken yang selalu ia lihat dalan mimpinya.

---

Hari ini, hari kelulusan Aliana. Aliana sadar bahwa ia akan meninggalkan satu-satunya tempat yang mempertemukan dan memisahkan Ken dengannya. Pagi ini dengan mengenakan seragam putih abu-abunya untuk terakhir kali, Aliana mengelilingi setiap sudut sekolah. Setiap sudut dimana waktu yang ia lalui bersama Ken.

Langkah Aliana terhenti disebuah ruangan yang terletak dibawah tangga. Ruangan ini adalah ruang Osis. Disinilah tempat yang paling banyak ia habiskan waktu dengan Ken. Tempat ia berdebat dengan Ken, bertukar pikiran, tempat dimana melukiskan senyum satu sama lain.

Bruak!!

"KEN!! Kita ditanyain bu Ayu proposal event pensi!"

"Eh bukannya itu tugas kamu al? Kamu kan sekretaris! Kamu yang buat lah!"

"Sekretaris sih sekretaris! Masa sekretaris doang yang bantu ketua? Ketua juga dong bantuin sekretaris! Kita harus simbiosis mutualisme! Kalau tau begini aku mah ogah jadi sekretaris."

"Hahaha, duh al kamu cerewet banget, pantes ga ada yang mau! Jomblo terus aja kalo kamu begini. Lagi pula kita gak lagi belajar biologi Al!"

Aku terdiam, mengumpat didalam hati tidak tetima atas perkataannya.

"Al? Ngambek? Haha, aku cuma bercanda. Percuma kalo cantik-cantik tukang ngambek. Iya nanti aku bantuin pulang sekolah. Ntar kalo kamu sendiri yang ngerjain sampai lulus ga bakal selesai."

"KENDAL!!!"

Ken pun mengacak-acak rambut Aliana sambil tertawa mengejek. Aliana yang tidak terima perkataannya mencubit pipinya. Wajahnya memerah dan ia menarikku dekat didepan wajahnya. Aliana dan Ken pun melihat satu sama lain. Tidak lama kemudian kamipun melepas tawa melihat tingkah laku mereka sendiri.

The Pain of Love (Rasa Sakit dari Mencintai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang