Maaf kalau banyak typo. Jangan lupa vote, kritik dan saran. Happy reading. Enjoy it.
---
Hari itu masih gelap, embun-embun mulai menempelkan jejaknya dijendela kamar Aliana. Sebuah benda terbuat dari plastik mengeluarkan suara nyaring tepat pukul 04.00 seperti biasanya. Tangan wanita itu mencoba menggapai benda yang berada diatas nakas. Dengan susah payah mengumpulkan nyawanya ia menarik selimut dan menjatuhkan kedua kakinya ke atas kemarik dingin itu dan menuju kamar mandi untuk memulai ritual paginya dengan semangat walau hari terasa lebih dingib dibanding hari biasanya, karena diluar sedang hujan.
Butuh waktu kurang lebih setengah jam untuk Aliana menyelesaikan ritual paginya. Memang cukup lama karena ia sangat menyukai mandi. Walaupun hari sedang hujan ia tetap mandi dengan air dingin. Alasannya klasik, baginya air dingin dapat membuatnya lebih segar dan lebih besemangat walaupun tubuhnya merasa menggigil.
Ia menuju dapur dan menyiapkan sarapannya. Roti bakar dengan selai coklat dan segelas susu ia rasa cukup untuk memberikan energi untuk paginya. Setelah selesai sarapan ia pergi menuju meja riasnya dan mempoleskan make up tapi lebih tepatnya bedak baby, lipstick mate sesuai dengan warna bibirnya dan eyeliner untuk menyamarkan kantong matanya. Tidak terlalu mencolok dan tidak terlalu polos, natural look.
Pagi ini ia terlihat sangat semangat setelah mengingat perkataan Sam. Setelah ia renungkan ada benarnya ia harus mencoba mengingatkan Ken tentang dirinya yang dulu. Ken melupakannya, kenapa ia tidak mengingatkannya? Walau sulit lebih baik mencoba. Walau Ken membencinya. Batinnya.
---
"Selamat pagi, mau pesan apa? Take away atau dine in?" Sambut pelayan itu dengan ramah.
Aliana sekarang berada di sebuah coffee shop 24 jam. Coffee shop ini letaknya berada di tengah antara apartmentnya dan studio tempat ia siaran.
Ketika Aliana melewati coffee shop, Aliana teringat Ken sangat menyukai coffee. Setelah pulang sekolah mereka sering mampir ke sebuah coffee shop yang tidak jauh dari sekolahnya itu hanya untuk menikmati secangkir coffee. Ken sangat menyukai Vanilla latte coffee. Mencium aromanya saja Ken sudah mengetahui bahwa itu vanilla latte coffee dan rasanya. Ken hanya menyukainya saat keadaan hot. Tidak semua orang mengetahui kebiasaan Ken tentang satu itu.
"Vanilla latte coffe, satu."
"Hot atau with ice?
"Hot"
"Anything else ma'am?"
"No, thankyou."
"Ok ma'am wait a second please." Pelayan itu tersenym ramah.
Setelah menerima pesanannya Aliana langsung menuju studionya.
---
05.45 Wib
Aliana memasuki ruangan itu. Ruangan itu masih sepi, kursi disebelahnya belum terisi. Ia memandangi sekelilingnya tetapi tidak menemukan sosok itu. Ken belum datang. Aliana meletakkan cangkir kertas itu diatas meja Ken lalu pergi meninggalkan ruangan itu sebentar, ia pergi ke toilet.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain of Love (Rasa Sakit dari Mencintai)
Novela JuvenilSetiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tidak ada yang abadi, Walau kebahagiaan menghampirimu, ingatlah tawa itu tidak akan bertahan lama, kau pasti akan merasakan air mata setelah itu, bahkan sebelumnya. Hidup ini rasanya hanya mencari dan menemuka...