Maafya kalau ceritanya jelek ...
***
Viana pov
Setelah mereka pergi ya kakak kelas yang sombong tiada berujung dan sok tmpan itu,nadia menghampiriku dan duduk disampingku tanpa meminta izin terlebih dahulu,aku hanya mengacuhkan keberadaannya mungkin dia masih ingin mengajakku pergi menemaninya,memangnya dia fikir dia siapa .
Nadia masih saja merayuku agar aku mau menemaninya pergi bertemu pacarnya ahhh....memang dia orang yang sok akrab padahal dari sekian kali dia mengajakku berteman tapi aku hanya mengacuhkannya..
"Vi ayolah temani gw hanya sebentar kok" dia berkata dengan nada manja dan merayu,'cihh apa sebenarnya mau dari perempuan ini huh' batinku.
aku hanya bisa menggeleng kepala tanda bahwa aku tidak mau."lo kenapa sih,jd orang sombong banget dan lo ngak pernah mau berteman ama gw,oh mungkin karena lo fikir lo orang hebat,oke gw tau kalau lo dari keluarga terkenal dan lo adalah anak dari pemilik dari sekolah ini,lo juga pintar tapi bukan berarti lo itu bisa acuhhin gw "nadia membentakku dan tertawa sinis kepadaku.
aku memilih diam dan meninggalkannya begitu saja dan tersenyum sinis kapadanya.
oke sebenarnya diriku tidak sombong seperti yang mereka pikirkan
tapi setelah kajadian itu semuanya berubah dan aku memilih untuk tidak berteman dengan siapapun,karena menurutku tidak ada yang betul betul ingin menjadi sahabatku melainkan mereka mau berteman denganku ya karena diriku adalah anak dari pemilik dari sekolah ini dan aku berasal dari keluarga terpandang HITLER .
'sorry tapi aku lakuin ini karena aku tau kalau kalian hanya mau memanfaatkan hartaku karena kalian semua matre'batinku dalam hati.
***
Sekarang aku berada di depan ruang osis,entah mengapa aku sangat tidak ingin masuk dan bergabung dengan semua orang disana ya walaupun aku anak pemilik sekolah ini tapi aku tetap tidak mau berteman dengan mereka masih dengan alasan yang sama ya mereka matre.
Aku masuk dengan meundukkan kepalaku tanpa ingin memandang siapapun,sepertinya aku telat karena semua orang sudah berada di dalam ruang osis tersebut.
aku mencari tempat duduk yang kosong ya disana disamping pria yang memiliki wajah cukup tampan ah tapi aku tidak mengetahui siapa dirinya dan aku juga tidak ingin tau,
"Viana analia hitler dari mana aja lo jam bubar sekolah udah 10menit yang lalu?"baru aku duduk dan menyesuaikannya agar nyaman pria angkuh itu lagsung mengomeliku dan padahal hanya 10 menit aku tlat karena tadi aku pergi ke toilet terlebih dahulu."saya tadi ketoilet dulu kak sebelum kesini"jawabku masih dengan kepala menunduk
"aahhh...alasan aja lo,kita itu udah nungguin lo dari tadi "ktanya dengan nada sedikit tinggi "ya..kan gw udh bilang kalau gw tdi ketoilet dulu baru kesini," balasku tidak kalah dengan dirinya dengan nada yang lebih tinggi.
"udah...kalian kenapa sih berantem kita disini mau rapat tapi kalian malah berantem"ucap pria disampingku yang sepertinya mulai melerai adu mulut kami.ya kami akhirnya diam seribu bahasa.
Rapat udah dimulai si ketos memberitahu kami bahwa akan ada acara pensi disekolah kita dan bagi semua orang yang hadir disini harus mau mnampilkan bakatnya.
Dan dia mulai membagi tim untuk tiap bakat yang dimiliki,dan aku berada di tim 9 yaitu paduan ,ditim ku beranggotakan 7 orang yang salah satunya si ketos dan nadia.
Acara pensi ini akan diadakan 2minggu lagi jadi mulai dari besok kami yaitu tim paduan suara udah harus latihan.oke aku memng lumayan bersyukur berada ditim paduan suara karena aku memiliki suara merdu dan enak didengar,bukannya ingin memuji diriku tapi aku memang sering mengikuti ajang perlombaan nyanyi dimana mana saja dan enggak jarang pula aku selalu menang.
***
Sesampai dirumah aku lagsung menuju kekamar untuk merebahkan badanku di kasur queen size ku.
"Sayang....viana kamu udah pulang?sayang turun dulu sebentar ?"baru sebantar aku merebahkan badan dikasur tapi dia perempuan yang mengaku ngaku ibu ku malah menyuruhku turun menemuinya "hmmm" aku hanya bergumam.
Dengan malas aku turun kebawah menemui dia "kenapa ?" tanyaku dengan sedikit malas
"gini loh sayang ibu cuma mau nanya gimana sekolah kamu?apa semua baik baik aja?"tanya dia dengan nada sok perhatian
"hmmmm..baik aja kok TANTE!!! Emang kenapa nanya nanya?saya kan dudah bilang jangan urusin urusan atau ikut campur kehidupan saya karena saya bukan ANAK ANDA!"bentakku pada perempuan didepanku.
aku bisa melihat bagaimana ekspresi wajahnya yang berubah 180 derajat dari ceria menjadi sedih.
"nak ibu tau kamu masih benci sama ibu tapi itu semua bukan sepenuhnya salah ibu tolong mengertilah" katanya dengan air mata yang sudah mengalir,sebenarnya aku sudah tidak mampu menahan air mata yang sudah menumpuk dimataku tapi aku harus tegar dan tidak boleh lemah dimata perempuan ini.
"Apa anda bilang jika semua kejadian ini bukan salah anda jadi siapa juga yang salah ibu kandung saya gitu huuh"bentakku kepadanya dengan nada yang tinggi ,
karena aku tidak tahan berada didekatnya jadi aku memutuskan untuk kembali kekamarku "DASAR BITCH".hanya kata itu yang pantas untuk dia.
Aku menangis air mataku seakan tidak ingin berhenti mengalir.
"Kenapa harus aku tuhan yang mengalaminya kenapa engkau tidak memberiku kehidupan yang tenang kenapa hidupku seperti ini hiks...."teriakku sekeras keraanyadisela sela tangisku,karena tidak tahan lagi berada dirumah ini karena rumah ini sama seperti neraka,aku mengambil kunci mobil dan hendak pergi bertemu ibu kandungku ,ya aku ingin melepaskan semua penat pikiranku yang seakan sudah menunpuk dikepala.
Aku masuk kedalam mobilku dan melajukannya dengan kecepatan tinggi dan tidak menghiraukan pengguna jalan yang lain aku masih terus menangis dan pikiranku masih sangat kacau..
Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai ditempat dimana ibuku berada ...
Aku berlari sangat kencang,aku ingin menemui ibuku,
"Ibu...hikss ibu hikss aku gak tahan lagi aku mau nyusul ibu ?"teriakku dalam hati
***
Pasti kalian mau tau siapa ibu kandungnya dan part selanjutnya aku akan kasih tau masalah keluarganya mulai dari ibunya dan si perempuan yang ngaku ngaku ibunya tadi .
Jangan lupa di vote oke :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah Takdirku
RomanceTAKDIR telah ditetapkan oleh Tuhan dan kita sebagai manusialah yang berusaha untuk melakukan yang terbaik.