part 6

25 2 0
                                    

Auther pov

Dion merasakan kalau badanya sangat sakit , dari kemarin memang kegiatannya lumayan banyak dan cukup menyibukkan dirinya.

Seakan matahari pagi ini sangat menyengat dan memaksakan  untuk masuk kedalam mata dan membuat dion terpaksa membuka matanya dan dilanjutkan dengan merenggangkan otot ototnya yang terasa pegal.

Tapi sialnya Saat hendak turun dari ranjang king sizenya alangkah cerobohnya dion tiba tiba saja dia terpeleset dan mencium lantai kamarnya.

"Shitt"umpat dion.
"Sejak kapan coba lantai dikamar gw ini jadi licin"lanjutnya masih terus mengumpat akan kepada lantainya.

Tanpa mencuci muka ataupun mandi terlebih dahulu dion keluar dari kamar menuju meja makan , dan disana sudah ada mamanya tantri wijaya yang sedang sarapan sambil mengobrol dengan suaminya  andra pratama wijaya yaitu papanya dion.

"Pagi ma pa " sapa dion  tersenyum kepada mereka.

"Siang "ucap papanya dion dengan wajah yang seperti menahan amarah tetap dengan gaya yang tegas dan itu merupakan wataknya.

"Apa ini udah siang?"tanya dion dengan rasa tidak percaya.
"Kenapa ibu nggak bangunin dion?"hari ini sebenarnya dion bersama orang tuanya akan pergi ke makam adiknya karena itu merupakan kegiatan rutin mereka ,jadi tidak segan segan ayahnya cuti kerja walaupun kadang kadang siangnya harus ke kantor.
"Dion kamu tau kegiatan kita saat pagi minggu kita akan mengunjungi makam dian dan bagaimana bisa kamu lupa akan hal itu?"bentak andra pratama wijaya .
"Maaf pa dion lupa dan dari kemarin dion si,,,,"
"Kamu nggak usah banyak alasan"ucapnya  dengan nada datar dan juga memotong ucapan dion, tetapi papanya  sedikit tenang bagaimana tidak ibunya dion mulai menenangkannya sambil mengelus elus lembut lengan papanya dion.
"Oke kali ini papa maafkan tapi lain kali kamu nggak boleh ngulangin lagi dan juga ini terakhir kalinya kamu boleh bangun kesiangan "
Lanjut papanya.
"Iya pa "ujar dion sambil tersenyum manis .
"Ya udah papa pergi dulu ada urusan di kantor"
"Hati hati ya pa ?"ucap mamanya pada papanya sambil mencium kening istrinya ,tak lupa pula ibunya mencium punggung tangan suaminya, dan juga diikuti oleh dion mencium tangan papanya.

"Ya sudah kamu makan dulu ?"ucap mama dion memecahkan keheningan dan ketegangan.

------------

Lain halnya dengan dion sekarang viana sudah siap dengan baju kaos nya berwarna putih polos beserta celana jeans selutut berwarna hitam , walaupun sederhana tapi viana tetap cantik dan dia tidak memakai make up hanya memakai bedak sedikit tipis.

Viana hari ini akan jalan jalan dengan kakak tirinya , sebenarnya dia tidak mau tapi ini paksaan dari ayah nya jadi mau tidak mau dia harus mau.

Saat menuruni tangga dia sudah melihat ibu tirinya dan kakak tirinya ,mereka sedang mengobrol ditambah lagi ketawa ketawa yang tidak jelas.Tanpa menunggu lama viana langsung bertanya ketus.

"Jadi pergi nggak?"ucap viana dengan datar dan juga senyuman sinis .
"Jadi lah lo nggak liat gw udah cantik kayak gini "katanya sok manja.
Apa cantik liat dandanannya sangat heboh ditambah make up yang sedikit tebal sih walupun nggak tebal tebal banget tapi itu juga nggak cocok untu anak seusia lo. Batin viana.

"Ibu, sandra pergi dulu ya ?"lanjutnya sambil mencium pipi ibunya.
Sebenarnya viana sedikit iri ,bukan sedikit tapi sangat sangat iri pada sandra bagaimana tidak sekarang dia sedang melihat interaksi antara ibu dan anak.dan itu hal yang paling viana merindukan untuk sekarang.

-----

Dion sedang nongkrong di kaffe langganan dia dan teman temanya ,sekarang dion sedang menunggu temanya yang katanya sebentar lagi sampai.

Saat dion hendak meminum minuman yang dia pesan ,tiba tiba saja seseorang menepuk bahunya sontak dion kaget dan hampir menyemburkan minuman yang ada di mulutnya.

"Dion kamu lagi ngapain disini ? Dan kamu sendirian ?"tanya sandra sambil bergelantungan di bahu dion kayak monyet.
"Gw lagi nunggu teman teman , dan lo ngapain disini?"tanya kembali pada sandra sambil melepaskan tangan sandra dari tangannya .
"Aku sama adik diriku,dan baru aja kamu selesai belanja terus dijalan aku liat kamu jadi aku mampir dulu deh ,kan aku kangen kamu dioon"
Ucap sandra  panjang.

Dapat dion lihat bagaimana raut wajah viana yang sepertinya tidak betah .

"San kita ngapain disini mendingan kita pulang Gw udah capek ni ?"ucap viana memecahkan sedikit keheningan ,sontak sandra mendongak sambil melepas tangannya dari tangan dion dan juga sekarang sedang menatap viana.

"Vi lo nggak bisa liat Gw lagi ketemu sama temen gw jadi wajar dong kalau gw ngobrol dulu dan gw lagi kangen sama dion jadi pasti dia juga kangen sama gw"ujar sandra marah.dan viana hanya tertawa dengan nada sinis.
"Apa,tapi....kok menurut gw dion kayaknya ngerasan jijik gitu ya dipegang sama lo"kata viana menambah emosi marah sandra .
"Lo tu nggak usah ikut campur mendingan lo pulang?"
"Ok emang gw mau pulang kok"
Tapi dion mencekal tangan viana membuat viana terhenti dan menatap tangannya yang dipegang dion.
"Kenapa lo pegang pegang gw?"ucap viana dengan nada sedikit membentak.
"Enggak kenapa napa , mendingan lo tetep disini termenung gw dan kita bisa ngorol gitu?"ujar dion dan langsung dihadiahi polototan dari sandra dan juga viana.
"Apa apaan sih kalian,dan lo viana ngapain tadi megang megang tangan dion?"sekarang viana membuka mulutnya untuk bicara dan langsung menuduh viana.
"Lo buta ya tadi jelas jelas pacar lo yang megang tangan gw ,makanya kalau punya mata di pakek jangan ditaruh buat pemanis wajah lo diangin"ucap viana sambil meninggalkan mereka berdua.

"Sorry ya viana emang gitu ,maklumi aja dia itu kurang kasih sayang dari orang tuanya , gimana mau dapat kasih sayang ibunya aja udah mat..." Ucap sandra tapi belum selesai karena sudah dipotong oleh dion"san udah gw itu nggak mau denger , dia itu adik lo kenapa lo kayak gitu sama dia seharusnya lo beri kasih sayang ke dia bukan malah berlaku kasar dan juga jangan mengungkit kematian ibunya" ucap dion sambil berlalu meninggalkan sandra sendiri dan tak lupa pula menaruh yang di meja.

***

Viana pov

Dari tadi tak henti hentinya viana mendumel nggak jelas sambil merutuki sandra gila , wanita ular.

Karena tidak hati hati tanpa disengaja viana tersandung dan membuatnya hampir sedikit lagi mencium tanah dan kakinya sepertinya terkilir.

"Aduh sakit banget"ringgis , dan malu karena aku sekarang menjadi pusat perhatian .Kenapa bisa jadi kayak gini sih kan bikin malu aja viana viana bodoh banget sih lo , pasti ini karma karena lo udah ngapain sandra dari tadi , apes apes.batin diana sambil merubah posisinya menjadi duduk.

Tapi ada seseorang yang mengendongnya.dan aku terkejut.

***

Oke segini dulu jangan lupa vomentsnya guyss.

Kaulah Takdirku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang