part 3

4 0 0
                                    


Buku-buku berserakan dimana-mana, keadaan kamar sedikit berantakan. Inilah yang aku lakukan, kesibukan ini yang menemani ku setelah sembuh dari  sakit yang ku derita beberapa hari yang lalu. Ujian akhir semester yang sudah di depan mata,. Banyak laporan yang masih tertunda, ini semua harus terrkumpul dalam waktu 3 hari agar aku bisa mengikuti Ujian, walaupun aku sudah memberi  keterangan sakit dari Rumah sakit tempat aku di rawat, tetap saja keringan yang aku  dapat yah kesempatan 3 hari ini.

“dreeett, dreeeett,” getar  ponselku mengalihkan pandanganku ke sumber getar tersebut. Sebuah panggilan masuk dari Reiga

“ selamat malam” sapa ku
mendahului

“malam Nad, kamu bisa bukain aku pagar kost mu?  Aku di depan kost Mu” kata Reiga dari sebrang sana
Ku matikan ponsel ku, dan menurunin anak tangga hingga sekarang aku berada di depan pagar dan segera membuka gembok pagar.

“apa aku mengganggu?” tanya pria ini
“aku hanya diam, dan mempersilahkannya masuk, dia mengikuti ku menuju kamar kost ku.

“apa ada yang bisa aku bantu dari semua yang kamu kerjakan ini” tanyanya membuat ku memandang heran kearahnya

“apa kamu bisa mengerjakan laporan Farmakologi dan terapeutik kedokteran? Tanya ku sedikit  gak percaya apa Reiga bisa membantu ku
“aku bisa, tunjukan pada ku data mana yang harus aku kerejakan untuk laporan mu” kayanya sambil melihat-lihat tumpukan buku diatas meja belajar ku

“ini, “ kata  ku sambil memberikan beberapa data hasil prakitum dan buku sumber

“ok,” katanya sambiil mengeluarkan Laptop dari tas yang di bawanya
“sepertinya kamu sudah siap dengan tugas ini yah?” kata ku sambil tersenyum kecil padanya

Waktu sudah menunjukan pukul 22.00 , 2 tugas sudah aku selesaikan. Aku melihat ke arah Reiga sepertinya dia sudah mulai jenuh dan bosan.

“apa kamu sudah capek?” tanya ku menyelidiki
“apa aku bisa minta segelas kopi, untuk mengusir kantuk ku” ? katanya

Asta, aku lupa. Dari tadi aku belum menyuguhkan apapun kepadanya, jangankan menyugukuhkan, berbicara dan menawarkan saja gak aku lakukan.
“boleh, “kata ku sambil berlalu ke dapur dan menyeduh kopi instan yang sengaja aku sediakan untuk teman-temanku yang sering  main ke kost ku.

“maaf, aku sampai  lupa menawarkan minum” kata ku sambiil meletakan segelas kopi yang masi mengepul dengan uap.

“terima kasih, “ katanya sambil melihat kerah ku, kemudian sedikit merenggakan otot dan bersandar ke kursi yang di dudukinya sedari tadi
“aku yang terima kasih, lagian kamu kenapa mau membantu ku?” tanyaku sekenanya
“ aku tahu, kamu pasti keteteran mengerjakan semua ini sendiri” jawabnya sambil meneguk kopi

“tapi kamu kan bukan mahasiswa kedokteran”? tanya ku sedikit waswas
“hehehe, kamu benar” katanya sambiil ketawa kecil

“apa ada yang salah dari pertanyaan ku?” tanya ku lagi

“enggak,. Hanya saja baru kali  ini  kamu banyak bicara, selama ini kamu hanya diam, bahkan kadang hanya angggukan yan kamu berikan” katanya sambil tersenyum

“aku hanya tersenyum, benar juga yang dikatakan Reiga. Beberapa bulan terakhir ini aku selalu diam, dan menjadi dingin terhadap siapapun. Jangankan Reiga yang baru aku kenal, teman-teman yang sudah lama dengan ku pun merasakan perubahan pada diri ku

“tuh  kan, malah ngelamun” kata Reiga mengagetkan ku

“eh iyah” jawab ku gugup

“ini udah selesai laporannya, dan ini juga udah larut. Aku pamit yah”
katanya sambil menyerahkan flas disk berisi shoft copy laporan yang di kerjakannya tadi

HILANG, BERGANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang