Gadis itu menatap bingung pada Andi kakak kelasnya yang kini berdiri didepannya dengan tasnya yang sudah disampirkan disalah satu pundaknya yang mana terlihat siap pulang.
"Ayo pulang?" ucapnya,
Salah satu sudut bibirnya tertarik, untuk pertama kalinya melihat kakak kelasnya yang dipuji hampir seluruh siswi sekolah terlihat kebingungan.
"Naik apa?" tanya Anggun, iseng. Jelas-jelas ia tahu setiap hari Andi berangkat dengan motornya. Dan lagi Rama mengatakan sebelumnya kalau jok motor belakangnya tidak berguna alias tidak pernah ada yang diboncengnya.
Andi mengerjap pandangannya sekejap, sebelum menjawab, "Motor. lo nggak apa kan?"
"Biasanya aku naik mobil sih, tapi ngga apa. Namanya juga nebeng?" ujar gadis itu sambil menahan senyumnya. Iya, biasa naik mobil, mobil angkot maksudnya.
"Eh? Nggak, gue yang mau nganterin lo pulang, kok. Santai aja." ucap Andi dengan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Santai aja? Oke." ulang gadis itu dengan menganggukkan kepalanya.
"Jadi, mau pulang kapan?" tanyanya melihat kakak kelasnya ini tidak berniat pergi darisini. Ia tidak punya niatan untuk tetap berdiri disini sampai malam kan? Pikirnya.
Andi mengangguk, sebelum melangkah duluan menuju parkiran diikuti oleh Anggun disampingnya.
"Besok ngapain?" tanya Andi, selagi keduanya berjalan.
"Sekolah." jawab Anggun spontan.
"Iya." Andi menelan ludahnya sendiri. Tidak salah, sih. Yang salah adalah pertanyaannya.
"Kenapa ikut basket?" tanya cowok itu tidak menyerah begitu saja.
"Suka." jawab Anggun lagi-lagi singkat padat dan sangat jelas.
"Ada niatan buat jadi kapten?"
"Enggak."
"Kenapa?"
"Nggak minat."
Selesai. Percakapan mereka selesai sampai disana. Andi tidak lagi melontarkan pertanyaan dan Anggun tidak perlu menjawab pertanyaan cowok itu lagi. Mereka berdua berjalan beriringan sampai parkiran diiringi kesunyian. Sekolah sudah sepi. Dibuktikan dengan suara dari alas sepatu mereka yang bersentuhan dengan lantai sampai terdengar. Keduanya tidak melakukan apapun selain melangkah.
"Udah selesai?" ucap penjaga parkiran ketika keduanya sampai disana.
Andi tersenyum, "Udah, pak. Makasih ya," jawabnya. Seperti biasa. Layaknya kata yang dicopy paste, setiap hari begitu.
Anggun yang tidak sengaja eye contact dengan sang penjaga parkiran pun ikut tersenyum tipis dengan menundukkan kepalanya.
"Nih," ucap Andi dengan menyodorkan helm kepada gadis itu.
Kedua alisnya mengkerut, merasa aneh cowok ini katanya tidak pernah membonceng siapapun tapi kenapa bawa helm dua?
Andi yang melihat Anggun belum memakai helmnya langsung berinisiatif mengambil alih kembali helm ditangan gadis itu. Betapa terkejutnya Anggun ketika kakak kelasnya itu memakaikan helmnya. Sangat terlihat dari kedua matanya yang membesar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me With Gamers Boy
Short Story- Anggun, seorang gadis berusia 16 tahun yang belum pernah merasakan jatuh cinta atau bahkan terfikirkan suka terhadap seseorang. Sahabatnya hampir berfikir, kalau gadis ini tidak normal. 9,99% populasi cowok dibencinya. - Nathail, seorang siswa ber...