Gadis itu menatap langit-langit kamarnya, pikirannya melayang memikirkan hal lain yang mana membuat sudut-sudut bibirnya tertarik mencetak lesung pipi yang jarang diperlihatkan.
Suara Tulus yang merdu itu mengudara mengisi keheningan disana. Sang pemilik kamar tengah melayang dalam pikirannya sendiri membiarkan seluruh buku serta laptopnya berganti menontonnya.
"Woi--" Dera membuka pintu kamar sepupunya yang mendadak tuli itu, terkejut mendapati gadis itu terlihat tidak wajar dengan membiarkan buku serta laptop yg berantakan diatas ranjangnya dibiarkan dan memilih melamun sambil tersenyum-senyum entah apa yang ada didalam kepalanya.
Salah satu alisnya terangkat melihat layar laptop gadis itu menampilkan vidio game, bukannya rentetan kata yang dirangkai alias cerita fiksi yang biasanya dibuat untuk diunggahnya dionline.
"LO ABIS MABAR SAMA NATHAIL?!" suara melengking Dera yang terkejut melihat username yang dikenalnya itu mengejutkan sang pemilik yang tidak kalah terkejut menyadari Dera berada dalam kamarnya.
Kedua matanya sontak melotot sempurna, "LO SEJAK KAPAN DISINI?!" pekiknya seraya menutup laptopnya secara sepontan.
"Wah--" Senyum meledek Dera terbit dengan jarinya yang terangkat naik menunjuk gadis itu,
"APA?!" balasnya, galak.
"Lo pedekate sama nathail ya??" ujar Dera yang saat itu juga langsung didorong untuk keluar dari kamarnya.
"Siapa yang pedekate sih?! Nggak ada. Keluar looo." balas Anggun seraya mendorong tubuh Dera yang lebih besar darinya itu enggan keluar sebelum dijawab.
"Ah, boong. Jawab jujuuurr--"
"Jujur, dah."
"Bego."
"Sialan. Lo yang bego."
"Makanya jawab, lo beneran pedekate sama nathail??" tanya Dera yang tetap mempertahankan tubuhnya berada dalam kamar gadis itu.
"Huft," Ia menghela napasnya lelah mendorong tubuh Dera yang saat ini berpegang teguh pada kusen pintunya.
"Kalo gue jawab, janji ngga bocor? Apalagi sama temen-temen lo--"
"Iya, iya." potong Dera lagi-lagi membuat gadis itu menghela napasnya, sebelum mengangguk.
"SERIUS?" Dera yang masih saja terkejut mendengar jawabannya itu melepaskan pegangannya pada kusen pintu yang mana kesempatan itu digunakan Anggun untuk mendepaknya langsung keluar dari kerajaannya dan mengunci pintunya setelah berhasil ditutup.
"Eh--" Suara Dera yang tidak lagi terdengar jelas itu segera berganti dengan suara ketukan pintu. Jawaban Anggun belum cukup untuknya.
"Kalo lo masih ganggu, gue laporin mama, yah?!" ancam gadis itu dari balik pintu dan sepertinya berhasil karna suara ketukannya saat itu juga langsung berhenti.
Ting!
Layar ponselnya yang menyala diatas kasur itu menampilkan notif pesan baru masuk langsung membuat kedua kakinya berlari untuk meraih benda pipih tersebut.
Senyumannya yang tercetak itu luntur seketika melihat ternyata pesan baru itu dari sahabatnya, bukan dari orang yang berhasil membuatnya tersenyum-senyum seperti orang gila tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me With Gamers Boy
Short Story- Anggun, seorang gadis berusia 16 tahun yang belum pernah merasakan jatuh cinta atau bahkan terfikirkan suka terhadap seseorang. Sahabatnya hampir berfikir, kalau gadis ini tidak normal. 9,99% populasi cowok dibencinya. - Nathail, seorang siswa ber...