Kedua matanya bergetar menatap kakak kelasnya tengah bercumbu disana. Mulutnya langsung dibekap oleh Nathail agar tak mengeluarkan suara menganggu aktivitas mereka.
Anggun tak pernah melihat kegiatan tidak senonoh seperti itu secara langsung. Apalagi disekolah! Walaupun, ini gudang tetap saja bagian dari bangunan sekolah. Hal yang mengejutkan pasalnya mengetahui Andi ketua osis sekolah ini dikagumi oleh seluruh siswi itu bisa melakukan hal seperti itu disekolah. Citra baik yang selama ini dikenal seluruh penghuni sekolah menolaknya untuk melihat fakta dihadapannya.
Pergulatan bibir yang mereka lakukan tidak main-main dan terlihat sama handal. Tidak ada yang mau kalah, seperti melihat adegan romantis kedua pasangan yang terlibat masalah dan berusaha menyelesaikannya dengan bercumbu.
Salah satu tangannya digenggam oleh Nathail dan ditarik pergi darisana. Berhenti menonton pertunjukan yang tidak sengaja mereka tonton.
Jantungnya berdegub tak karuan. Pikirannya seakan melayang entah pergi kemana. Padangannya kosong. Kedua kakinya hanya bergerak mengikuti tangannya yang dibawa pergi.
Nathail menatap Anggun, menyadari gadis itu sednag tak baik-baik saja. Dahinya segera disentil untuk menarik perhatiannya.
Tak!
"Aw!" Reflek salah satu tangannya memegang keningnya yang langsung memerah akibat sentilan jari Nathail.
Bukannya merasa bersalah cowok itu justru tertawa senang. Sialan! Batin Anggun.
"Lo nggak sakit hati kan?" tanya Nathail mengetahui gosip-gosip antara keduanya yang katanya dekat.
Anggun mencebik menatap tak suka pada Nathail. "Siapa yang sakit hati sih?! Gue shock!" jawabnya dan entah kenapa begitu senang mendengarnya.
"Lo harusnya bersyukur." ucapan Nathail yang membuat kedua mata Anggun melotot sempurna.
"BERSYUKUR?! TELAT KARNA BERANGKAT SAMA LO BERSYUKUR???!!!!" Anggun sudah tak mampu menahan sabarnya menghadapi Nathail.
Pagi hari ini Nathail kembali menjemputnya dan memaksanya untuk berangkat bersama. Dera dengan kurang ajarnya pun setuju dan langsung pergi meninggalkannya begitu saja.
Motor Nathail yang tampak keren itu ternyata bisa mogok! Anggun yang pagi ini tidak waras menemani cowok itu mendorong motornya sampai ketemu bengkel dan meninggalkannya disana. Keduanya lanjut naik bus dan harus menahan sesak karna penuhnya penumpang. Anggun rela berada dalam pelukan Nathail selama itu demi keselamatannya. Dilanjutlah dengan keduanya memanjat pagar belakang karna pagar depan dimana siswa siswi normal biasa lewat ditutup. Karna itulah Anggun jadi mengunjungi sudut-sudut bangunan sekolah yang terkesan jarang untuk siswi sepertinya kunjungi.
Anggun menghela napasnya melihat suasana sekolah yang sehening ini dari luar, karna semuanya berada dalam kelas. Tanpa permisi Nathail kembali menarik tangannya untuk pergi darisana.
"Mau kemana sih?!" tanya Anggun mengetahui ini bukan kearah kelas mereka.
"Berisik. Gue cium, nih." jawab Nathail membuat Anggun mengulum kedua bibirnya mengingat pemandangan sebelumnya. Adegan yang menurutnya terlalu vulgar, menjijikan dan menakutkan.
Kedua kakinya mengikut saja menaiki beberapa anak tangga secara cepat dengan mulutnya yang dikunci rapat. Nathail tersenyum dan membuka pintu menuju pemandangan terindah itu dengan senang hati untuk diperlihatkan pada gadis yang dibelakangnya.
Hembusan angin yang cukup kencang itu menyambut mereka menerbangkan beberapa helaian rambut. Rasa ketakutan itu berganti dengan takjub menatap pemandangan langit yang begitu indah dan matahari yang masih bersahabat dipagi ini. Keberadaan rooftop yang tak pernah diketahui keberadaannya itu membuatnya takjub diseperkian detik.
Sejak kapan bangunan ini termasuk bagian dari sekolahnya?
Tidak ada apapun. Kosong. Tapi pemandangan yang ditampilkan luar biasa. Pembatas pagar yang rendah meyakinkannya bahwa tempat ini memang tidak seharusnya untuk didatangi. Terlalu berbahaya berdiri disekitar sana.
"Kalo bosen, loncat aja." ucap Nathail membuat Anggun kali ini memberikan pukulan kencang pada lengannya.
"Gila."
Nathail yang hanya merespon cengengesan begitu benar-benar membuat Anggun kesal bukan main. Cowok itu terlalu sebercanda itu untuk Anggun yang terlalu lurus dan serius hidupnya.
"Nggun." panggil Nathail membuat gadis itu hanya berdeham karna kini memejamkan kedua matanya menikmati tamparan halus dari angin yang menerpanya.
Nathail hanya tersenyum melihat gadis disebelahnya itu terlihat sangat menikmati suasana disini.
"Lo mau ngerokok?!" ucap Anggun tiba-tiba menatap menelisik kearahnya.
Nathail bingung, padahal tidak ada sedikitpun keinginan untuk menghirup tembakau itu. Tujuannya membawa gadis itu kesini, hanya karna ingin menunjukkan pemandangan ini dan tempat yang pasti tidak diketahuinya.
Anggun tidak percaya dengan gelengan kepala Nathail. "Kenapa sih, kalian suka banget ngelakuin kenakalan yang menurut gue ngga berguna?"
"Kasih tau gue alesan dari bolos dan nongkrong diwarnet sampe jam istirahat. Ngerokok sampe bel masuk terus ngga masuk kelas lagi lanjut bolos." ucap Anggun yang hafal dengan kelakuan anak-anak yang suka membolos itu salah satunya Nathail.
Nathail tersenyum. "Lo dengan kehidupan yang rapih dan logika nomer satu itu ngga akan ngerti. Gue cuma berusaha cari kesenangan dalam menjalani hidup."
"Justru itu, gue ngga ngerti sama jalan pikir lo yang tidak memakai logika sedikitpun atas apa yang lo lakuin." balas Anggun membuat Nathail tersenyum lebar.
Kedua kaki Nathail bergerak merubah arah menghadap Anggun. "Terpaan angin yang barusan lo nikmatin kira-kira lo pikir pake logika ngga tuh?"
Anggun mencebik. "Gue nggak segila itu!"
"Gue tau. Makanya gue penasaran." ucapan Nathail membuat kening Anggun mengkerut.
"Lo belum pernah nikmatin hidup yah?" lanjutnya membuat wajah gadis itu semakin terlihat bingung sekaligus lucu.
"Nikmatin hidup menurut lo tuh, gimana sih, nath?" tanya Anggun tak mengerti.
"Kita harus jalan bareng. Gue bukan orang teori kutu buku kayak lo yang bisa jelasin semuanya dengan kata-kata pinter kayak buku cetak." jawab Nathail membuat Anggun tersenyum miring. Bahkan, obrolannya sejak tadi hampir tidak dimengerti orang waras.
"Lo mau ngajak gue jalan aja ribet banget." ujar Anggun yang sepertinya terlihat lebih santai saat ini.
"Kalo langsung aja mah, langsung ditolak. Perlu cara ribet buat naklukin cewek ribet kayak lo." balas Nathail membuat salah satu alis Anggun naik.
"Lo jadiin gue taruhan yah?" tanya Anggun.
"Taruhan sama diri sendiri. Bisa ngga naklukin cewek aneh anti romantis kayak lo." jawab Nathail.
Anggun tertawa, "Gue anti romantis yah?"
Nathail menoleh menatapnya, "Emang enggak?"
"Lho, katanya mau buktiin? Masa gue kasih tau??" ucapan Anggun membuat Nathail tertawa hingga kedua matanya hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me With Gamers Boy
Short Story- Anggun, seorang gadis berusia 16 tahun yang belum pernah merasakan jatuh cinta atau bahkan terfikirkan suka terhadap seseorang. Sahabatnya hampir berfikir, kalau gadis ini tidak normal. 9,99% populasi cowok dibencinya. - Nathail, seorang siswa ber...