Gara-Gara Lampu Mati

54.3K 2.2K 205
                                    

Assalamualaikum semua... Datang lagi dengan Amel disini.. Yeyey hahaha kemarin banyak banget yang request si tengil Amel ini semoga suka ya.. 😊😊

Happy reading and votenya guys.. 😊😊

_______

Huh panas banget ya, semakin hari semakin panas aja ni Bumi. Padahal dulu gak gini-gini amat si panasnya, apalagi di Jakarta beuuhh panasnya tiada tarra.

''Bang Es dogernya ya, lo mau apa Cil?'' Tanyaku pada sahabat seperjuangan dari tk sampai kuliah gak pernah pisah kayag kembar dempet kata Bunda. Si Icha yang selalu aku panggil kancil sedang duduk di bangku hijau dekat grobak Bang Doger alias Abang es doger.

''Gue samain aja deh sama lo Mel.'' Katanya padaku sambil mengipas-ipas rambut panjangnya yang sudah ia gulung tak beraturan. Aku mengangguk lalu setelah memesan aku ikut duduk selonjoran di samping Icha.

''Habis ini langsung pulang deh gue gak tahan sama panasnya, lo kerumah Mbak Billa sendiri aja ya si Bembong mau jemput gue katanya''

''Kog gitu sih, katanya mau nganterin rujaknya Mbak Billa, ih lo mah gak setia kawan ni. Padahal ini es doger gue yang bayarin'' Kataku sebal pada Icha yang masih saja sibuk sama kipasnya. Icha nyengir padaku tanpa belas kasihan hingga membuatku menghela nafas sebal.

''Sorry deh bebeb, Bukannya gue gak setia kawan tapi ini si Bembong maksa mau jemput gue. Gak enak juga coz kemarin gue udah nolak ajakannya dia'' Aku mendengus mendengar penjelasanya. Masa bodo sama PDKT mereka berdua yang ta kunjung jadian.

''Auah gelap, pulang sana pulang. Besok gak usah kerumah gue lagi curhat lagi nangis lagi'' Kataku kemudian lalu mengambil Es doger yang yang diberikan Abang Es padaku dan Icha.

''Yah kog gitu''

''Terus gue harus apa, masa gitu?'' kataku sebal lalu meminum Es doger dengan lahap. Gila seger banget panas-panas di temani angin sepoi-sepoi taman senopati minum es doger lagi layaknya surga dunia.

''Ck, iya deh iya sebagai gantinya besok malam minggu gue traktir lo nonton film warkop yang baru'' Senyumku langsung terbit, hahaha tau aja ni anak uangku lagi seret karena akhir bulan dan pingin banget nonton film.

''Tapi ikhlas gak ni'' Kataku pura-pura, dan dengusan sebal Icha adalah jawabannya.

''Okey deh malam minggu aku bersamamu bebeb. Sini Esnya biar Kakak bayarin'' Kataku sambil mengambil gelas Icha yang sudah kosong sepertiku. Membawanya ke Abang Es tanpa memperdulikan Icha yang meruntuk kesal padaku.

''Yuk balik, lo nunggu si doi dimana?''

''Tu mobilnya udah nangkring. Gue balik dulu ya lo ati-ati'' Pamitnya lalu ia berjalan ke arah mobil Cr-V hitam milik gebetannya. Ck beruntungnya si Icha dapet orang mapan macam Mas Bembong yang bernama asli Bambang yang kerjanya di bea cukai. Lah aku? Jangan tanya 😖.

*
*
Aku menaiki sepeda matic hitamku dan tak lupa helem SNI sebagai pelindung kepala, dan sebelum berangkat berdoa lalu mengkondisikan dua spion dengan benar. Okey let's go Amel.

''Panasnya'' Grutuku kembali dengan peluh yang membanjir di dalam jaket. Untung ini pesenan Ayah hamil iya karena yang ngidam kan bapaknya bukan ibunya. coba kalau enggak mana mau aku disuruh kerumah Mbak Billa yang lumayan jauh itu. Lagian Mas Alif ada-ada aja pakai ngidam segala, terus ngidamnya rujak semangka gak elit banget malu tu sama gelar dokternya.

Aku bersenandung ria menyanyikan lagu yang ku dengar dari mobil yang melewatiku, Rame banget depan, Oh ada razia to batinku. Yah walau begini aku punya sim tau, SIM A dan SIM C Kerenkan.

Prittt

Tiba-tiba seorang polisi mengintrupsi laju motor maticku. Aku sedikit kaget Loh pake disemprit segala, emang gak tau udah lengkap begini masih disuruh berhenti. Polisi itu menggiringku kesebalah kiri dan okey, para wanita ingat tampil cantik ketika menghadap bapak polisi.

Amelia (E-book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang