Gara-Gara Si Bumil Comel

20.9K 1.8K 87
                                    

Assalamualaikum semua... 😊😊 ya ampun gak nyangka jika cerita si Amel banyak banget yang pingin..kekekeke seneng deh saya.. Oh iya next part nya 200vote boleh?

Yuks vote dulu baru baca ya.. 😉😉

______

Oh ya ampun, ini gimana sih antriannya lama banget MasyaAllah grutuku dalam hati. Bagaimana tidak, gara-gara si kancil alias Icha gak bisa nganterin barang orderan ke kantor pos buat dikirim ke pelanggan, akhirnya akulah yang sekarang berdiri dalam antrian yang lumayan panjang ini.

''Antrian 40''. Panggil salah satu mbak operator dan nomorku masih 10 lagi alias 50. Aku menghela nafas frustasi antara sebal dan bingung jika kutinggal gimana pelangganku.

Ku menunggu

ku menungu kau putus dengan kekasihmu

Suara ringtoen dari ponselku membuatku harus menelan susah payah, nama Bunda is calling me now!!

''Assalamualaikum Bunda''. Kataku takut-takut berdoa semoga si Bundo tak mengamuk sekarang juga. Dan ternyata harapan tinggalah harapan.

''Walaikumsalam, PULANG SEKARANG!! PENGAJIANNYA UDAH MULAI INI. KAMU DIMANA!''. Teriak Bunda diseberang membuat telingaku berdenging tak karuan, hingga membuat Mas-mas yang duduk disampingku melirik sekilas melihat apa yang terjadi.

Aku tersenyum malu lalu menutup wajahku dengan tas yang sedari tadi diatas pangkuanku.

''Maaf Bunda ini Amel masih..''. Tapi Bunda langsung menyela cepat hingga aku cemberut tak karuan.
''Pulang sekarang!!''. Dan apalah dayaku ketika ibu Mentri sudah mengomando untuk pulang maka kami harus pulang senduku.
*
*
Ck, parkirannya lumayan padat juga. ya begini kalau rumahnya daerah perumahan mau parkir aja susah padahal perumahannya lumayan elit. Aku memarkirkan di belakang mobil Cr-V hitam dan kalian tahu barangku masih menjulang di atas sepada matiqku, semoga tak hilang jika ku tinggal kedalam.

Okey siap-siap bertemu sama bu komandan, pasang badan siap tempur dulu. Ngaca okey cantik, dan baju okeylah sopan, oh iya hijabku mana. Bisa kena semprot acara pengajian krudungnya gak ada. Ku ubek tasku mencari hijab praktis hadiah dari endors. Ya alhamdulillah ya gratisan hanya cekrek dapet beginian. Ku pakai hijab biru mudaku yang serasi dengan baju flanel pink biru, okey dah cantik gak malu-maluin pas ketemu calon mertua maybe? yang mungkin cari jodoh buat anak lakinya, kwkwkw ya ampun maafin hambamu ini 😁.

Okey siap, semoga Bunda gak ngamuk yang pastinya bakalan ngamuk karena kulihat ibu-ibu pengajian sudah pada keluar rumah Mbak Billa. Tamatlah riwayatmu Amelia.

''Assalamualaikum''. Salamku ketika sudah mencapai pintu, suaraku mungkin memang di tunggu sejak tadi, bagaimana tidak kalian tahu Bunda langsung pasang badan kearahku.

''Walaikum salam'' jawab semua orang serempak, Aku melangkah malu ketamu Mas Alif dan Mbak Billa. Yang langsung mengkerut ketika melihat wajah sangar Bunda. Aku tersenyum takut dan langsung menuju kearah Bunda yang berdiri di depan meja makan.

''Auw, Bunda iya Amel minta maaf''. Seruku ketika telinga kananku sudah Bunda jewer dengan sakitnya, sumpah ini sakit banget. Layaknya anak kecil begitulah kelakuan aku dan Bunda sekarang hingga membuatku malu sekaligus kesakitan.

''Udah dibilangin Mbakmu ada acara pengajian malah ditinggal ngeluyur aja!''. Omel Bunda sambil masih menjewer telingaku menariknya kearah dapur.

''Iya Amel minta maaf Bunda, Amel gak ngeluyur tapi tadi mepet ngasih paket buat pelanggan Amel. Sakit Bunda lepasin ya''. Jelasku yang mecoba melepaskan tarikan tangan Bunda pada telingaku yang pasti berubah merah sekarang. Mbak Billa melihatku tak tega dengan tampang malu yang luar biasa melihat kelakuan Bunda dan adiknya di depan tamunya.

Amelia (E-book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang