Part 8

5.2K 359 63
                                    

Typo tak terkendali


Kinal pov

Kini aku tengah berada di balkon kamar di temani segelas coklat panas yang tadi ku buat sendiri di dapur sedangkan melody sudah tidur terlelap dengan nyaman di ranjang

Tadi beberapa jam sebelumnya kami memang bertengkar hebat. Ohh bukan. Melody yang marah hebat kepada ku karena melihat tanda merah di leher ku.

Dia marah sambil menangis di hadapan ku. Dia berkata apa dia kurang untuk ku sehingga ada orang lain yang menandai leher ku.

Aku pun berusaha menenangkannya dan mendekatinya berusaha untuk memeluknya dalam pelukan ku tapi naas melody menjauhi ku dan tidak mau aku berada di dekatnya..

Tapi aku tetap berusaha untuk memeluknya dan aku pun berhasil memeluknya namun dia memukul dada ku agar aku melepaskan pelukan ku dari tubuhnya.

Tapi aku tidak mau. Ku erat kan pelukan ku agar melody tidak bisa lepas dari pelukan ku. Akhirnya setelah dia mungkin merasa lelah. Dia pun membiarkan aku memeluknya tapi tangisannya tak kunjung usai.

Mendengar tangisannya aku pun tak tega. Dan hati ku sangat sakit bagaikan tombak yang menghujam tepat di hati ku mendengar tangisannya seperti itu

"Kamu jahat nal"
Teriaknya dalam pelukan ku.

"Apa kurangnya aku untuk mu? Kamu bermain dengan seseorang di belakang ku bukan?!"
Teriak lagi melody dalam pelukan ku. Aku hanya terdiam.

"Jawab nal!! Jawab aku!! Siapa yang berani menandai leher milik itu selain aku!!!"
Teriak melody karena sedari tadi aku tidak menjawab pertanyaannya.

Bukan aku tidak ingin menjawabnya tapi aku menunggu melody merasa tenang dahulu. Karena aku berpikir, percuma saja jika aku menjelaskan dalam keadaan dia sedang marah hebat dengan ku.

"Tenang dulu sayang. Akan ku jelaskan tapi kamu harus tenang"
Ucap ku yang kini semakin mengeratkan pelukan ku kepada melody.

"Baiklah tapi lepaskan dahulu pelukan mu dan aku akan tenang. Tapi kamu harus jujur kepada ku. Aku lebih menyukai kejujuran walaupun itu menyakitkan ku"
Ucap melody kepada ku. Aku pun melepaskan pelukan ku kepada melody namun aku menggenggam tangannya dengan erat.

"Lihatlah bukan leher ku sana yang memerah"
Ucap ku lalu membuka baju ku dengan tangan ku yang satunya tidak menggenggam tangan melody.



Plakkk


Seketika aku merasakan pipi ku memanas. Memanas karena mendapatkan hadiah dari melody untuk pipi ku ini.

"Keterlaluan kamu"
Ucapnya dengan nada sangat emosi. Aku terdiam karena merasakan panas di pipi ku akibat tamparan melody.

"Kamu menunjukkan kepada ku hasil percintaan mu dengan yang lain kinal? Apa memang Kamu memang tidak mempunyai hati?!!! Aku benci kamu !!!"
Teriaknya lagi kepada ku.

"Lihat lah baik-baik Mel. Ini bukan bekas percintaan ku dengan siapapun. Ini merah karena aku memakan jamur. Karena aku alergi terhadap jamur dan itu menyebabkan seluruh badan ku memerah"
Ucap ku menjelaskan secara rinci kepada melody.

Seketika melody pun terdiam lalu dia dengan seksama melihat tanda merah di tubuh serta leher ku dengan baik-baik serta menyentuh bahkan mengusapnya.

"Kamu tidak lupa kan bahwa aku alergi terhadap jamur?"
Tanya ku kepadanya. Seketika dia pun terdiam. Mungkin mengingatnya lagi.

Saat dulu waktu pertama kali aku bersama dengan melody. Melody pernah membuatkan ku tumis jamur karena aku tidak mau mengecewakannya. Maka aku memakan masakan tersebut tapi setelah makan tubuh ku langsung memerah.

Love Is A Choice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang