Part 10

5.1K 345 70
                                    

Typo tak terkendali




Melody pov


Pagi hari yang indah.

Seperti biasa. Di mana aku terbangun. Kinal lah yang pertama kali ku lihat. Aku bersyukur kepada tuhan karena telah mempertemukan ku dengannya.

"Bangun sayang"
Ucap ku membangunkan kinal. Tapi kinal hanya berdehem dan menarik selimut ya.

"Aku mandi dulu. Selesai mandi kamu harus sudah bangun"
Ucap ku kepada kinal. Kinal pun menganggukan kepalanya.

"Iya miniatur ku sayang"
Jawabnya dengan suara seraknya khas bangun tidur.

Aku pun membiarkan kinal untuk tidur lebih lama lagi dan beranjak dari kasur untuk berjalan mengambil jubah handuk ku dan pergi mandi.

Sekitar 30 menit. Aku pun selesai mandi dengan memakai jubah handuk dan handuk di atas kepala ku yang di lilit di atas kepala ku.

Saat aku keluar dari kamar mandi. Ku lihat kinal sudah terbangun dari tidurnya dan sedang menerima telepon dari seseorang. Lalu menutup teleponnya setelah melihat ku.

"Dari siapa sayang? Pagi-pagi udah telepon kamu?"
Tanya ku penasaran.

"Dari sekertaris aku sayang. Dia bilang ada klien yang minta meeting ya di majuin jamnya jadi pagi ini"
Jawab kinal sambil bangun dari kasur dan terburu-buru untuk mandi.

Aku pun hanya menggelengkan kepala melihat dia seperti itu. Dia lupa membawa handuknya dan dalam hitungan ke tiga.

"Satu... Dua... Tiga..."
Hitung ku dalam hati.

"Sayang aku lupa bawa handuk"
Teriaknya dari dalam kamar mandi. Benarkan kata ku? Dia akan melupakan sesuatu saat terburu-buru

"Ini handuknya sayang"
Ucap ku memberikan handuknya dan dia pun hanya memunculkan kepala dan tangannya.

"Terima kasih sayang"
Ucapnya sambil tersenyum. Lalu dia pun bergegas menutup pintu.

Aku pun memilih pakaian ku untuk pergi mengecek keadaan beberapa cafe yang masih ada di wilayah jakarta.

Aku memilih dress batik lalu menyiapkan pakaian kinal. Setelan kemeja putih dengan celana kain hitam, dasi hitam serta jas hitam untuknya. Aku pun letakkan di kasur.

Aku pun bersiap dengan memasak nasi goreng dengan kornet dan telur mata sapi untuk sarapan pagi ku dengan kinal.

Berselang 20 menit. Masakan ku pun telah matang dan aku pun menatanya di meja makan. Kinal pun muncul dengan hanya memakai kemeja putih dan celana bahannya. Dia menjingjing dasi serta jasnya dan tas kerjanya, Lalu dia memakai sepatu hitam pantofelnya.

"Sarapan dulu sayang"
Ucap ku kepada kinal. Lalu kinal pun mengangguk dan duduk di kursi makan lalu makan dengan cepat. Seperti terburu-buru.

"Sayang makannya jangan buru-buru gitu"
Ucap ku tapi dia tidak mendengarkannya lalu sehabis sarapannya selesai hanya dengan waktu 5 menit. Aku saja baru memakan beberapa suap.

"Aku udah telat sayang. Aku pergi dulu ya"
Ucapnya pamit setelah meminum segelas susu hangat. Mengecup kening ku dan lalu membawa dasi serta jasnya yang belum terpasang dan tas kerjanya.

"Sayang biar aku simpulkan dasinya dahulu"
Ucap ku berteriak tapi setelah ku ke depan pintu ternyata kinal sudah pergi. Cepat sekali perginya.

Aku tahu kinal tidak bisa menyimpulkan dasi dengan rapih maka setiap berangkat kerja. Akulah yang menyimpulkan dasinya

Tapi sekarang? Dia pergi dengan terburu-buru dan aku pun belum sempat menyimpulkan dasinya yang seperti biasa aku simpulkan.

Love Is A Choice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang