Nine

589 31 0
                                    

Prilly pov

Aku kadang selalu tak habis fikir, kenapa sih naura selalu saja mengganggu waktu berdua ku bersama ali. Padahal dia tinggal satu rumah, tapi.. Yasudahlah memang sikap dia itu selalu seperti itu.

Aku sekarang masih berada dia atas motor kak.Daniel, kita berdua masih di jalan menuju rumahku. Entah kenapa di saat aku sedang butuh seseorang ketika ali sedang tak ada waktu denganku. Selalu kak.Daniel yang datang. Tetapi aku juga cukup berterima kasih pada kak.Daniel, karena dia selalu ada menggantikan ali. Tetapi jangan kalian fikir aku akan berpaling dari ali. Oh no ! Itu gak bakal terjadi.

"Eh prill.." suara kak daniel tiba-tiba saja menyadarkan aku dari lamunanku.

"Eh mm.. Udah sampe ya? Hehe maaf ya kak aku gak sadar" cengengesku.

"Iya gak papa. Tapi ngomong-ngomong kamu lagi ada masalah ya? Koq dari tadi ngelamun mulu deh perasaan"

"Haha nggak papa koq kak. Cuman lagi mikir ini aja, apa itu mmmm.... Besok mau ada ulangan matematika gitu kak. Ya jadi aku lagi bingung aja mikirinnya" jawab ku dengan seribu alasan yang aku keluarkan.

Aku ini kenapa coba? Pake gugup gitu sama kak daniel. Ntar yang ada kak daniel curiga lagi.

"Yeee kan malah ngelamun lagi"

"Ehh iya kak yaampun maaf ya jadi di kacangin"

"Haha iya gak papa, yaudah kamu masuk gih. Aku pulang ya"

"Iya kak. Makasih ya udah anterin aku sampe rumah"

"Iya sama-sama. Aku pulang ya. Byee prill"

"Byee"

Setelah kak daniel pulang aku lansung saja masuk ke rumah dengan wajah bete ku.

"Eh si non udah pulang" ucap pembantuku.

"Iya bi, oh iya bi ada telpon dari ayah atau bunda gitu"

"Walahh non nyonya sama tuan nggak ada nelpon koq. Memangnya ada apa?"

"Nggak papa bi, kirain aku ayah sama bunda ada nelpon udah sampe apa belum kesananya. Yaudah deh bi aku ke kamar dulu ya"

"Oh iya non silahkan"

Aku pun segera menuju ke kamarku.

Ali pov

Sungguh aku benar-benar sebal dengan naura. Selalu saja mengganggu hariku dengan prilly. Padahal tadi aku sudah membayangkan akan seperti apa hariku dengan prilly, tetapi harus hancur gara-gara naura.

Lihatlah saja sekarang, dia masih saja mengikutiku, padahal kami sudah sampai rumah.

"Li.. Ali.. Kita jalan yuk" ajaknya.

Ngarep banget tuh anak jalan sama gw.

"Aliii buruaann kita jalan. Gw bosen nih di rumah gak ada siapa-siapa"

Aku masih saja mendiamkannya.

"Alii koq lo malah diem aja sih" pekiknya.

"Apaan sih lo berisik banget tau gak"

"Abis lo di ajak ngomong malah diem aja"

"Udah deh jangan berisik, gw mau pergi"

"Ihhh.. Ali mau kemana?"

"Apa urusannya sih sama lo?"

"Ya gw gak mau di rumah sendirian, nanti kalau ada yang nyu....."

"Stop deh naura, jangan berlaku kayak anak kecil. Lo itu udah gede, pikir dong pake otak lo mana ada penculik masuk ke rumah ini. Lagian kurang kerjaan tau gak kalau penculik nyulik lo yang gak berguna" akhirnya aku harus membetaknya. Meski aku tak pernah sekali pun membentak seorang perempuan, tetapi kali ini naura sungguh-sungguh sangat menyebalkan.

"FRIEND ZONE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang