05. Sandiwara Untuk Hokage

11.6K 967 113
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Canon Universe Love Story Of Naruto and Hinata


Hinata menatap sendu sang Hokage ketujuh yang berjalan menuju pintu. Perlahan punggung tegap sang Konoha no Eiyu itu menghilang di balik pintu.

"Kasihan, Otou-chan... sayang..." Ungkap Himawari sambil melepaskan tanggannya yang menggamit tangan Toneri.

"Ano... Toneri bisa kau lepaskan..." Hinata merasa tak nyaman dengan rangkulan pria bulan itu.

"Ehemmm, kurasa kau terlalu lama merangkul puteriku." Hiashi mengingatkan Toneri yang terlalu hanyut dalam perannya sebagi 'suami' Hinata.

Toneri segera melepas tangannya yang melingkar di pinggang sintal ibu dua anak yang lebih menyerupai remaja ini.

Hinata berjalan menjauh dari Toneri dan berdiri disamping ayahnya yang berdiri sambil menyilangkan tangan di depan dada, disusul oleh puteri kecilnya Himawari.

"Apa ini tidak keterlaluan Otou-sama," ujar Hinata dengan mata berkaca-kaca menghadap sang ayah.

Hiashi tersenyum tipis menggeleng. "Sesekali dia perlu diingatkan bahwa dia begitu beruntung memilikimu."

"Aku setuju dengan Ojii-sama." Boruto, anak laki-laki pirang yang merukapakan salinan dari Nanadaime Hokage itu, berjalan keluar dari rumah yang sengaja di sewa oleh Sasuke untuk memuluskan permainan itu. "Kaa-chan terlalu sering memanjakan Baka oya-ji itu, sesekali dia perlu di merasakan hidup mandiri dengan Sakura Ba-chan." Oceh Boruto dengan mulut yang masih mengunyah sepotong gyoza buatan sang ibu tercinta.

"Tou-chanmu selalu merasakan itu dulu, nak..." Jawab Hinata sendu, sambil menerawang bagaimana kehidupan Naruto sebelum berhubungan dengan Hinata.

"Itu karena ke bakaanya yang terlambat menyadari perasaanmu Hinata." Suara riang sang pemilik tanda Byakugou memenuhi rumah sewaan ini. Ya, rumah yang sengaja di sewa oleh Sasuke dan Sakura demi totalitas mengerjai sahabat kuningnya ini.

"Kalian begitu bersunggguh-sungguh mempermainkannya sampai mengundangku dari bulan." Jawab Toneri datar.

"Kami bersyukur kau bersedia terlibat dalam kejutan untuk hari ulang tahun Hokage kami." Sahut Sasuke yang menyusul sang istri masuk bersama putri mereka, Sarada.

Di belakangnya juga menyusul Karin, yang rela meluangkan waktunya demi sandiwara kejutan untuk sang Nanadaime.

Sakura tersenyum saat melihat putri kecilnya yang datang bersama sang suami. Ia berjongkok dan mensejajarkan kepalanya dengan kepala putrinya. "Hei, bagaimana rasanya menjadi putri Karin Ba-san." Sakura mengusak puncak kepala putri semata wayangnya itu. Dan Sarada, junior Uchiha itu membuang wajahnya karena tak suka sang ibu yang mengungkit tentang analisa konyolnya dulu.

"Aku ini anakmu mama," rajuk Sarada sambil mengerucutkan bibirnya merajuk.

Semua orang yang ada dirumah itu tertawa saat melihat sang Uchiha junior yang biasa tampil elegan itu, merajuk. Sakura yang gemas melihat hal itu langsung memeluk sayang buah hatinya.

"Kapan semua ini akan berakhir...?" Tanya Hinata dengan raut wajah sedih.

"Bersabarlah Hime.." Toneri mengambil kesempatan untuk merangkul Hinata. Tapi sebelum semua itu terjadi Boruto melempar koran kekepala perak Toneri.

"Jangan macam-macam dengan Kaa-chanku!" Ancam Boruto sambil melototkan matanya.

Toneri menggidikkan bahunya sambil melangkah menjauhi Hinata. Ia tidak mau mengambil resiko berseteru dengan bocah berusia empat belas tahun ini.

"Sui terus mengoceh padaku karena permainan ini..." Sambung Karin denga nada kecewa.

"Tak lama lagi." Sang sutradara dari sandiwara ini angkat bicara. "Biarkan si Dobe ini ikut dalam pemainan kita.." Sasuke tersenyum tipis. Demi kejutan tak terlupakan untuk sahabat Dobenya ini, dia bahkan telah menggenjutsu seluruh warga Konoha, kecuali para anggota rockie, dan sensei. Demi membuat sandiwara menjadi sempurna.

つづく
Tsudzuku

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang