09. Rokudaime Yang Turun Tangan

12.5K 881 93
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Canon Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Safir biru itu menatap intens emerald hijau yang bersinar dihadapannya. Tangan kanannya yang terbalut perban putih terulur, menyentuh lembut pipi sang pemilik surai sewarna permen kapas tersebut.

Sakura terdiam saat sang Nanadaime Hokage mengelus lembut pipinya. Tangannya serasa  ingin menampar pipi sewarna madu yang dihiasi goresan serupa kumis kucing tersebut. Jika saja tak mengingat usaha sang suami membuat kejutan untuk sahabat mereka ini, mungkin tubuh Hokage ketujuh mereka ini sudah terpental ke kantornya akibat bogem legendaris miliknya.

Tapi Sakura memang tak perlu melancarkan niatannya, karena...

Brukkkkk

Pintu kamar sang Nanadaime  hancur karena didobrak. Pria tinggi besar bersurai biru gelap berdiri diambang pintu rusak itu dengan tendangannya. Dua mata rinnegan dan sharingannya aktif. Wajah putihnya kini memerah padam. Bak tomat yang menjadi makanan kesukaannya.

"Teme...., apa-apaan ini?!" Sang empunya rumah tentu saja merasa tidak senang. Karena ada orang yang tanpa alasan merusak rumahnya.

Bukannya menjawab, si pelaku pengerusakan malah berjalan mendekati sang empunya rumah, dengan aura gelap yang mengerikan. Wanita bersurai permen kapas yang bisa dipastikan akan menjadi saksi dalam pertikaian ini, memilih mundur, menjauh dari sang suami yang kini hendak menghajar suami pura-puranya.

Uchiha Sasuke, satu-satunya pria Uchiha yang tersisa ini. Menarik kerah jubah kebesaran sang Nanadaine dengan satu tangannya, dan mendorong pria pirang sang kepala desa itu hingga menghantam lantai.

"APA-APAAN KAU TEME!!!!" Naruto bangkit ia tidak tinggal diam. Berlari ke arah sang sahabat dan langsung menghadiahi wajah Sasuke dengan bogem mentah hingga mengantam lantai.

"SASUKE-KUN!!!!!" Sang istri pria Uchiha ini terpekik saat melihat suaminya jatuh tersungkur di lantai.

Sasuke langsung bangkit, sebelum sang istri menggapainya. Tangannya menghadang Sakura yang hendak menghalangi pertarungan ini.

"Sebenarnya apa maumu, Teme?" Naruto bangkit ia menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya. "Kita ini sudah tua, kau masih mau membuktikan siapa yang terhebat diantara kita?"

"Jaga batasanmu, Dobe!!!!" Tangan kanan Sasuke menunjuk ke wajah sahabat Hokagenya itu.

"Khe...., jaga batasanku? Batasan mana yang tidak ku jaga?"

"Kau dan Sakura!" Sergah Sasuke penuh kemarahan.

"Kau melarangku menyentuh istriku sendiri ? Khe, lucu..." Naruto mendengus remeh.

"Sakura istriku!" Sanggah Sasuke cepat.

"Teme! Aku tahu, aku menganggapmu saudara, tapi kau tak bisa senaknya mengakui istriku sebagai istrimu. Sadarlah, bahwa istrimu adalah Karin. Semuanya sudah terjadi, kita harus menerima takdir kita masing-masing!" Naruto tidak terima. Sekarang ia merasa Sasuke lah yang tidak menerima kenyataan.

Sementara Sasuke, sudah tak dapat lagi menahan emosinya, ini tentang Sakura, Sakura istri tercintanya, wanita yang bersedia menantinya bertahun-tahun. Ia kini menyesali permainan yang ia buat untuk mengerjai sang sahabat di hari ulang tahunnya. Dia terjebak dalam permainan yang ia buat sendiri.

Tangan kanannya terkepal, aliran listrik dari kekuatan chakranya mulainya terkumpul. Melihat Sasuke mulai bersiap. Kumpulan pusaran chakra muncul dari tangan kanan terbalut perban putih milik sang Nanadaime Hokage.

"CHIDORI!!!!"

"RASENGAAANNNN"

Dua jurus mematikan itu siap beradu. Naruto dan Sasuke akan kembali bertarung.  Sasuke bahkan sudah tidak peduli untuk jika ia harus kehilangan semua tangannya sekarang. Ini tentang Sakura-nya.

Dan Naruto, ia merasa perlu menyadarkan kembali sahabat ravennya yang dia anggap tidak menerima kenyataan.

Grebbb

Pergerakan kedua Ninja terhebat itu terhenti dengan sebuah pelukan yang melingkar di pinggang mereka.

Sasuke sadar siapa yang sedang memeluknya itu. Sakura. Istrinya, kembali memeluknya dari belakang seperti saat ia akan pergi dari desa. Onixnya terpejam. Begitu pula dengan jurusnya yang menghilang. Air mata mengalir dari sudut matanya yang terpejam. Ia tersenyum simpul.

Sementara sang Nanadaime melihat sendiri bagaimana orang yang dianggapnya istri sedang memeluk sahabatnya. Dan tangan yang melingkar di pinggang bidangnya...? Ia mengalihkan pandangnya ke samping setelah jurus ciptaan sang ayah telah ia hilangkan.

"Hi..hi... na..ta.." Ia terbata menyebutkan nama seseorang yang tengah memeluknya.

Ada ikatan yang terjalin dalam benaknya, batinnya terasa hangat saat ia bersentuhan dengan sang tuan puteri byakugan. Mungkin wajahnya sempat memanas saat berhadapan sang pemilik byakogou tapi, perasaan hangat yang ia rasakan sekarang tak ia dapatkan saat bersama orang yang menurut teman-temannya adalah istrinya.

Naruto masih memandang wanita yang telah melahirkan penerus untuknya yang kini tengah memeluknya dengan sangat ketakutan, tangannya beralih membawa Hinata kedalam dekapannya. Seperti Sasuke yang kini juga tengah memeluk sang pemilik helaian permen kapas.

Hinata menangis tanpa suara dalam dekapan suaminya. Ia mengalirkan air mata yang membasahi jubah kebesaran Naruto.

Naruto dan Sasuke, terhanyut dalam pelukan bersama istri mereka masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naruto dan Sasuke, terhanyut dalam pelukan bersama istri mereka masing-masing.

'Permainan ini harus segera di akhiri.' Batin Sasuke.

'Kenapa, kenapa aku masih merasa bahwa Hinatalah istriku...' Batin Naruto.

Hingga sebuah suara berwibawa, memecah keheningan yang tercipta di ruangan porak poranda itu.

"Naruto, Sasuke, apa yang kalian lakukan? Memalukan, memeluk istri orang lain, apalagi kau Naruto, kau panutan dan pemimpin di desa ini."

Safir dan Onix itu kini tertuju, pada pria bermasker yang kini tengah berdiri diambang pintu kamar yang telah jebol akibat terjangan Sasuke.

Hatake Kakashi, sang Rokudaime Hokage, kini tengah berdiri, sambil melipat kedua tangannya. Di sisi kiri dan kanannya juga berdiri salinan sang Nanadaime Hokage dan Versi wanita dari sang pemilik Mangekyo Sharingan.

つづく
Tsudzuku

Chapter depan direncanakan menjadi chapter terakhir. Maaf akhir-akhir ini vacum di dunia perfiksian, karena sedang hobi olahraga sekarang 😊😊😊😊

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang